Memahami Hakikat Allah Menciptakan Kita
Sebelumnya, kita telah membahas mengenai remaja yang ambigu untuk menentukan pilihan hidup. Remaja yang tak memiliki arah dan tujuan yang jelas. Maka, kita perlu menyadari makna hidup sesungguhnya. Tentu, tujuan hidup ini berasal dari sang pencipta.
Yang paling tau tentang kehidupan adalah ia yang menciptakan hidup ini. Mereka yang tidak memiliki visi hidup, pasti belum merasakan sejatinya kehidupan. Pada hakikatnya, hidup akan terasa sia-sia tanpa adanya tujuan yang pasti.
Mereka yang memiliki visi, merekalah yang mampu menikmati hidup, karena tujuan dari kehidupannya jelas. Setiap detik atau tiap waktu yang akan dia habiskan akan mempunyai arti. Seperti halnya, kita mau makan kesuatu tempat, namun tempatnya ini belum jelas. Pasti bisa memicu perdebatan, apalagi perginya sama si dia yang serba "terserah".
Berbeda, jika halnya kita memiliki tujuan yang jelas, pasti akan lebih terarah. Maka dari itu, inilah problem yang akan kita cari tau. Untuk apa hidup ini? Mau kemana kita? Mau apa kita? Pertanyaan simple, dengan makna yang sangat dalam. Pertanyaan ini pun akan sudah dijawab bagi mereka yang belum memahami hakikat hidup.
Kalau mereka ditanya tentang tujuan hidup, jawabannya jenderung bervariasi. Ada yang bilang, hidup untuk sukses, hidup untuk bersenang senang, hidup untuk makan, hidup untuk mati, kalau si bucin bilang "hidup untuk mengenang si dia yang telah berlalu". Intinya, jawabannya sangat membingungkan dan cenderung hanya hal duniawi.
Setiap muslim tentunya mau sukses dunia dan akhirat. Tapi, terkadang kita tidak mau meraih kesuksesan itu. Seperti halnya kita hanya mau hidup enak tapi tidak ada usaha. Singkatnya, bahwa ketika kita mau memahami sesuatu, kita harus membuka hati dan mencarinya. Walau pembahasannya agak berat, namun sejatinya kita harus tau kalau ini sangat penting buat kita pahami. Karena, hidup tanpa tujuan itu hampa.
Lantas apa tujuan pencipta menciptakan kita? Tujuan hidup kita sebagai hamba Allah adalah untuk beribadah kepadanya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
Ets, ibadah disini bukan hanya perkara ibadah mabda (sholat, puasa, zwkat, haji, infak, atau hanya perkara intraksi dengan Allah). Melaingkan, juga hubungan intraksi sesama manusia. Misalkan, mengajar, belajar, bekerja, membantu orang, berbakti kepada orang atau semacamnya. Intinya, kita ikhlas. InsyaAllah itu semua akan bernilai ibadah disisi Allah SWT.
Untuk menjalangkan tujuan itu dengan baik, kuncinya sangat sederhana. Bila kita mengikuti apa yang Allah perintahkan itu artinya taat dan bila kita lalai dalam melaksanakannya, berarti kita ingkar. Dan pilihan-pilihan itulah yang bisa menentukan, lancar tau tidaknya tujuan dari sang pencipta. Ini semua pilihan yang kita punya kuasa didalamnya, pilih bahagia atau sensara, taat atau ingkar, baik atau buruk, hingga berakhir pada surga atau neraka.
Agama kita begitu sempurna mengatur berbagai hal yang ada dalam kehidupan ini. Pedomannya ada pada Al-Quran dan sunnah (hadish). Kalau tujuan kehidupan sudah kita tau, harusnya kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Kita semua memiliki dosa, besar atau kecilnya tergantung pribadi masing-masing. Tenang!! Allah luar biasa yang akan senantiasa ada ketika kita meminta ampunan kepadanya.
Maka dari itu, seharusnya kita lebih mendekatkan diri padanya. Menjaga raga dan batin kita agar tetap tunduk diatas aturannya. Tak lupa juga memperbanyak amal yang akan menjadi bahan pertimbangan dihari kemudian. Salah satu cara untuk tetap konsisten pada aturan Allah dengan selalu mengigat kematian.
Kita sudah memahami tujuan pencipta kita, selanjutnya adalah tinggal memaksimalkan ibadah kita. Dan problem selanjutnya adalah keimanan yang naik-turun. Untuk memperkuat itu, kita harus mengkaji tentang akidah, tauhid kepada Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَلَئِنْ سَاَ لْـتَهُمْ مَّنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ فَاَ نّٰى يُؤْفَكُوْنَ ۙ
"Dan jika engkau bertanya kepada mereka, siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, Allah; jadi bagaimana mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)," (QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 87)
Sehingga, ini bisa memperkuat kenapa kita harus beribadah kepada Allah dan pastinya melahirkan ketaatan yang tiada tara. Semakin dalam akidah yang ada dalam jiwa dan hati kita, maka ini dapat menjadi pendorong untuk melakukan berbagai kebaikan dan senantiasa menjaga diri dari hal yang berlawanan.
#30HariKonsistenNulis #day6
Baca Juga:
Post a Comment for "Memahami Hakikat Allah Menciptakan Kita "