Kisah Dibalik Kesuksesan Ustadz Taqy Malik
"KAYA DARI LAHIR?"
Repost @taky_malik
Kalau ada yang bilang "Taqy Malik mah emang dari kecil hidupnya udah kaya, apa aja serba ada" gue terkadang baca nya sambil tertawa menggelitik. Fyi, gue dari kecil hidup orang tua ga punya kerjaan, sekali nya punya kerjaan bokap jualan koran di lampu merah.
waktu TK dianter ke sekolah pake sepeda pinjeman tetangga, berkali kali sepatu gue nyangkut di rantai sepedanya sampai sepatu gue sobek berkali kali. ini yang dibilang kaya dari lahir?
Gue pernah merasakan titik dimana hidup keluarga gue cuman makan 1 piring nasi untuk ber empat dengan adik adik gue, pake lauk dari minyak goreng bekas dan garam yang di aduk aduk dengan nasi terus dilayangkan suapan itu ke adik adik gue.
Tapi ntah, dulu terasa nikmat dan bahagia. Mungkin itulah buah didikan dari orang tua, bagaimana mengajarkan anak anaknya apa makna bersyukur yang sesungguhnya.
Didalam keluarga gue dimasa kecil, kita punya makanan yang paling nikmat. Apa itu? Telor dadar, dibagi empat buat adek adek gue. itu bahagianya luar biasa, serasa menu makanan yang paling spesial.
Namun roda itu berputar kawan, keluarga gue dulu sering di hina dan di caci. gue masih ingat ada orang terdekat yang bilang "Heh, Anak banyak tapi kerjaan ga ada. mau ngasih anak makan dari mana?" sampai sekarang kata kata itu terngiang di telinga gue.
Rupanya Allah punya cara lebih indah, waktu terus berjalan, gue dan adik adik mulai tumbuh besar. satu persatu merantau untuk menimba ilmu di tanah jawa, ada saja rezeki yang Allah berikan berkat kesabaran.
Gue sebagai anak pertama berangkat dengan harapan pulang sudah menjadi orang berilmu dan sukses di tanah rantau.
"Perjuangan Ummi Ketika Hamil"
Sebelum lanjut cerita merantau ke tanah jawa, teringat kembali perjuangan umi terhadap anak anak nya. dulu ketika wafiq, adik perempuan gua masih dalam kandungan usia 7-8 bulan.
Umi gue dagang jualan baju daster rumah ke rumah, suatu ketika umi gue rela pernah jalan kaki sejauh 5KM padahal sedang hamil 7 bulan kerumah pelanggan yang belum bayar, setelah sampai dirumah orang tersebut, tapi tak juga dibayar. alhasil, pulang kerumah tidak membawa uang sepeserpun.
Padahal uang itu adalah untuk biaya kebutuhan makan dan susu anak anaknya.
Perjalanan hidup keluarga kami bisa di bilang cukup pahit, gue salah satunya mungkin anak yang sering di hina dan di caci oleh orang lain. "Ahmad (panggilan gue waktu kecil) ini anak dapat di ilung (tanaman yang larut di sungai martapura banjarmasin) ya? Kok mukanya beda sendiri, hitam dan dekil.
Gak kaya saudara saudara yang lain, gak mirip banget" kebayang seorang anak kecil dihina seperti itu? mental gue kena, tapi gue dari dulu punya prinsip hidup "bodoamat" dengan apa yang orang bilang. itulah yang mungkin membuat gue kuat dan tangguh oleh cacian apapun diluar sana.
Gue sekolah TK hanya sampai kelas A, bukan berati karena gue cerdas atau pintar. tapi karena orang tua gue tidak mampu mebiayai gue untuk lanjut sekolah. alhasil gue keluar, dan lanjut sekolah dasar yang murah. itupun terkadang orang tua gue slalu nunggak bayar SPP, bahkan tidak mampu beli buku buku sekolah untuk gue. terkadang, gue melihat teman teman yang lain mereka sekolah enak banget yaa dikasih jajan oleh orang tuanya. bersambung...
Post a Comment for "Kisah Dibalik Kesuksesan Ustadz Taqy Malik"