Belajar Dari Sifat Iblis - Ustadz Felix Siauw
Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah subhanahuwata'ala, Begitu pun juga salawat dan salam, semoga senantiasa kita curah dan limpahkan hanya kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Manusia sempurna yang senantiasa kita tunggu-tunggu syafaatnya dan kita berharap semoga ketika kita berjumpa dengan beliau dalam keadaan beliau mengenal kita sebagai bagian daripada umatnya.
Maka kita memohon kepada Allah mudah-mudahan kita diistiqomahkan di dalam agama Islam, kita memohon kepada Allah bahwa kita tetap meridhoi Islam sebagai agama kita, dan kita memohon kepada Allah mudah-mudahan apapun kesalahan-kesalahan kita Allah ampuni.
Allah abaikan dan ketika kita menghadap kepada Allah SWT. Maka, Allah tidak melihat kecuali yang baik-baik daripada kita dan Allah ampuni seluruh kesalahan-kesalahan kita baik yang sadar ataupun yang tidak kita sadari.
Relasi Penyembahan Manusia Kepada Allah
Alhamdulillah, kita masih dibedah buku Beyond the Inspiration, eh kita sudah sampai pada bab yang ke-5 ya.. tentang 'As Allah Assign' Ini judulnya 'As Allah Assign'. Kita masih melanjutkan tentang apa yang dimaksud dengan relasi penyembahan manusia kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sebagaimana relasi antara hamba kepada tuannya.
Ketika kita bahas tentang penyembahan terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Maka kita membahas bahwa ini adalah sebuah relasi yang seperti kita sampaikan ketika kita mengakui Allah adalah Tuhan dan kita adalah bagian dari hambanya, maka tidak akan terjadi hubungan penyembahan kecuali dengan sebuah ketaatan.
Maka Islam itu berasal dari kata 'Aslama' yang secara literally bermakna tunduk, patuh, taat, ini adalah kata-kata Islam. Maka, seperti apa yang dimaksud dengan penyembahan itu? Kita juga sudah membahas bahwa ketaatan itu Allah gambarkan di dalam surat al-baqarah dalam satu Framework (kerangka kerja) yang sangat keren.
Yaitu Bagaimana Allah menyampaikan bahwa Allah ingin menjadikan seorang manusia, bukan seorang manusia menjadikan manusia sebagai khalifah di atas muka bumi, maka ini frameworknya. Jadi kalau misal kita ditanya, dalam framework apa sih sebenarnya? dalam gambaran besar apa sih sebenarnya ketaatan kita terhadap Allah SWT?
Maka ketaatan kita di dikerangkai dengan menjadi petugas Allah. Yaitu bagaimana caranya kita memanajeri bumi ini, yang telah diberikan oleh Allah dan ketika Allah memberikan kita sebuah tugas yang mulia menjadi khalifatul fil 'ardl, menjadi khalifah di atas muka bumi ini.
Maka Allah juga memberikan kita beberapa pelajaran di dalam surat al-baqarah yaitu tentang awal penciptaan manusia hingga turunnya ke dunia. Di surat al-baqarah ayat 30 sampai dengan ayat 38.
Yang pertama, kita mempelajari bahwa yang namanya ilmu itu hanyalah milik Allah, ketika Allah sampaikan "wa 'allama adamal-asmaa a kullahaa" (QS.2:31) berarti Allah menyebut bahwa ilmu itu cuma datang daripada Dia dan itu secara konsisten disebut di dalam Alquran berkali-kali.
Setiap kali Allah, Allah cantumkan kata ilmu, itu Allah senantiasa juga menegaskan bahwa itu pemberian dia, Jadi ilmu itu bukan sesuatu yang didapatkan oleh manusia tapi diberikan oleh Allah. Jadi, kalau misalnya ilmu itu sebenarnya adalah milik Allah yang diberikan.
Dan misalkan Allah tidak mau memberikan ya, berarti kita tidak bisa mendapatkannya karena ilmu itu hanya milik Allah. Ketika Allah kemudian mengajarkan kepada Adam ilmu-ilmu daripadaNya, ini juga membuktikan ada satu hal yang berbeda.
Antara manusia dengan malaikat yaitu adalah malaikat itu tidak bisa belajar dengan kata-kata. Ketika Malaikat disuruh untuk menyebutkan nama benda-benda mereka katakan subhaanaka laa 'ilma lana illaa maa 'allamtanaa, kami tidak mempunyai pengetahuan apapun kecuali telah yang diilhamkan kepada kami.
Maka malaikat mengakui bahwa mereka tidak punya kemampuan seperti Adam dan kita sudah tahu Adam diberikan kemampuan yang berbeda dengan makhluk-makhluk yang lain yaitu Dia memiliki akal diantara seluruh makhluk-makhluk Allah.
Hanya 2 yang beribadah kepada Allah secara secara Imani yaitu jin dan manusia 'Wa maa khalaqtul-jinna wal-insa illa liya'budun'. Kami tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah artinya jin dan manusia memiliki kesamaan yaitu akal.
