Pacaran Itu Dosa Gak? Boleh ya!
Melihat judul artikel ini, serasa nggak bisa nahan ketawa. Kenapa? Yah, serasa maksa banget gitu. Serasa ia mengatakan: Ah, nggak kok pacaran itu nggak dosa. Apalagi jika kita tinghal di Indonesia, kental dengan msayarakat yang beragama Islam.
Sering kita dengar nama pacaran, hukumnya dan kenapa bisa diharamkan. Gitu-gitu deh, dan kok bisa nggak tau gitu? Atau sudah tau tapi mau pacaran atau cari pendapat yamg menghalalkan pacaran. Ets, No Judge.
Tidak, saya tidak mau judge kamu. Mungkin saja masih banyak yang belum tau pacaran itu boleh atau tidak, dosa atau tidak. Yuk, mari kita bahas tentang hal ini dari beragam sudut pandang.
Baca juga: Membuktikan Al-quran berasal dari Allah
Entah dari mana, dotrin atau ulasan kalau remaja ini kudu harus pacaran. Kalau nggak pacaran itu nggak gaul, nggak komplet sebagai remaja. Masa sih mau melewatkan masa-masa indah tanpa merasakan pacaran dengan si dia.
Saya rasa tradisi remaja harus pacaran ini bukan hanya di Indonesia, tapi lebih parah lagi diseluruh dunia. Di US saja mungkin pacarannya sudah unlimited (tak terbatas) arahannya. Kalau pacarannya yah tinggal bareng bahkan tidur bareng.
Film-film barat yang kita tonton, sering kali menayangkan adegan yang luar biasa meningkatkan gairah untuk bersama dengan lawan jenis. Walau itu sering menjadi hal yang berlebihan, valentine day, pesta dansa, bar, etc.
Yang berakhir dengan peluk-pelukan, kalau nggak malu (diperagakan didepan publik). Bagus toh kalau cuman pelukan, belum lagi kalau ciuman atau gituan... Hm. Cobaliat di Us sana se*s bebas sudah hal yang lumrah. Eh, jangam gara-gara nafsu mau booking tiket pesawat ke Amerika. Jangan!
Yang menjadi pertanyaan, apa cuman Amer sebagai perwakilan bangsa barat yang melakukan hal demikian? Sayangnya tidak. Karena, di tanah air juga demikian yang kelakuannya sudah mirip hewan yang melampiaskan nafsu ditempat umum.
Di mana-mana, di jalanan, nggak sedikit terlihat remaja putri dipeluk pacarnya. Malah sekali dua kali, saya ngeliat remaja yang sedang mesra mesranya pacaran, berani ngesun kekasihnya di tempat umum.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) Yogyakarta menunjukan hampir 97,05 persen mahasiswi yang kuliah disana sudah tidak gadis lagi, karena pergaulan bebas.
Kalau kamu punya saudara perempuan, kamup antas cemas. Begitu juga orang tua yang punya anak perempuan. Khawatir godaan pergaulan bebas semakin menjadi-jadi.
Pada masa Rasululah saw. ada sebuah peristiwam enarik tentang pergaulan bebas. Dalam sebuahh adits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad diceritakan bahwa ada seorang pemuda yang mendatangi Rasulullah saw. dan berkata,"Duhai Rasulullah, izinkanlah aku untuk berzina."
Orang-orang yang berada di sekitarnya marah, tapi Rasululah saw. menyuruh pemuda itu untukm endekat dan duduk. Kata beliau,"Apakah engkau suka (zina terjadi) pada ibumu? Tidak, demi Allah yang menjadikan diriku sebagai tebusan bagi dirimu," jawab pemuda itu.
"Maka orang-orang pun tidak suka bila itu terjadi pada ibu-ibu mereka, kata Rasulullah saw. Beliau saw. berkata lagi pada pemuda itu, "Apakah engkau suka (zina terjadi) pada anak perempuanmu?" Tidak, demi Allah wahai Rasulullah. Dialah yang menjadikan diriku sebagai tebusan bagi dirimu," jawab pemuda itu.
"Dan orang-orang pun tidak menyukainya terjadi pada anak-anak perempuan mereka," kataRasulullah saw. Beliau berkata lagi, "Apakah engkau suka (zina terjadi) pada saudara perempuan-mu?" Tidak. Demi Allah yang menjadikan diriku sebagai tebusan untukmu," lagi-lagi pemuda itu menjawab.
"Dan orang-orang pun tidak suka itu terjadi pada saudara-saudara perempuan mereka," kata Rasulullah saw. Beliau berkata lagi, "Apakah engkau suka (zina terjadi) pada bibimu?" Tidak, demi Allah yang menjadikan diriku sebagai tebusan untukmu," lagi-lagi pemuda itu menjawab.
"Demikian pula orang-orang pun tidak menyukainya itu terjadi pada bibi-bibi mereka," kata Rasulullah saw. Kemudian beliau saw. meletakkantangannya pada pemuda itu dan berdoa, YaAllahampunilah dosa-dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya".
Menyimak kisah di atas, sebaiknya para cowok mengukur diri. Bila kita nggak suka ada laki-laki yang menganggu, melecehkan, apalagi menodai bibi kita, jangan sampai kita melakukan hal yangbserupa pada semua perempuan yang ada di bumi ini.
