Pengertian dan Tahapan Siklus Akuntansi yang Harus Anda Ketahui
Oleh: Rahmah Try Yuniar_Universitas Pamulang
Berbicara tentang siklus akuntansi yang melibatkan perusahaan. Ini dapat diartikan sebagai kegiatan yang dapat kita lakukan untuk mengidentifikasi, menganalisa, hingga hal yang berkaitan dengan akuntasi dari berbagai kejadian selama perusahaan itu berjalan.
Biasanya, proses itu dijalankan dalam kurun waktu setahun, jika sudah diakhir tahun, barulah proses itu dilaporkan kepada perusahaan. Nah, perputaran atau proses akuntansi ini terus menerus berulang, hingga hal tersebut dikenal dengan siklus akuntansi.

Apa Sih Pengertian Siklus Akuntansi?
Jika kita mengartikan siklus akuntansi, secara khusus ini adalah proses berulang dalam melakukan analisis, identifikasi atau hal yang berkaitan dengan akuntansi dalam perusahaan tersebut.
Jika kurun waktunya setahun, itu digunakan dalam kaidah, prinsip, metode atau teknik yang bertujuan agar bisa mencatat berbagai hal yang berkaitan dengan akuntansi.
Pada umumnya, siklus ini bermula dari pembukuan yang diakhiri dengan jurnal penutup. Jadi, proses akuntansi ini dilakukan secara berkesinambungan dan secara berulang, selama perusahaan tersebut masih beroperasi.
Proses itulah yang menjadikan ini sebagai sebuah siklus. Tentu dengan adanya siklus ini, bisa membantu pemilik usaha ketika mereka melakukan analisis yang berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan yang mereka punya. Lantas, bagaimana sih siklus akuntansi tersebut berjalan?
Tahapan Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi juga memiliki beragam tahapan yang sebaiknya dilakukan secara berurutan. Apa sih tujuan dari siklus ini? Yah, ini nantinya bertujuan agar bisa memberikan berbagai informasi akuntansi yang tepat yang akhirnya ini bisa memberi dan membantu dalam proses mengambil keputusan. Agar bisa mencapai tujuannya, maka dari itu kita akan mengulas tahapan dari siklus akuntansi ini.
1. Identifikasi Transaksi
Ini menjadi tahapan pertama dari siklus ini. Dengan cara mencatat berbagai transaksi yang terjadi. Ini harus dilakukan dengan tepat oleh akuntan, agar bisa meminimalisir kesalahan yang ada.
Transaksi yang dicatat ini memiliki dampak langsung pada keuangan dari perusahaan itu, juga harus dinilai dengan objektif. Pastinya setiap transaksi yang terjadi, harus mempunyai bukti agar bisa dilakukan identifikasi.
Buktinya bisa berupa nota, faktur, kuitansi, atau bukti yang lain yang pastinya harus dianggap sah dalam dunia akuntansi.
2. Analisis Transaksi
Setelah melalui tahapan identifikasi, sekarang tahapan analisis transaksi. Bagaimana pengaruhnya pada keuangan perusahaan tersebut. Pencatatan akuntansi pada perusahaan, biasanya memakai double-entry system.
Yang artinya, setiap transaksi akuntansi yang terjadi, memiliki prngaruh pada kondisi keuangan debet dan kredit, tapi jumlahnya harus sama besar. Kalau secara matematis, akuntasi memakai persamaan.
3. Mencatat Transaksi Dalam Jurnal
Tahapan berikut adalah mencatat berbagai transaksi dalam jurnal keuangan. Karena, jurnal itu dapat diartikan sebagai catatan kronologis satu priode dengan transaksi yang terjadi. Proses pemasukan informasi ini yang disebut penjurnalan.
Transaksi proses penjurnalan dibagi 2 bagian, antara debit dan kredit. Pencatatan tersebut bisa kita lakukan dalam jurnal umum. Yang pastinya harus teliti.
4. Posting Buku Besar
Jika sudah dilakukan penjurnalan, tahapan berikutnya adalah memindahkan berbagai transaksi pada buku besar. Apa sih itu buku besar? Kita bisa mengartikan ini sebagai kumpulan dari berbagai rekening pembukuan yang dicatat dalam satu priode dan memiliki informasi aktiva.
Jadi, akan ada pemberian nomor kode tertentu pada masing-masing rekening. Bertujuan supaya bisa memberi kemudahan pada proses identifikasi dalam jurnal.
5. Penyusunan Neraca Saldo dan Jurnal Penyesuaian
Neraca saldo ini berisi tentang saldo yang terdapat di rekening pada buku besar dalam priode tertentu. Pada saat menuliskan neraca saldo, harus disatukan dalam buku besar dan jumlahnya sama.
Penyusunan jurnal penyesuaian ini bersifat priodik yang prosesnya kurang lebih sama dengan penjurnalan pada umumnya. Setelah dicatat, hasil keuangannya menjadi aktual.
6. Menyusun Laporan Keuangan dan Neraca Saldo Penyesuaian
Neraca saldo penyesuaian dibuat dari buku neraca saldo sebelumnya yang harus memperhatikan jurnal penyesuaian.
Saldo itu terbagi pada bagian pasiva dan aktiva. Lalu penyusunan agar saldonya itu sama besar. Perlu diperhatikan pada saat menyusun neraca saldo penyesuaian adalah jumlah saldo antara keduanya (aktiva dan pasiva) sama besar.
Kalau tidak, berarti ada kesalahan dalam perhitungan, jelas ini tidak bisa dibuat laporan keuangannya. Kalau sudah sama antara keduanya, barulah pembuatan laporan keuangan.
Pada laporan keuangan itu, disusun beberapa laporan. Seperti laporan laba rugi, arus kas, perubahan modal, neraca yang menghitung solvensi, likuiditas, dan fleksibilitas. Selanjutnya adalah tahapan penutup atau tahapan akhir.
7.Menyusun Jurnal Penutup
Nah, kita sudah berada pada tahap akhir dari siklus ini. Jurnal penutup yang seperti namanya ini, disusun pada akhir priode akuntansi. Caranya adalah menutup rekening laba rugi dan juga rekening nominal. Untuk menutup keduanya, kita bisa membuat nilai rekeningnya nihil.
Tujuan dari penutupan rekening ini agar kita dapat melihat berbagai aliran dari sumber dan selama priode akuntasi tersebut berjalan.
Jika rekening tersebut telah ditutup. Jurnal penutup ini tidak bisa lagi digunakan dalam setiap kegiatan pada saat prode itu dilaksanakan. Pada periode selanjutnya, Jurnal Penutup bisa membantu untuk memulai kembali dalam siklus akuntansi selanjutnya.
Yah, itulah pembahasan kita kali ini mengenai pengertian dan tahapan siklus akuntansi.
Post a Comment for "Pengertian dan Tahapan Siklus Akuntansi yang Harus Anda Ketahui "