Ketika melihat seorang santri yang sangat pintar, rajin, nurut, pasti orang-orang bertanya "anaknya siapa? Kok pinter banget? Gimana cara biar punya anak kaya dia ya? Orangtuanya pasti mendidik dengan telaten.." namun saat kita melihat seorang santri yang malas, bodoh -mohon maaf-, suka melanggar, maka rata-rata orang akan bertanya "Siapa gurunya anak ini? Nggak becus banget sih mendidik santrinya...! Naudzubillah kalau saya mempunyai anak seperti itu...!"
Bisa dilihat dengan seksama dengan 2 kejadian berbeda diatas. Yang pertama objeknya adalah orangtua sedangkan yang kedua objeknya adalah gurunya. Ketika kita ber-akhlaq baik, maka orangtua akan terkenal baiknya. Sebaliknya, guru akan terkenal buruk/gagal apabila santrinya ber-akhlak buruk.
Padahal jika kita teliti lebih dalam, sebenarnya siapa sih yang paling banyak jam terbangnya ketika berada di pesantren? Siapa yang paling banyak melayani saat berada di pondok? Siapa yang mengantarkan kita sakit ketika di asrama? Siapa yang sering kita tanya ketika berada di sekolah? Orangtua atau guru?
Tapi, mengapa guru dijadikan objek yang negatif apabila anak didiknya ber-akhlaq buruk? Apakah santri yang ber-akhlaq baik bukan hasil dari didikan gurunya?
Pemikiran seperti ini adalah pemikiran yang keliru
oleh kebanyakan masyarakat. Padahal hakikatnya
guru adalah orang yang paling berjasa bagi para
muridnya.
Bayangkan saja, mereka harus rela untuk tidak tidur malam hanya sekedar untuk membuat soal ulangan untuk esok harinya kepada murid muridnya, bahkan terkadang menghapus atau mengganti soal-Soal yang mungkin akan sulit dijawab oleh para muridnya, digantinya dengan soal yang lebih mudah.
Mereka rela tidak tidur malam hanya karena untuk
mengisi nilai raport muridnya yang belum tertulis di lembaran raport, bahkan terkadang beliau-beliau rela pada muridnya agar nilainya
menambahkan nilai kepada menjadi tuntas. Semua itu Jika bukan karena guru, maka karena siapa lagi?
Mungkin sebagian dari kita mengklasifikasikan
guru menjadi 2 macam. Diantaranya guru bestlist dan guru blacklist. Apa itu guru bestlist? Yaitu guru yang baik, ngajarnya ngga bikin ngantuk, kalau ulangan selalu openbook, dan lain sebagainya.
Sehingga ketika kita bertemu dengan beliau kita akan segan terhadapnya. Kita akan patuh akan perintahnya. Dan yang kedua yaitu guru blacklist. Yaitu guru yang killer, ngajarnya bikin mata jadi 5 watt, ulangan ngga ngasih tau dulu, dan lain sebagainya. Ketika kita bertemu dengan guru semacam ini, apa reaksi kalian? Menjauh,
menyindir, kabur seperti dikejar seekor-maaf (anjing).
Di bagian pertama saya sudah menjelaskan
macam-macam santri, tujuannya yaitu untuk
mempermudah menangani suatu kasus. Namun
untuk yang klasifikasi guru, maka kita sebagai santri tidak sopan untuk mengklasifikasinya.
Karena disadari atau tidak beliau-beliau adalah orang yang gat menentukan masa depan kita. Maka tidak wajar seorang santri membeda-bedakan seorang guru dengan yang lainnya.
Ada sebuah kata mutiara yang berbunyi:
"Lihat apa yang dibicarakan, bukan siapa yang
berbicara"
Pernyataan diatas sudah sangat jelas maknanya
bahwa ketika kita menuntut ilmu jangan melihat siapa yang menyampaikan, namun lihatlah apa isi yang ia sampaikan...