Bukankah orang lain pun punya perasaan yang sama dengan kita, tidak inginkeluarga mereka diganggu?
Rasulullah saw. bersabda:
"Tidak ada dosa yang lebih besar di sisi Allah setelah syrik dari perbuatan seorang laki-laki yang menumpahkan air maninya pada rahim yang tidak halal baginya." (HR Imam Abi Dunya).
Saya membayangkan kalo semua pria di dunia berpikiran sama dengan pemuda yang ada dalam kisah di atas, bersihlah masyarakat kita dari berbagai perbuatan yang keji itu.
Buat kamu remaja putri, sadarlah kalau hubungan seks di luar pernikahan bukannya cinta, bahkan nggak ada hubungannya sama sekali dengan cinta.
Waktu teman pria kamu merayu, atau memaksa kamu buat nurutin keinginan jahatnya, sebenarnya dia nggak mencintai kamu, malah cuma kepingin memanfaatkan kamu.
Seorang yang mencintai orang lain pastinya akan menjaga kehormatan dan kesucian orang yang dicintainya, bukan malah merusaknya. Dan untuk kalian berdua, para cowok dan cewek, jangan tergoda dengan propaganda atau cerita-cerita orang-orang yang pernah melakukan perbuatan terlarang itu.
Apa yang mereka asyik dan menyenangkan hakikatnya adalah penderitaan dimasa depan. Bayangin, betapa bencinya Allah pada orang-orang yang melakukan perzinaan.
Wahai remaja putri, jagalah harga dirimu, kehormatanmu, dan farajmu (kemaluan). Boleh aja pacarmu bilang, "Aku pasti bertanggung jawab" Jangan percaya!
Walau benar,tapi itu adalah tanggung jawab di dunia, sementara di akhirat sana setiap orang bakal bertanggungjawab pada perbuatannya masing-masing.
Nggak bakal bisa seorang melimpahkan urusan pahala dan dosa pada orang lain. Baca dosa atasbapa yang kita perbuat (al-An'aam: 164).
Belajar dari pengalaman orang lain, cowok yang memiliki kelakuan macam itu adalah cowok buaya yang nggak bakalan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Abis pacarnya hamil, mungkin dia akan kabur dan mencari pacar baru, atau menyuruh pacarnya yang udah telat haid itu untuk mengaborsi kandungannya. Hi.!
Dengan begitu, wahai para cowok, harap di ingat bahwa pacarmu bukan istrimu. Dan buat para cewek, pacarmu bukanlah suamimu. Sayang kan masa depan kalian berdua. Jangan hancur hanya dengar perasaan "cinta" yang nggak jelas arahnya.
Terakhir, tapi ini yang terpenting, pacaran itu sendiri budaya yang asing dalam Islam. Bahkan Islam pun nggak merestuinya, karena kenyataannya pacaran lebih berupa amalan mendekati zina daripada alasan untuk ta'aruf (saling kenal) apalagi mau menjalin silaturahmi, atau apalah alasannya.
Langkah yang benar adalah nggak melakukan pacaran, daripada jatuh ke dalam perangkap setan. Apalagi kalau pacaran itu sekadar main-main belaka. Dalam surat apa larangan pacaran dalam islam, Coba deh baca larangan Allah (al- Israa': 32)
Ya, dengan sedih saya mendapati kenyataan kalau pergaulan bebas saat ini udah diterima sebagai hal yang lumrah. Saya pernah baca majalah remaja yang mengajukan pertanyaan, "Aman nggak sih
Pacaran di kamar tidur?" Ternyata nggak sedikit yang berani mengatakan itu aman dan sah-sah saja.
Sedihnya lagi adalah ada orang tua yang sumbang pendapat kalau ia percaya anaknya nggak akan ngapa-ngapain dan diapa-apain meski berduaan dengan pacarnya dikamar tidur.
Dimajalah puri yang lain, saya baca pembahasan "kapan sih saya boleh dicium pacar?" Bukanya dilarang, eh sang redaktur malah memberikan tips dan triknya. Subhanallah!
Mohon dipahami oleh kamu remaja, dalam sekadar Agama kita, yang namanya pergaulan bebas bukan sekedar S-e-k-s, tapi berduaan, pegangan tangan,pelukan, dan ciuman dalam pandangan agama udah masuk pergaulan bebas.
Dan ukuran baik dan buruk itu adalah agama kita yang emang udah pasti jadi tolak ukur. Kalau kemudian ukuran baik dan buruknya perbuatan kita itu adalah nafsu kita sendiri, entah apa jadinya isi dunia kita ini.
Kayaknya, saya juga mesti bikin imbauan kepada para orang tua agar mereka juga menjadikan Islam sebagai ukuran pikiran dan perbuatan. Termasuk dalam cara mendidik anak-anak mereka.
Banyak orang tua yang cerewet dalam urusan pendidikan sekolah atau akademi lainnya, yapi kendor dalam perkara agama, di antaranya dalam soal pergaulan dengan lawan jenis ini.
Baca Juga: Generasi rebahan membawa perubahan
Post a Comment for "Pacaran Itu Dosa Gak? Boleh ya!"