Kemampuan untuk belajar yang malaikat ini tidak punya seperti manusia dan jin yaitu akal yang akhirnya bisa menentukan sebuah pilihan, kalau Malaikat nggak ada pilihan. Kalau malaikat disuruh A, ya melakukan A, Kalau Malaikat disuruh B ya melakukan B.
Tapi, manusia dia bisa pilih. Kalau seandainya dia pilih untuk melakukan, itulah namanya ketaatan. Kalau dia pilih untuk tidak melakukan Itulah namanya pembangkangan.
Maka ketika diawal-awal itu kita sudah dikasih tahu kenapa manusia yang dibebankan untuk menjadi pengurus bumi atau guardian of the earth atau Khalifah fil-Ardh, karena mereka punya sesuatu yang tidak dimiliki oleh malaikat yaitu kemampuan untuk belajar, kemampuan untuk memilih.
Karena itulah sesempurna-sempurnanya ciptaan Allah adalah manusia. Dia lebih tinggi daripada malaikat kalau dia menggunakan akalnya dan dia bisa jadi lebih rendah daripada hewan.
Kalau dia tidak pakai akal maka Allah sampaikan di dalam Alquran 'Walaqad dzara’naa lijahannama katsiiran minal jinni wal-insi lahum quluubun laa yafqahuuna bihaa walahum a’yunun laa yubshiruuna bihaa walahum aadzaanun laa yasma’uuna bihaa uula-ika kal an’aami bal hum adhallu' (Qs. 7:179) Sesungguhnya telah masuk ke dalam neraka jahannam banyak daripada golongan jin dan manusia Kenapa?
Karena mereka dikasih oleh Allah akal, tetapi mereka tidak pergunakan. Mereka dikasih oleh Allah mata, tapi mereka tidak gunakan untuk melihat ayat-ayat Allah dan mereka dikasih oleh Allah telinga dan mereka tidak mau mendengarkan ayat-ayat Allah.'uula-ika kal an’aami', Maka mereka itulah seperti binatang ternak 'bal hum adhallu', bahkan lebih rendah.
Karena kita sudah bahas, begitu manusia meninggalkan akalnya begitu manusia menafikan akalnya atau rusak akalnya, maka menjadilah dia seperti hewan ternak bahkan lebih rendah, karena kalau dia sudah meninggalkan akal, pasti dia berlaku hal-hal yang aneh-aneh.
Misal, kambing yang melakukan hubungan disembarang tempat atau sesamanya.. Yah, namanya hewan. Kalau manusia tidak menggunakan akalnya maka dia berpikir bahwa bisa untuk menafikan hukum biologis lalu kemudian laki-laki sama laki-laki, perempuan sama perempuan. Ini yang kita lihat ketika orang sudah hilang akalnya.
Maka orangtuanya sendiri bisa dia bunuh, anaknya sendiri bisa dia bakar, bahkan saudaranya sendiri bisa dizinahi. Kenapa? Karena sudah hilang akal. Maka Islam sangat menghargai akal dan sangat menaruh akal di posisi yang mulia.
Apapun makanan yang bisa menghilangkan akal itu kemudian Islam golongkan sebagai Homer, karena dia menghilangkan akal sedangkan akal diperlukan untuk bisa beriman kepada Allah, maka kita lihat seperti itu bahwa ketika orang itu punya akal maka mereka menjadi seseorang yang mulia.
Kesombongan Iblis
Maka, pelajaran yang berikutnya setelah Allah mengajarkan kepada Adam, Allah buktikan pelajaran yang kedua, iblis menolak untuk melakukan perintah Allah ketika Allah katakan "Wa idz qulnaa lil-malaikatisjuduu li adama fa sajaduu illaa iblis" Maka seluruh malaikat-malaikat diperintahkan dan yang bersama dengan malaikat juga termasuk iblis.
Iblis adalah bagian dari jin, tapi dia bersama dengan barisan para malaikat, karena dia dulu juga beribadah kepada Allah dengan sangat tekun. Tapi, ketika dia diuji dengan hal seperti ini maka dia nggak mau. Kenapa dia nggak mau? dia punya narasi sendiri.
Allah enggak pernah ngajarin bahwa api itu lebih bagus dari pada tanah, Allah enggak pernah ngajarin bawah tanah itu lebih rendah daripada api, tapi dia bikin narasi sendiri 'aku nggak mau sujud' Lah kenapa? "Khalaqtani minnaar wa khalaqtahu min thiin" (Qs. 7:12) "Aku diciptakan daripada api, sedangkan dia diciptakan daripada tanah."
Kenapa aku harus menyembah kepada dia? Padahal yang Allah minta bukan menyembah kepada Adam. Sujud kepada Adam sebagai bentuk penyembahan terhadap Allah, maka iblis menolak. ketika dia menolak itulah karena dia bikin narasi sendiri dan dia sibuk dengan apa yang dia pikir sendiri.
