PENGERTIAN FRASA DAN JENIS - JENISNYA
1. Pengertian Frasa
Frasa adalah kelompok kata yang tidak predikatif, yaitu tidak berunsur subjek dan predikat. Dengan kata lain, sebuah frasa tidak boleh melebihi batas satu fungsi kalimat.
a. Frasa Setara
Frasa setara adalah frasa yang kedua unsurnya sama derajatnya, sama kedudukannya. Dalam frasa ini tidak dikenal pola DM/MD (diterangkan-menerangkan)
Contoh: anak istrinya masih berada di Solo.
Dalam kalimat tersebut, terdapat satu frasa setara (anak istrinya).
b. Frasa Bertingkat
Frasa bertingkat adalah frasa yang kedua unsurnnya tidak sama derajatnya; ada unsur inti (D) dan ada unsur bukan inti (M). Frasa ini berpola DM, MD, dan MDM.
Contoh: meja gambar, calon mahasiswa, rumah presiden, sepasang sepatu olahraga, akan disekolahkan, beberapa contoh.
c. Frasa Idiomatis
Bila dalam sebuah frasa makna kata-kata yang membentuknya masih dapat diketahui secara leksikal (denotasi), frasa tersebut dinamakan frasa nonidiomatis, seperti, meja gambar, anak gubernur, agak gemuk. Akan tetapi, bila makna kata-kata yang membentuk sebuah frasa telah kehilangan makna leksikalnya, yang muncul makna kiasan, frasa tersebut dinamakan frasa idiomatis.
Contoh:
Naik darah = marah
Meja hijau = pengadilan
Kopi pahit = omelan
d. Frasa Atributif Berimbuhan
Frasa atributif berimbuhan adalah frasa yang atributnya atau M-nya merupakan kata berimbuhan. Frasa ini dapat ditemukan pada frasa berpola DM ataupun MD walaupun biasanya pada frasa berpola DM.
Contoh:
Rumah peristirahatan
Rapat tertutup
2. Kalimat Inti dan Kalimat Luas
a. Kalimat Inti
Kalimat inti adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti kalimat (inti S dan inti P). Selengkapnya, kalimat inti memiliki ciri:
1) Terdiri atas dua kata
2) Susunan normal (S-P)
3) Intonasi normal (berita)
4) Kalimat positif
Contoh: - kami berdiskusi
- Rakyat kelaparan
b. Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang salah satu atau semua unsurnya sudah diperluas.
Contoh: - kami berdiskusi tentang tawuran antarpelajar
- Tuti menangisi kematian adik kesayangannya
3. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif menyangkut beberapa hal:
a. Verba yang menjadi predikat
b. Subjek dan objek
c. Bentuk verba yang dipakai
Dari ciri tersebut terlihat bahwa sebuah kalimat dikatakan aktif atau pasif harus berpredikat kata kerja (verba)
a. Kalimat aktif
Kalimat aktif memiliki ciri:
- Subjek melakukan kegiatan atau pekerjaan
- Berpredikat berimbuhan me(N)-, me(N)-i, me(N)-kan, memper-(-kan/i), ber-, ber-an, ber-kan, atau tidak berimbuhan.
Contoh:
1) Mereka membuat alat-alat pratikum
2) Hani menangis di kamar
3) Kami berteduh di sebuah warung
4) Ia pergi ke rumah kakaknya
Kalimat aktif dibagi atas kalimat aktif transitif (predikat diikuti objek) dan aktif intransitif (predikat tidak diikuti objek). Kalimat aktif transitif juga meliputi kalimat aktif ekatransitif (predikat diikuti satu objek) dan kalimat dwitransitif (predikatnya diikuti objek dan pelengkap).
Contoh kalimat ekatransitif:
1) Pemerintah akan menaikkan harga BBM
2) Hanafi telah menyelesaikan tugasnya
Contoh kalimat dwitransitif:
1) Karno membelikan pacarnya telepon seluler
2) Ruskandar mencarikan saya pekerjaan
b. Kalimat pasif
Kalimat pasif memiliki ciri:
- Subjek dikenai perbuatan atau mengalami sesuatu
- Predikat ditambahi imbuhan di-, di-i, di-kan, diper-(-kan/i), ter-, ter-i, ter-kan, ke-an, atau tidak berimbuhan.
Contoh:
1) Andi dipanggil ayahnya
2) Koran itu diletakkan adik di atas kursi
3) Tugas itu akan saya selesaikan hari ini
Dalam bahasa Indonesia, adakalanya kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif, tetapi ada pula yang tidak dapat dipasifkan (antipasif). Sebuah kalimat dapat dipasifkan bila kalimat aktifnya berobjek (aktif transitif).
Kaidah umum untuk memasifkan kalimat aktif dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Pertukaran subjek dan objek
b. Ganti prefiks me(N)- dengan di- ada predikat bila subjek kalimat aktif orang ketiga
c. Tanggalkan prefiks me(N)- sebagai predikat bila subjek kalimat aktif orng kesatu atau kedua.
Contoh:
1) Andi memebeli satu unit mobil (aktif)
Satu unit mobil dibeli (oleh) Andi (pasif)
2) Saya sudah membersikan meja itu (aktif)
Meja itu sudah saya bersihkan (pasif)
Meja itu sudah dibersihkan oleh saya (pasif yang salah).
