MENGENAL BENTUK ULANG
Bentuk ulang dalam kajian bahasa termasuk bidang
morfologi, yakni bidang bahasa yang mempelajari pola pembentukan kata dan
jenis-jenis kata. Ini artinya bentuk ulang termasuk bidang gramatikal.
Bentuk ulang (alih-alih disebut kata ulang) tidak lepas
dari konsep morfem (unsur pembentuk kata) dan kata. Karena itu, bila kita
berbicara tentang kata ulang, kita harus mengetahui bentuk dasarnya (lingga),
yaitu unsur yang menjadi tumpuan atau dasar pembentukan kata ulang. Misalnya,
bentuk ulang; berlari-larian dibentuk
dari bentuk dasar berlarian; rumah-rumah dari
bentuk dasar rumah.
Karena bentuk ulang termasuk bidang garamatikal, makna
yang ditimbulkan bentuk ulang pun makna gramatikal, seperti, banyak, aneka, saling, atau intensitas.
1.
Macam –Macam Bentuk Ulang
Dilihat dari bentuk dan pembentukannya, kata ulang terdiri atas
berikut:
a.
Kata Ulang Dwilingga
Kata ulang dwilingga disebut juga kata ulang murni atau utuh
dibentuk dengan mengulang bentuk dasar secara utuh. Unsur yang diulang itu
dapat berupa kata dasar atau imbuhan.
Contoh: rumah-rumah, bangun-bangunan, peraturan-peraturan
b.
Kata Ulang Dwilingga Berubah Bunyi
Kata ulang ini dibentuk dengan mengulang seluruh bentuk
dasar, tetapi terjadi perubahan bunyi pada satu atau beberapa fonem (konsonan
atau vokal).
Contoh: sayur-sayur
> sayur-mayur
Gerak-gerak
> gerak-gerik
Tegap-tegap
> tegap-begap
c.
Kata Ulang Dwipurwa
Dalam bentuk ini pengulangan dilakukan atas bentuk suku pertama
sebuah kata dengan pelemahan vokal suku pertama yang diulang itu.
Contoh: tamu
> tatamu > tetamu
Pohon >
popohon > pepohon
Laki >
lalaki > lelaki
d.
Kata Ulang Berimbuhan
Kata ulang ini dibentuk dengan cara satu diantara atau kedua
bentuk dasar mendapat imbuhan.
Contoh: bermain-main, tarik-menarik,
berpeluk-pelukan, tali-temali.
e.
Kata Ulang Semu
Ada beberapa kata yang sepintas seperti
kata ulang, seperti, biri-biri,
kupu-kupu, laba-laba. Padahal kalau kita merujuk pada aturan kata ulang
seperti disebut diatas, kita tidak mengenal bentuk biri, kupu, atau laba (kecuali
dalam arti yang lain). Kata-kata tadi dapat digunakan dalam berbahasa dan
memiliki arti setelah mengalami pengulangan.
Contoh: kura-kura, rama-rama, anai-anai gado-gado,
alang-alang.
2.
Arti Kata Ulang
Pengulangan atau
reduplikasi dapat menimbulkan beberapa arti, diantaranya:
a.
Bermakna menyerupai;
(orang-orangan, mobil-mobilan)
b.
Bermakna agak;
(kekuning-kuningan, kebiru-biruan)
c.
Bermakna saling;
(tolong-menolong, bersalam-salaman)
d.
Intensitas
(penekanan); (kuat-kuat, buah-buahan)
e.
Bermakna serba;
(putih-putih, hijau-hijau)\
3.
Pemakaian Kata Ulang
Dalam bahasa Indonesia baku terdapat
satu ciri, yakni kehematan. Karena itu, kalimat, “mereka saling tolong-menolong
merapikan rumah mereka yang baru saja terkena banjir” tidak digolongkan dalam
kalimat baku, karena terdapat kata yang mubazir. Dengan kata laina, bentuk
ulang tidak dapat digunakan sekaligus artinya dalam satu kalimat.
Post a Comment for "MENGENAL BENTUK ULANG"