Karena Hidup Ini Pilihan
Setelah kita lama hidup di lingkungan pesantren,
pasti akan merasa ada lika-liku kehidupan yang kita alami. Kita lihat saja dari sisi teman-teman sekamar kita. Ada yang tidur ngoroknya kaya bunyi klakson kapal, ada yang kalau tidur kaya beruang lagi hibernasi (gak bangun-bangun).
Ada yang sukanya ngomongin lawan jenis mulu-_, ada yang sukanya bully teman sendiri, ada yang suka jadi korban pembullyan itu sendiri, ada yang sukanya nyanyi-nyanyi nggak jelas, tapi juga ada yang sukanya baca Qur'an terus kaya radio.
Ada yang sukanya baca komik, ada juga yang sukanya adzan terus di masjid sampe temen-temennya bosen ndengerin adzan-nya, dan lain sebagainya.
Hal-hal diatas hanya akan kita temui saat kita
nidup di lingkungan pondok pesantren. Di pesantren kita tidak seperti di rumah yang selalu diawan: oleh orangtua. Di pesantren kita berlatih untuk mandiri Yaitu berlatih bagaimana cara me-manage diri sendiri, baik manage waktu, manage uang, manage yang lainnya.
Karena semua ini kita semua yang yang
menentukan, maka masa depan pun adalah diri kita yang menentukan. Mau jadi anak malas silahkan, mau jadi anak rajin monggo, mau jadi anak luar biasa juga boleh. Asalkan jangan jadi anak kucing ya... hehehe.
Disinilah benar-benar awal yang menentukan
apakah kita akan menjadi orang sukses atau tidak.
Semua tergantung pada niatan kita, tekad kita,
keistiqomahan kita.
Ciri-ciri orang sukses dan gagal
Berikut ciri-ciri bagaimana orang bisa dikatakan sukses atau tidak.
1. ORANG SUKSES berfikir dulu baru bertindak,
ORANG GAGAL bertindak dulu baru berfikir.
2.ORANG SUKSES berkata saya bisa, ORANG
GAGAL berkata saya tidak bisa.
3.ORANG SUKSES tidak pernah mengeluh,
ORANG GAGAL menganggap orang lain
sebagai penyebab kegagalannya.
4. ORANG SUKSES berkata apa yang dapat saya
Berikan kepada mereka, ORANG GAGAL
berkata apa yang mereka berikan untuk saya.
5. ORANG SUKSES tahu diri dan tidak selalu
sama dengan orang lain, ORANG GAGAL selalu
membandingkan diri dengan orang lain.
6. ORANG SUKSES menghadapi masalah sebagai
tantangan, ORANG GAGAL menghadapi masalah sebagai beban.
7. ORANG SUKSES berpandangan luas, ORANG
GAGAL berpandangan sempit.
8. ORANG SUKSES bersikap positif, ORANG GAGAL bersikap negative.
9. ORANG SUKSES menyeleseikan masalah, ORANG GAGAL membuat masalah.
10. ORANG SUKSES hidup mandiri, ORANG GAGAL bergantung pada orang lain.
11, ORANG SUKSES berfikir 'bagaimana besok ORANG GAGAL berfikir "besok bagaimana".
12.ORANG SUKSES punya kebiasaan "memulai" memulai dulu baru disempurnakan, ORANG GAGAL punya kebiasaan "menunggu sempurna baru memulai".
13. ORANG SUKSES memulai tanpa menunggu
"bisa dulu baru memulai", ORANG GAGAL
"menunggu bisa baru memulai".
14. ORANG SUKSES mampu menciptakan
jabatan, ORANG GAGAL takut kehilangan
jabatan.
Baca Juga:
Ciri-ciri di atas adalah contoh yang masuk akal
So, kita tinggal pilih yang mana? Mau yang sukses
gagal? Up To You.... Because "Life Is Choice"
Post a Comment for "Ciri-ciri Pemikiran Orang Sukses dan Gagal "