Contoh Khutbah Idul Fitri 1442 Terbaru- Taat Sepenuh Hati
Kali ini admin, akan membagikan sebuah teks Khutbah Idul Fitri, Setelah tadi kita membahas tentang pidato Idul Fitri.. Semoga Khutbah Idul Fitri beriku, bisa menjadi salah satu referensi dalam berdakwah.
Baca Juga:
Contoh Teks Pidato Sambutan Sholat Idul Fitri Terbaru
Khutbah Idul Fitri, Taat Ilahi Sepenuh Hati
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
Khutbah 1
الله أكبر 3 x الله أكبر 3 x الله أكبر 3 xاللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ
وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ هُوَ اللهُ أَكْبَرُ. اللهُ أَكْبَرُ
وَ للهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُلِلّهِ الْعَزِيْزِ الْقَهَّارِ، نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَهْدِيْهِ، وَ نُؤْمِنُ بِهِ وَ نَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ وَ نَشْكُرُهُ وَ لاَ نَكْفُرُهُ
وَ نَخْلَعُ وَ نَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُهُ.
أَشْهَدَ أَنَّ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، اَلْمُتَوَحِّدُ فِيْ الْجَلاَلِ بَكَمَالِ الْجَلاَلِ تَعْظِيْمًا وَ تَقْدِيْرًا،
وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ، وَإِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ،
يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ
يَحْتَسِبُ، فَاتَّقُوْا اللهَ يَا عِبَادَ اللهِ.
Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Dia-lah Yang Maha
Besar. Dia-lah Yang Maha Perkasa. Dan Dia-lah Yang Maha Kuasa. Yang kekuasaan-Nya
tak tertandingi oleh manusia, siapa pun jua. Dialah Allah, penguasa sejati langit dan bumi.
Yang menghidupkan dan mematikan. Yang melapangkan dan menyempitkan makhluk di
alam ini. Allahu Akbar!
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan alam, Rasulullah
Muhammad SAW. Manusia paling mulia, yang membawa jalan kebenaran bagi kita manusia
akhir zaman. Bagaimana mengarungi kehidupan di dunia, tempat mampir sementara manusia.
Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah, meski masih dalam kondisi pandemi, kita telah berhasil melampui
Ramadhan sebulan lamanya. Seharusnya hari ini kita berbahagia. Berkumpul bersama
keluarga, orang tua, dan saudara. Menyambung tali silaturahmi. Tapi, wabah Corona yang tak
jelas rimbanya, menjadikan kita tak bisa ke mana-mana.
Kita hanya bisa menyapa orang tua, keluarga, dan saudara melalui telepon genggam. Sebagian hanya bisa berdoa. Sebagian lagi hanya bisa meneteskan air mata karena tak bisa lagi bertemu dengan mereka yang sudah pergi untuk selamanya.
Sungguh, hanya orang yang beriman yang bisa mengambil pelajaran. Betapa
lemahnya manusia. Hanya dengan makhluk Allah yang tidak kasat mata, virus Corona,
manusia sedunia tak berdaya. Lalu apa yang patut kita sombongkan? Lalu atas dasar apa
manusia berani lancang menolak, memusuhi, dan mengkriminalisasi syariah-Nya, Pencipta
alam raya? Lihatlah, kaum ‘Ad yang bersikap sombong dan menganggap tak ada yang lebih
kuat dari mereka seraya mengingkari ayat-ayat Allah Swt.
Mereka akhirnya dibinasakan dengan azab-Nya yang sangat dahsyat. Allah Swt berfirman:
فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً ۖ أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي
خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ ﴿١٥﴾ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِي
أَيَّامٍ نَحِسَاتٍ لِنُذِيقَهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَخْزَىٰ ۖ وَهُمْ لَا يُنْصَرُونَ
﴿١٦﴾
Maka adapun kaum ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa (mengindahkan)
kebenaran dan mereka berkata, “Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?”
Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka. Dia
lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka? Dan mereka telah mengingkari tanda-tanda
(kebesaran) Kami (QS Fushshilat [41]: 15-16).
خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً ۖ وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ ﴿١٥﴾ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِي
أَيَّامٍ نَحِسَاتٍ لِنُذِيقَهُمْ عَذَابَ الْخِزْيِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ الْآخِرَةِ أَخْزَىٰ ۖ وَهُمْ لَا يُنْصَرُونَ
﴿١٦﴾
Maka adapun kaum ‘Ad, mereka menyombongkan diri di bumi tanpa (mengindahkan)
kebenaran dan mereka berkata, “Siapakah yang lebih hebat kekuatannya dari kami?”
Tidakkah mereka memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan mereka. Dia
lebih hebat kekuatan-Nya dari mereka? Dan mereka telah mengingkari tanda-tanda
(kebesaran) Kami (QS Fushshilat [41]: 15-16).
Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Hari ini kita merayakan kemenangan. Atas kemampuan dan kemauan kita
mengalahkan hawa nafsu. Meninggalkan hal-hal yang sebenarnya dihalalkan di waktu siang.
Tak berani berbuka sebelum waktunya, karena merasa diawasi oleh Dzat Yang Maha
Mengawasi. Maka, hakikat Idul Fitri sebagaimana disampaikan Imam Ali radhiyallahu ‘anhu:
ليس العيد لمن لبس الجديد، وإنما العيد لمن أمن الوعيد # ليس العيد لمن لبس الجديد؛ إنما
العيد لمن طاعاته تزيد
ليس العيد لمن تجمل باللباس والركوب؛ إنما العيد لمن غُفرت له الذنوب. (لطائف المعارف
277)
Idul Fitri bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru, tapi hakikat Idul Fitri adalah bagi
orang yang aman dari ancaman (neraka).
Idul Fitri bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru, tapi hakikat Idul Fitri adalah bagi
orang ketaatannya bertambah.
Idul Fitri bukanlah bagi orang yang bagus pakaian dan kendaraannya, tapi hakikat Idul Fitri
adalah bagi orang yang diampuni dosa-dosanya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Manusia yang bebas dari ancaman neraka, ketaatannya bertambah, dan diampuni
dosa-dosanya, hanyalah bagi orang-orang yang bertakwa. Lebih dari itu, mereka pun
disediakan surga. Allah berfirman:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾
“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS Ali Imran:
133)
Dan sebagaimana kita ketahui bersama, puasa Ramadhan dapat melahirkan pribadi-
pribadi yang bertakwa. Allah Swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah: 183)
Kata “taqwa” berasal dari kata “waqâ”, yang berarti melindungi. Maknanya,
melindungi diri dari murka dan azab Allah SWT. Wujudnya dengan menjalankan perintah
Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang halal dilakukan. Yang haram
ditinggalkan. Dalam seluruh aspek kehidupan.
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari, saat menafsirkan QS al-Baqarah ayat 2, mengutip
sejumlah pernyataan tentang hakikat orang-orang bertakwa. Al-Hasan, misalnya,
menyatakan, “Orang-orang bertakwa adalah mereka yang takut terhadap perkara apa saja
yang Allah haramkan atas mereka dan melaksanakan apa saja kewajiban yang Allah titahkan
atas mereka.”
Dengan demikian, orang yang bertakwa tak ada rasa keberatan sedikit pun, terhadap aturan
Allah, dan keputusan Rasulullah SAW. Sebagaimana firman-Nya:
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا
قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴿٦٥﴾
“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau
(Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian
tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya” (QS An-Nisa: 65).
Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sebagai manusia yang baru lulus dari medan Ramadhan, tak layak jika kita
mengabaikan Al-Qur’an. Mencampakkannya. Membaca al-Quran adalah merupakan ibadah
yang diperintahkan dan mendapatkan pahala yang besar. Namun tak cukup hanya membaca
dan menghafalkannya. Al-Quran juga harus dipahami untuk diamalkan. Jangan sampai al-
Quran hanya dibaca dan dilombakan, tapi tak diamalkan dan tidak diterapkan.
Turunnya diperingati, tapi isinya tak diikuti. Disakralkan tapi hukum-hukumnya ditelantarkan. Fisiknya
dijaga dari pemalsuan, tapi kandungannya tak dijaga dari penyimpangan. Diklaim sebagai
pedoman, tapi faktanya ditolak untuk dijadikan sebagai sumber hukum yang mengatur
kehidupan manusia.
dijaga dari pemalsuan, tapi kandungannya tak dijaga dari penyimpangan. Diklaim sebagai
pedoman, tapi faktanya ditolak untuk dijadikan sebagai sumber hukum yang mengatur
kehidupan manusia.
Yang menyedihkan, Al-Qur’an yang mulia dianggap oleh negara sebagai
hukum negatif yang harus diabaikan. Ironisnya, yang dianggap sebagai hukum positif adalah
hukum buatan manusia dan tinggalan negara kafir penjajah.
hukum negatif yang harus diabaikan. Ironisnya, yang dianggap sebagai hukum positif adalah
hukum buatan manusia dan tinggalan negara kafir penjajah.
Maka berhati-hatilah! Seperti yang dikatakan oleh Anas bin Malik yang ditulis oleh
Imam al-Ghazali dalam kitab Al-Mursyidul Amin, hal 65:
رُبَّ قَارِئٍ لِلْقُرْآنِ وَاْلقُرْآنُ يَلْعَنُهُ
Banyak orang yang membaca Al-Qur’an tetapi Al-Qur’an sendiri justru melaknatnya.
Mengapa? Karena mereka mencampakkan Al-Qur’an. Terlebih mereka adalah para
penguasa yang diberi kesempatan untuk melaksanakan seluruh isi Al-Qur’an karena punya
kekuasaan.
