Pengalaman dan Caraku Mengatasi Kecanduan game online
Wets, kali ini saya akan sedikit berbagi pengalaman tentang bagaimana caraku berhenti bermain game. Agak seru nih pembahasannya, mari saksama menyimak tentangku, tapi ini bisa menjadi pelajaran dan kalian bisa mengikutinya.
Game adalah suatu permainan yang bisa dimainkan sendiri atau bersama orang lain (mabar). Mungkin, kita biasa ngegame untuk mengisi waktu luang atau sebagai hiburan hiburan. Game bisa dimainkan oleh semua kalangan usia, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan langsia. Yang penting mereka sudah mampu dan mengenalnya.
Bagiku game adalah salah satu cara untuk menghilangkan keresahan atau ajang mencapai kepuasan (reward). Bahkan, saya bisa menghabiskan uang untuk top up game yang saya sukai, agar bisa pamer dan makin semangat mainnya, :'
Satu hal yang saya sangat syukuri sampai sekarang, bahwa saya sempat merasakan masa luang, tanpa bermain HP, Namun, permainan yang kebanyakan menguras tenaga, seperti bermain layang-layang, kelereng, kartu, karet, menjelajah di hutan, bahkan main batu (wkwk).
Seiring berkembangnya zaman, teknologipun makin menjadi jadi, dulunya hanya bisa menelfon dan SMS, kini sudah bisa dengan Video.
Wah, emang itu hal yang luar biasa dan sangat bagus. Namun, disisi itu juga tentu memiliki dampak besar dan mengurangi intraksi kita dengan yang lain.
Rasanya, ketika dulu bisa bermain diluar bersama teman-teman hingga larut malam. Entah ini sesuatu yang sulit dijelaskan, bukan lebay.. Tapi, yah seenak itu menurutku. Saat ini, entah permainan modern apalagi tradisional.. Perlahan mulai menghilang.
Sulit sekali saya temukan, dimana ada anak kecil yang bermain offline bersama temannya ketika ia sudah mengenal HP, ada sih tapi jarang. Palingan main gamenya dirumah masing-masing. Ditambah lagi, situasi yang kini seluruh dunia hadapi, yaitu wabah virus corona.
Kenapa saya bermain game online?
Mungkin sebelumnya sudah saya singgung sedikit alasannya. Namun, sebenarnya ada alasan yang lebih spesifik. Game online itu sangat seru, yah itu pasti.
Semua pasti ada alasan dimana kita melakukan sesuatu, alasan saya bermain game selain sebagai hiburan adalah untuk mencapai reward sebanyak banyaknya dan mengisi waktu luang.
Kenapa saya berhenti ngegame?
Kata-kata waktu luang inilah yang sering diabaikan oleh seseorang. Yang dimana waktu luang itu sebenarnya bisa kita gunakan untuk hal yang lebih produktif, malah banyak dihabiskan dengan menatap layar HP sambil rebahan.
Bukannya bermanfaat bagi sekitar, namun hanya menjadi beban... Apalagi beban keluarga, haha pasti sakit kan. Waktu adalah uang.. Ohh, Noo itu tak berlaku bagiku.
Waktu adalah ibadah. Yah, karena aku muslim yang tujuan diciptakan kita untuk beribadah.
Ets, jangan salah. Ibadah bukan hanya perkara, sholat, puasa, zakat, haji, infak, atau ibadah ritual lainnya. Tapi, belajar juga adalah ibadah jika kita belajar dengan niat tulus karena Allah.
Bekerja juga ibadah jika pekerjaan kita bukan hanya ingin aspek dunia, tapi juga untuk mencapai ridho Allah dan berbagai aspek kebaikan lainnya yang intinya niatkan lillahi taala.
Dunia kita kejar, yah mungkin dapat sih. Tapi, akhiratnya bagaimana? Belum tentu. Jika sebaliknya, aspek akhirat kita dapat pasti dunia juga ngikut.