Frasa adalah kelompok kata yang tidak predikatif, yaitu tidak berunsur subjek dan predikat. Dengan kata lain, sebuah frasa tidak boleh melebihi batas satu fungsi kalimat.
a. Frasa Setara
Frasa setara adalah frasa yang kedua unsurnya sama derajatnya, sama kedudukannya. Dalam frasa ini tidak dikenal pola DM/MD (diterangkan-menerangkan)
Contoh: anak istrinya masih berada di Solo.
Dalam kalimat tersebut, terdapat satu frasa setara (anak istrinya).
b. Frasa Bertingkat
Frasa bertingkat adalah frasa yang kedua unsurnnya tidak sama derajatnya; ada unsur inti (D) dan ada unsur bukan inti (M). Frasa ini berpola DM, MD, dan MDM.
Contoh: meja gambar, calon mahasiswa, rumah presiden, sepasang sepatu olahraga, akan disekolahkan, beberapa contoh.
c. Frasa Idiomatis
Bila dalam sebuah frasa makna kata-kata yang membentuknya masih dapat diketahui secara leksikal (denotasi), frasa tersebut dinamakan frasa nonidiomatis, seperti, meja gambar, anak gubernur, agak gemuk. Akan tetapi, bila makna kata-kata yang membentuk sebuah frasa telah kehilangan makna leksikalnya, yang muncul makna kiasan, frasa tersebut dinamakan frasa idiomatis.
Contoh:
Naik darah = marah
Meja hijau = pengadilan
Kopi pahit = omelan
d. Frasa Atributif Berimbuhan
Frasa atributif berimbuhan adalah frasa yang atributnya atau M-nya merupakan kata berimbuhan. Frasa ini dapat ditemukan pada frasa berpola DM ataupun MD walaupun biasanya pada frasa berpola DM.
Contoh:
Rumah peristirahatan
Rapat tertutup
2. Kalimat Inti dan Kalimat Luas
a. Kalimat Inti
Kalimat inti adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti kalimat (inti S dan inti P). Selengkapnya, kalimat inti memiliki ciri:
1) Terdiri atas dua kata
2) Susunan normal (S-P)
3) Intonasi normal (berita)
4) Kalimat positif
Contoh: - kami berdiskusi
- Rakyat kelaparan
b. Kalimat luas
Kalimat luas adalah kalimat inti yang salah satu atau semua unsurnya sudah diperluas.
Contoh: - kami berdiskusi tentang tawuran antarpelajar
- Tuti menangisi kematian adik kesayangannya
3. Kalimat Aktif dan Kalimat Pasif
Pengertian aktif dan pasif menyangkut beberapa hal:
a. Verba yang menjadi predikat
b. Subjek dan objek
c. Bentuk verba yang dipakai
Dari ciri tersebut terlihat bahwa sebuah kalimat dikatakan aktif atau pasif harus berpredikat kata kerja (verba)
a. Kalimat aktif
Kalimat aktif memiliki ciri:
- Subjek melakukan kegiatan atau pekerjaan
- Berpredikat berimbuhan me(N)-, me(N)-i, me(N)-kan, memper-(-kan/i), ber-, ber-an, ber-kan, atau tidak berimbuhan.
Contoh:
1) Mereka membuat alat-alat pratikum
2) Hani menangis di kamar
3) Kami berteduh di sebuah warung
4) Ia pergi ke rumah kakaknya
Kalimat aktif dibagi atas kalimat aktif transitif (predikat diikuti objek) dan aktif intransitif (predikat tidak diikuti objek). Kalimat aktif transitif juga meliputi kalimat aktif ekatransitif (predikat diikuti satu objek) dan kalimat dwitransitif (predikatnya diikuti objek dan pelengkap).
Contoh kalimat ekatransitif:
1) Pemerintah akan menaikkan harga BBM
2) Hanafi telah menyelesaikan tugasnya
Contoh kalimat dwitransitif:
1) Karno membelikan pacarnya telepon seluler
2) Ruskandar mencarikan saya pekerjaan
b. Kalimat pasif
Kalimat pasif memiliki ciri:
- Subjek dikenai perbuatan atau mengalami sesuatu
- Predikat ditambahi imbuhan di-, di-i, di-kan, diper-(-kan/i), ter-, ter-i, ter-kan, ke-an, atau tidak berimbuhan.
Contoh:
1) Andi dipanggil ayahnya
2) Koran itu diletakkan adik di atas kursi
3) Tugas itu akan saya selesaikan hari ini
Dalam bahasa Indonesia, adakalanya kalimat aktif dapat diubah menjadi kalimat pasif, tetapi ada pula yang tidak dapat dipasifkan (antipasif). Sebuah kalimat dapat dipasifkan bila kalimat aktifnya berobjek (aktif transitif).
Kaidah umum untuk memasifkan kalimat aktif dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Pertukaran subjek dan objek
b. Ganti prefiks me(N)- dengan di- ada predikat bila subjek kalimat aktif orang ketiga
c. Tanggalkan prefiks me(N)- sebagai predikat bila subjek kalimat aktif orng kesatu atau kedua.
Contoh:
1) Andi memebeli satu unit mobil (aktif)
Satu unit mobil dibeli (oleh) Andi (pasif)
2) Saya sudah membersikan meja itu (aktif)
Meja itu sudah saya bersihkan (pasif)
Meja itu sudah dibersihkan oleh saya (pasif yang salah).
Post a Comment for "PENGERTIAN FRASA DAN JENIS - JENISNYA"