Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Diskusi 2 Pengantar Sosiologi Tentang Perspektif Struktural Fungsional dan Perspektif Konflik

Kemukakan pendapatmu mengenai perbedaan cara pandang terhadap perspektif struktural fungsional dan perspektif konflik ketika kita melihat masyarakat sekarang yang mengalami pandemic Covid 19.

Note: Ini dapat kalian jadikan sebagai bahan referensi dalam diskusi TUTON.

Pendapat 1 oleh: Wiwi S Isol

 Menurut saya perspektif struktural fungsional menganalogikan masyarakat seperti organ biologis, misalnya tubuh manusia, dimana walaupun terdiri atas bagian-bagian yang berbeda tetapi saling tergantung satu sama lain. 

Pada hakikatnya, masyarakat merupakan suatu sistem. Sebagai suatu sistem, masyarakat merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait dan saling ketergantungan fungsional. Semua bagian-bagian itu saling berhubungan secara fungsional, bukan hanya demi kepentingannya sendiri tetapi demi keberlangsungan dari sistem. 

Seperti di masa pandemi ini, masyarakat harus saling membantu, saling menjaga diri agar tidak terpapar dan dapat beraktivitas dengan baik, karena bilamana suatu masyarakat sudah terpapar virus covid-19, maka masyarakat lainnya akan terkena dampaknya pula jika tidak saling menjaga diri, karena saling ketergantungan.

Berbeda dengan perspektif konflik, dimana melihat masyarakat sebagai suatu ketidaksamaan yang menyebabkan konflik dan perubahan. Seperti kelas sosial, ras, etnik, gender, dan usia memberi sumbangan pada ketidakmerataan distribusi uang, kekuasaan dan pendidikan. Biasanya orang-orang kelas atas mencoba untuk melindungi kekayaan, sementara orang-orang kelas bawah mencoba untuk mendapatkan yang lebih banyak lagi untuk kehidupan mereka. Dimana orang-orang kelas atas bisa melakukan apa saja dibandingkan orang kelas bawah

Pendapat ke-2 oleh: Gresia Carolina

Teori fungsionalisme struktural memandang masyarakat sebagai satu sistem yang terdiri dari organ yang saling terkait satu sama lain. dalam menyikapi pandemi Covid-19 hendaknya tetap disikapi cara positif dengan adaptasi sosial, saat ini masyarakat sudah mulai beradaptasi dengan keadaan disaat pandemi. 

Contohnya dengan bersama-sama menerapkan prokes dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuri tangan, karena masyarakat sudah paham segala resikonya dan hal ini harus dilakukan secara bersama-sama karena semua pihak saling terkait dalam pencegahan penularan covid 19

Sedangkan, perspektif konflik adalah teori yang melihat masyarakat sebagai suatu ketidaksamaan yang menyebabkan konflik dan perubahan, contoh yang saat ini masih sering terjadi masih banyak masyarakat yang melanggar aturan pemerintah untuk membatasi kegiatan diluar rumah, namun pandangan masyarakat bahwa pemerintah tidak memikirkan rakyatnya yang sedang mencari nafkah, disinilah terjadinya konflik antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

Baca juga: Diskusi 1 UT Pengantar Sosiologi Tentang Ruang Lingkup Sosiologi

Pendapat ke-3 Oleh: Irma Widayanti

Perpektif struktural fungsional

Pada saat awal pandemic covid 19 masuk di Indonesia, masyarakat sangat minim pengetahuan tentang " apa itu covid 19? " . Setelah itu banyak sekali berita hoax yang membuat masyarakat semakin ketakutan dengan adanya covid 19 ini. Akan tetapi, pemerintah dan dinas kesehatan pun tidak henti hentinya memberi informasi terkait covid 19. Mulai dari apa itu covid 19, bagaimana cara pencegahannya, bagaimana cara penularannya, dan lain lain. 

Pemerintah pun membuat beberapa kebijakan dengan harapan agar rantai penyebaran covid 19 dapat terputus dengan cepat. Kebijakannya antara lain, perintah untuk memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. Masyarakat diwajibkan juga untuk berjemur dibawah matahari saat pukul 10 pagi. Dan masyarakat pun hingga sekarang sudah lekat dengan aktivitas tersebut. 

Saat hampir satu tahun berlalu bersama pandemic covid, pemerintah pun mengeluarkan perintah untuk " wajib vaksin " kepada seluruh masyarakat, dengan harapan memperkuat imun kita untuk melawan covid 19. Dan sekarang warga Indonesia pun banyak yang sudah vaksin. Dan hasilnya? Bersyukur bahwa jumlah orang yang terkonfirmasi covid 19 sudah menurun. 