Kak, udahlah jangan bahas-bahas agama, lanjut lagi topiknya.. Haha.
Nggak boleh gitu lah, kita kan punya pencipta yang memiliki aturan dan harus diikuti. Jangan sampai kita hanya, menjadikan agama sebagai identitas belaka.
Nah, itulah salah satu alasan ku untuk berhenti ngegame, karena sadar intensitas diri harus bisa lebih bermanfaat terhadap sesama.
Nah lanjut, saya merasa bahwa game ini bisa merusak mataku. Karena, saya dulunya adalah bisa dibilang pecandu game, 5 waktu selalu absen.
Sehingga, terkadang mata saya agak sakit dan berair. Tapi, tetap walau saya sadar akan hal itu, saya tetap gasskann.
Selanjutnya, merasa kurang produktif. Yah, dimana kerjanya makan, tidur, ngegame (berulang). Yah, bantu ortu pasti, namun jika diluar dari perkara itu, yah gaskan mabar.
Ini juga salah satu masalah yang ditimbulkan dari game, yaitu candu. Candu dapat timbul ketika kita keseringan melakukan hal yang sama, apalagi hal yang membuat perasaan kita senang. Kecanduan game ini membuat saya merasakan tidak nyaman, tapi mau terus. hmm..
Karena usia yang makin hari makin tua, maka mulailah saya untuk selalu berfikir dewasa. Apa sih yang saya cari dari game? Bagaimana cara dapat uang (hmm, kalau gamers.. Yah tidak tertarik), dan pertanyaan mendasar lainnya.
Kita berfikir untuk sukses diusia muda, eh caranya gimana toh? Kerjanya kita cuman rebahan menikmati pertempuran dengan musuh.
Emang benar bahwa sukses bukanlah perkara kita pintar atau bodoh dalam pelajaran, namun perkara kerja keras, pintar melihat peluang, mengembangkannya, lalu konsisten atas hal tersebut.
Masih banyak sih, dampak yang saya rasakan kenapa saya berhenti main game. Artizen: "Alahhh, nggak adil nih, berasa game hanya dampak buruknya saja" nggak gitu juga bro, game juga banyak positifnya, tapi kan pembahasannya kenapa aku berhenti nge game..wkwk.
Baca Juga:
7 Alasan kita wajib berprilaku rendah hati
Pengalaman dan Cara Mengatasi kecanduan game online
Oke aku mau cerita. Dulu, masa-masa kecilku, masih banyak dihiasi dengan beragam hal bermanfaat, permainannya pun beragam. Suatu waktu, masuklah Playstation dan dibukalah warnet. Yah, awalnya belum rame, hingga dimana ia mulai terkenal.
Kelas 2 SD kalau nggak salah, saya mulai ikut ikutan bermain di warnet, waktu itu per jam 3 ribu. Rasanya memang ada sensasi tersendiri, dimana kita bisa melawan musuh dengan berbagai jurus. Game yang saya senangi kalah itu adalah GTA dan Mortal Combat dengan berbagai fatalitinya.
Saking senangnya saya bermain di warnet, saya membeli kunci-kunci GTA atau ngecheting. Kalau pulang dari sekolah atau hari libur, pasti berada di tempat itu. Hingga, saya pernah dimarai karena keseringan kesana.
Saya mulai mengurangi bermain di warnet, selain menghabiskan uang, juga ada musim jangkrik. Saat itu, banyak waktu yang dihabiskan di sawah untuk mencari jangkrik dan memeliharanya, alhasil game tersebut teralihkan.
Cerita berlanjut di kelas 1 SMP yang dimana saat itu lagi dibelikan HP baru. Yang niat awalnya dipake belajar, eh banyak godaan untuk bermain game.
Game COC yang lagi ngtrend saat itu, siapa yang tak tergoda dong, melihat mereka sibuk dengan HP masing-masing. Banyak waktu yang terkuras untuk membangun sebuah base. Bahkan, tiap malam kumenjadi kalelawar. Beruntungnya disini, saya masih lebih rajin belajar.
