Kembali Bersekolah Di Sekolah
Kembali Bersekolah disekolah
Hmm... Setelah sekian lama. Pandemi menyerang dunia ini, dengan kejadian yang tak terduga lainnya silih berganti. Sudah tak lama lagi, corona berumur 1 tahun. Ucapan apa yah yang bagus diungkapkan kepadanya, karena berbagai ucapan dengan ekspresi yang berbeda beda sudah ada ketika ia pertama kali ditemukan.
Dengan kehadirannya, dapat mengubah berbagai hal. Baik itu mengubah perspektif berfikir kita dan mengasah berbagai skill yang tak pernah kita coba sebelumnya. Entah, keadaan bimbang ini masih terasa. Tapi, kita juga harus sadar bahwa setiap kejadian, pasti tak lepas dengan positif dan negatifnya. Tergantung ia cenderung pada yang baik atau yang buruk.
Nah, pandemi ini juga mengakibatkan sekolah dan berbagai instansi lainnya ikut terlibat didalamnya. Ketika awal bersekolah dari rumah, ada yang merasa sangat bahagia dan tentu bahagia.
Ternyata, tidak begitu saja. Pandemi akhirnya terus berlanjut hingga terus menyebarkan virusnya. Yang terjadi apa ?? Yah... Sekolah pun tetap dirumah. Yang awalnya sangat bahagia, akhirnya ada yang merasa kehilangan dan rindu akan sesuatu yang biasa dilakukan di sekolah.
Terus kepada siapa kita mau mengadu? Tuhan?? Medsos?? Nah, mungkin kebanyakan medsos. Belum semenit setelah uploade status galau, eh uploade seperti nggak makan seminggu aja (SPAM).
Apa itu salah?? Mau dibilang salah, eh nggak juga sih, Karena itu hak masing-masing. Namun, belum tentu masalah kita bisa langsung diselesaikan dengan curhat begitu. Dalih dalih orang nganggap kita lebay, alay, kurang kerjaan, apa sih luu... Karena, kita mengaduh kepada orang yang juga bermasalah.
Haaa?? Ya.. Kita kan manusia, yang namanya manusia tempatnya kesalahan dan penuh dengan masalah. Jadi, wajar aja orang risih melihat semacam itu. Terus harus apa ?? Yah, wajar sih manusia butuh tempat sandaran, menyandarkan berbagai persoalannya. Nah, disinilah pentingnya mencari sandaran yang tepat.
Jika sandaran yang kita pilih itu tidak tepat, tentu bukan menyelesaikan masalah, namun paling menambah beban pikiran. Perumpamaan seperti, Si Adam pergi ke kuburan untuk menyelesaikan masalahnya dan Si Elsa pergi menyelesaikan masalahnya ke tuhannya, kira-kira siapa yang benar??
Yah, tentu Si Elsa. Kenapa ? Karena si Elsa mencari penyelesai masalahnya kepada sang penciptanya, sedangkan Si Adam pergi ke kuburan, bagaimana mungkin orang yang sudah mati atau benda mati dapat menyelesaikan masalahnya. Tugas kita selanjutnya, tinggal mencari tuhan mana yang benar !!
Setelah kita mengetahui pencipta yang benar, sisa kamu berharap kepadanya. Teruslah berharap kepadanya, karena ia pasti akan mengabulkan doamu, entah didunia atau diakhirat nanti. Percuma kita berharap, tapi melupakan tugas ini.
Tugasnya adalah memperbaiki diri kepadanya, baik dari segi ibadah dan akidah. Bagaimana ia mau mengabulkan doamu, sedangkan kamu hanya berharap tanpa berusaha mendekat kepadanya.
Eh, eh... Kembali pada persoalan utama. Sekolah dirumah yang awalnya ada yang merasa bahagia dan sedih, kalau saya pribadi sih.. Sangat bahagia, haha.
Karena, kribadian saya memang cenderung tertutup (introvert), lebih suka dengan keadaan sunyi walau sesekali harus keluar dari itu dan banyak kegiatan yang dapat saya lakukan dengan kesendirian itu, salah satunya seperti yang sedang kulakukan sekarang (menulis).
Seiring berjalannya waktu, 6 bulan berturut turut kita berada dirumah. Orang yang awalnya tidak suka sekolah dirumah, akhirnya bisa menerima. Bahkan, sangat suka berada dirumah ketimbang disekolah. Mungkin ini terjadi karena faktor kebiasaan, dia sudah terbiasa berada di lingkungan tersebut.
Pada akhirnya, beberapa bulan lagi kami akan tatap muka di sekolah (belajar lagi disekolah). Yah, belajar... Haha, pikiran terasa kacau karna pelajaran yang kurang masuk, alias tidak ngerti.
Belum lagi suasana yang tidak seperti biasa, jika belajar dirumah. Bisa menikmati makanan kapan saja, rebahan, di kamar mandi, dan lain sebagainya. Intinya, kita kembali ke sistem yang disiplin dan terkesan kaku.
Mungkin kita hanya perlu membiasakan diri kembali untuk berada di lingkungan sekolah. Karena pada hakikatnya, kita tidak suka yang namanya perubahan apalagi kegiatan yang sering dilakukan.
Wah, itu rasanya sangat sulit. Huuu... (menghela nafas) perbedaan belajar disekolah dan online dirumah sangat darastis, nilai ulangan yang meningkat saat dirumah tak bisa dibayangkan disekolah, wkwk.
Untuk saat ini saya hanya bisa mengungkapkan sedikit curahan hati anak sekolahan dimasa pandemi, mungkin tidak semua yah merasakan demikian, karena itu kembali lagi pada pribadi masing-masing. Tetap semangat dan tingkatkan harapan kepada sang pencipta.
~ Selamat besekolah teman onlineku :)
Post a Comment for "Kembali Bersekolah Di Sekolah"