Allahu Akbar (3x) wa liLlahi al-hamd
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Tanpa berpegang teguh pada Al-Qur’an, negara berantakan. Ini karena hawa nafsu
dikedepankan. Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dikebelakangkan. Jangan heran, jika
Islam malah dituduh sebagai sumber perpecahan. Ancaman persatuan. Dan inspirasi
radikalisme dan ekstremisme.
Inilah kezaliman nyata di depan mata kita. Yang benar dianggap salah. Yang salah
dipuja-puja. Yang berkuasa bertindak seenaknya. Yang lemah diinjak-injak seperti sampah
tak berguna. Hilang kasih sayang. Yang muncul nafsu kekuasaan.
Padahal, Islam ya’lu wala yu’la alaih, tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi. Diturunkan oleh
Dzat Yang Maha Mulia. Melalui malaikat yang paling mulia, Jibril alaihissalam. Kepada
manusia paling mulia, Rasulullah Muhammad SAW. Bagaimana mungkin Islam
menyebabkan kerusakan? Kehancuran? Keterbelakangan?
Justru dengan Islam, umat Islam akan menjadi umat terbaik, khairu ummah. Islam
dengan sistemnya, khilafah, akan mengangkat derajat manusia dari kezaliman, keterpurukan,
keterbelakangan, ketertindasan menuju peradaban agung yang diridhai Allah SWT.
Maka, Idul Fitri ini harus menjadi momentum kita semua untuk berubah. Menjadi
manusia baru, laksana kupu-kupu yang indah memesona, yang baru melewati masa
kepompong selama Ramadhan. Taat kepada Allah dan Rasul-Nya secara totalitas, tanpa
batas.
A khirnya, mari bergandeng tangan, eratkan ukhuwah dan kesampingkan perbedaan
furu’iyyah. Perjuangkan syariah, dan tegakkan sistem hidup berdasarkan Al-Qur’an dan
Sunnah. Hidup mulia dengan Islam. Ingatlah seruan Allah:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ
“Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allâh dan seruan Rasul apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu.” (QS Al-Anfâl: 24)
Semoga Allah SWT menolong kita. Menerima puasa kita. Mengabulkan doa-doa kita.
Dan menempatkan kita semua di jannah-Nya. Aamiin
Baca Juga:
Khutbah ke-2
Allahu Akbar (7x) waliLlahi al-hamd
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita berdoa kepada Allah, dengan penuh kekhusyu’an.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Marilah kita berdoa kepada Allah, dengan penuh kekhusyu’an.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَهْلِ
بْيْتِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ، وَ خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ، وَ أَصْحَابِهِ الْكِرَامِ أَجْمَعِيْنَ، وَمَنْ سَارَ
عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا، وَالمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ، وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَالأَمْوَاتِ، وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْإِيْمَانِ، وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ آمَنُوا، رَبَّنَا إِنَّكَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ.
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, bila kami masih sering menurutkan hawa nafsu kami
dan melanggar aturanMu. Hanya kepadaMu kami berharap ampunan dan pertolongan.
Ya Allah, sungguh kami tak patut menjadi penghuni surgaMu, tapi kami takut siksa
nerakaMu. Yang kata Nabi siksa paling ringan ketika telapak kaki menyentuh api neraka,
mendidihlah ubun-ubunnya.
Ya Allah, jadikan kami hamba-hambaMu yang engkau cintai. Jadikan hati kami tunduk
kepadaMu dengan sepenuhnya. Jangan duakan hati kami untuk menyembahMu semata.
Ya Allah, selamatkan kami dari wabah ini. Selamatkan saudara-saudara kami di berbagai
negeri. Jadikan kami hamba-hambaMu yang sabar menghadapinya dan ridha terhadap
qadha’Mu.
Ya Allah, kuatkan iman kami. Kuatkan semangat kami untuk memperjuangkan tegaknya
agamaMu di muka bumi. Dan tolonglah kami, dengan pertolonganMu sebagaimana Engkau
menolong umat-umat terdahulu yang tunduk dan taat kepadaMU.
Ya Allah, hanya kepadaMu kami berharap. Tidak ada daya dan kekuatan selain atas
pertolonganMu.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً، وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً، يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ بَصِّرْنَا بِدِيْنِكَ، وَوَفِّقْنَا لِاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، وَأَعِذْنَا مِنَ الْفِتَنِ كُلِّهَا، مَا
ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ إِنَّكَ أَنْتَ السَمِيْعُ الْعَلِيْم .
اَلَّلهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَ أَصْلِحْ لَناَ دُنْيَانَا الَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا
آخِرَتَنَا الَّتِي إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ
كُلِّ شَرٍّ.
اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَنَا وَ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ،
وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ وَ قَتَلَ اْلمُؤْمِنِيْنَ، يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.
وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
الله أكبر 3 x و لله الحمد.
Wassalamualaikum wr wb.
Post a Comment for "Contoh Khutbah Idul Fitri 1442 Terbaru- Taat Sepenuh Hati"