Cerita yang lebih intens ketika masuk Sekolah Menengah Atas, karena saya sadar setelah 3 tahun bersekolah, yang hanya digunakan adalah nilai UN untuk mendaftar ke SMA. Tapi, saya tidak menggunakan itu semua, sehingga berfikiran bahwa sekolah nggak guna.
Prestasi yang diraih pada saat SMP, nggak menular ke SMA. Pada saat SMA, kurang serius dalam belajar, lebih banyak main-mainnya.
Bahkan, saat itu sedang Ujian Semester kami malah sibuk mabar game online. Itu adalah kejadian kelas 2, sehingga nilai yang awalnya tinggi, jadi turun darastis.
Hingga akhirnyaa, saya menyadari tentang bagaimana kehidupan online. Game akan selalu menuntut untuk kita bisa memainkannya, sebenarnya ini hanya perkara marketing.
Bukan hanya game, baik itu instagram, whatsapp, facebook, gmail, dll.. Berusaha menarik perhatian kita dan terus untuk menggunakannya.
Yah, seperti salah satu film Dokumenter "The Soccial Dilema" yang bercerita tentang dampak sosial media. Dimana para ahli yang membuat facebook, youtube, atau aplikasi lainnya. Mereka menjelaskan tentang algoritma yang bertujuan untuk merayu kita agar selalu menggunakannya.
Misal, fitur scrool instagram.. Yang membuat kita candu tentang berita terbaru, sehingga kita akan merasa butuh itu terus dan sulit melupakannya.
Hal yang saya lakukan untuk berhenti ngegame adalah memperbanyak aktivitas nyata, dengan bersosialisasi bersama keluarga atau berolaraga. Juga, seringkali karena kesibukan organisasi, sehingga melupakan waktu untuk bermain game.
Hal utama yang membuat saya berhenti ngegame adalah keinginan untuk sukses. Yah, saya sadar bahwa orang berproses untuk mencapai kesuksesan, terus apa yang saya lakukan saat ini.
Dulu, selain ngegame, kadang nulis blog. Yah, nulis adalah passionku, dan inilah yang saat ini saya geluti, dengan harapan suatu saat nanti bisa menjadi penulis hebat. Hingga, menyibukkan diri dengan nulis, dan merasa tidak butuh game lagi.
Mungkin sudah ada 2 tahun tidak terjun ke game, dan ketika teman ku bermain game dengan serunya. Akupun biasa-biasa saja melihat mereka, karena aku punya suatu kegemaran dan ini bisa jadi ladang penghasilan. Maka dari itu, banyak waktu yang kuhabiskan buat hal yang bermanfaat.
Awalnya mungkin sulit, bagi mereka yang sudah kecanduan. Tapi, ketika kita ingin membentuk kebiasaan baru. Hal yang harus kita lakukan adalah membiasakan hal yang baru pula.
Coba 68 hari berhenti, insyaAllah akan tidak kecanduan lagi. Yah, perlahan saja, namun terus ditingkatkan targetnya. Selain itu, cari pengganti kesenanganmu, usahakan bisa berpahala dan berpenghasilan... wkwkw :")
Sebagai penutup, bahwa game itu boleh-boleh saja, selama masih batas kewajaran. Tapi, jika sudah kelewatan, itu bermasalah namanya. Jadikan itu hanya sebagai hiburan sementara, lalu coba bergerak untuk mencari hal yang bisa lebih bermanfaat.
Jika ingin berhenti main game, tanamkan niat yang kuat dan konsisten atas niat itu. Semoga kita bisa menjadi orang yang senantiasa produktif dan menjadi yang terbaik buat sekitar.
Baca Juga:
Post a Comment for "Pengalaman dan Caraku Mengatasi Kecanduan game online"