Maka, dia mulai melakukan kesombongan dengan merendahkan manusia, dia merendahkan ciptaan Allah, dia merasa lebih baik daripada Adam. Itulah kemudian Allah melaknatnya dan manusia kemudian diminta oleh Allah "uskun anta wa zaujukal-jannah". 'maka tinggallah kamu Adam bersama dengan istrimu di dalam syurga'
Semua disuruh pergi ke surga tapi tidak boleh mendekati satu pohon "Wa laa taqrabaa hadzihisy-syajarah". 'dan kamu tidak boleh mendekati satu pohon ini tapi kita sudah tahu akhirnya kemudian iblis menggoda Adam dan Hawa dan mereka akhirnya jatuh kedalam dosa.
Iblis sama Adam itu sama-sama punya kesalahan, tapi mereka berbeda dalam merespon kesalahan. Kalau iblis ketika dia punya salah, ia merasa istikbar, takkabur, dia merasa bahwa dia harus punya alasan, dia tidak mau kemudian mengkoreksi dirinya sendiri.
Tapi dia nyalahin orang lain, maka kemudian dia bilang, bukan saya enggak mau taat, tapi Adam itu yang kemudian saya enggak mau pada dia. Kenapa? karena dia dari tanah aku dari api, dia buat narasi sendiri dan merasa sombong, dia salah lalu dia sombong.
Beda dengan Adam ketika Adam ini kemudian salah, kemudian dia tahu dia salah dan segera "fa talaqqa adamu mir rabbihi kalimatin fa taba alaih" Ketika itu kemudian Adam merasa bersalah, dia langsung berbicara kepada Allah, "robbanaa dzolamnaa anfusanaa wa illam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin" maka Allah mengangkat dia.
Maka berlaku dalam kehidupan, siapapun yang meninggikan dirinya, akan Allah rendahkan. Siapapun yang merendahkan dirinya dengan bersujud kepada Allah, Allah akan tinggikan. Artinya, Allah tidak hanya memberikan ampunan, tapi Allah memberikan Rahim kepada Adam yaitu adalah dengan memudahkan kehidupannya.
Setelah semua yang terjadi, pelajaran berikutnya kita tahu bahwa Adam diminta untuk melakukan tugasnya... wahai Adam, wahai Hawa turunlah kalian semua ke muka bumi ini bersama dengan iblis juga diturunkan di sana, setan juga diturunkan di sana.
Setan atau iblis dan bala tentaranya dengan manusia itu adalah saling berperang satu sama lain, bahwasanya iblis dan setan adalah barisan musuhnya manusia. Jadi "Aduwwu mubin" dalam ayat yang lain, musuh yang sangat nyata bagi kalian.
Maka jangan ikutin mereka, Kenapa? Karena mereka pasti akan menyengsarakan kalian, pasti akan menyulitkan kalian. Nah, kemudian manusia juga diberikan pelajaran yang paling ultimate diantara surat Albaqarah 30 sampai 38. Apa pelajaran ultimate-nya? "fa imma ya' tiyannakum minni hudan fa man tabi'a hudaya fa la khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanun"
Maka kalau kalian di dunia nanti kalian gak tahu harus berbuat apa, Bagaimana cara mengurus bumi itu, Bagaimana cara melaksanakan tugas penyembahan terhadap Allah, apa yang namanya taat, apa yang namanya membangkang, sudah saya kasih tahu setan itu kemudian begini sifatnya. Jangan ikutin setan.
Kalau begitu bagaimana sifat-sifat dan bagaimana perlakuan Anda sehingga Allah Ridha dengan anda, maka ini caranya "fa imma ya' tiyannakum minni hudan" Nanti akan datang petunjuk-petunjuk Saya kepada engkau. Kalau misalnya kerja berarti SOP, Jadi kemarin sudah saya bilang ketika seorang bos lalu mengutus karyawannya ke suatu tempat untuk menjadi manajer di tempat itu untuk ekspansi.
Pasti manajer baru itu nanya 'Bos Apa yang harus saya lakukan?' maka bosnya bilang, 'kamu pergi aja dulu nanti kalau sudah sampai sana saya kirim email, email saya nanti akan berisi seluruh juklak dan juknis yang kamu perlukan untuk kamu bisa memimpin di sana juklak dan juknis saya itu lengkap tidak ada celahnya dan semuanya ada di sana.
Kalau kamu bingung, kamu boleh telepon saya. Akhirnya kira-kira gitulah Nanti "fa imma ya' tiyannakum minni hudan fa man tabi'a hudaya fa la khaufun 'alaihim wa laa hum yahzanun" kalau kalian mengikuti petunjuk itu, kalau kalian mengikuti langkah-langkah yang Aku sudah berikan kepada kalian pastinya kalian tidak akan ada rasa sedih dan kalian tidak ada rasa takut kebalik rasa takut dan tidak ada rasa sedih, itu yang dijamin oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Baca Juga:
Pentingnya Mengajarkan Anak Menutup Aurat Sejak Dini
Nah, itulah sedikit mengenai kisah iblis dengan kesombongannya membuat ia durhaka kepada Allah dan semoga kita tidak menjadi bagian dari mereka.
Post a Comment for "Belajar Dari Sifat Iblis - Ustadz Felix Siauw"