Perspektif Konflik

Saat vaksin belum banyak terealisasikan, covid 19 pernah berada di puncak, yang artinya warga Indonesia banyak yang terjangkit covid 19. Mau tidak mau, pemerintah lagi lagi mengambil kebijakan. Yaitu, PPKM. 

Banyak masyarakat yang setuju dengan kebijakan ini. Akan tetapi, banyak pula yang tidak setuju dengan kebijakan ini. Mengingat saat pandemi perekonomian warga menurun, ditambah kebijakan masyarakat yang dianggap merugikan beberapa belah pihak. 

Walaupun begitu, masyarakat dengan gigih tetap nekat bekerja, yang mayoritas para pekerja nekat tersebut adalah pedagang. Entah makanan ataupun barang.  Karena penghasilan mereka tergantung dari hasil penjualan mereka. 

Lain halnya dengan pegawai, yang walaupun jam kerjanya berkurang, tapi gaji bulananya tetap keluar. 

Hal ini lah yang memperkuat para pedagang, penjual, atau usaha pengusaha kecil kecilan. Yang mengatakan bahwa kalau mereka tidak berjualan, mereka tidak akan punya uang. 

Pendapat ke-3 oleh: Gus Yoga Perdana

Dari cara pandang perspektif struktural-fungsional, meski dalam kesulitan melalui pandemic Covid19, masyarakat dan pemerintah dapat saling bantu untuk menangani pandemic ini dengan cara membuat peraturan untuk mengikuti protokol kesehatan agar kita tidak saling menularkan ataupun agar kita dapat terhindar dari Covid19. 

Tidak hanya dengan protokol kesehatan, banyak bantuan yang diberikan untuk kita agar dapat melalui masa pandemic ini. Mulai dari bantuan dana, bantuan sembako dan juga bantuan perawatan untuk pasien positif yang sedang isolasi. 

Masyarakat saling bantu bagi mereka yang sedang isolasi mandiri maupun dishelter, mereka menyiapkan makanan dan memberikan kepada pasien positif sesuai dengan protokol yang ada. Dan juga bantuan dana yang diberikan oleh pemerintah melalui program bantuan seperti, BPJS BLT, BPJS Ketenagakerjaan, dll. 

Ada juga bantuan sembako yang disalurkan melalui kelurahan di tiap kecamatan, yang paling dibutuhkan yaitu vaksin, sekarang ini pemerintah menggencarkan seluruh masyarakat untuk dapat menerima vaksinasi covid-19 dengan tujuan agar dapat membantu kekebalan tubuh terhadap Covid-19, dengan hal tersebut bahwa dalam melalui masa pandemic covid19 kita dapat melewati dengan saling bantu demi meningkatkan stabilitas dan solidaritas.

Namun dari cara pandang perspektif konflik masih banyak masalah dalam melalui pandemic Covid19 ini, dalam segi untuk mematuhi protokol kesehatan masih banyak masyarakat yang tidak melaksanakan dengan baik, sebagai contoh penggunaan masker.

Masih banyak masyarakat yang kurang peduli dalam penggunaan masker, sering terjadi di area sekitar lingkungan perumahan/kampung masih banyak warga yang tidak menggunakan masker dengan alasan hanya di dekat rumah. 

Bantuan yang masih kurang merata, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah bahkan hingga ada berita mengenai korupsi dana bantuan covid19, kejadian seperti itu sangat disayangkan karena masyarakat benar-benar membutuhkan bantuan, banyak karyawan yang terkena PHK karena dampak covid.

Bantuan dana sangat mereka butuhkan untuk dapat melewati masa pandemi covid-19 ini. Vaksinasi yang bertujuan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap covid, bahkan banyak masyarakat yang belum mendapat vaksinasi, dengan alasan vaksin membuat sakit, belum tau informasi, vaksin haram, dsb. 

Pendapat ke-4 oleh: Devi Annisa Saraswati

Perspektif struktural fungsional intinya adalah setiap orang memiliki fungsi masing-masing dan selama individu menjalankan fungsinya, maka kehidupan akan berjalan dengan baik. 

Setiap elemen masyarakat, pemerintah dan lainnya saling bergantung, jika ada salah satu elemen yang fungsinya tidak berjalan, maka bisa terjadi kekacauan. Perspektif struktural fungsional dalam kasus covid-19, bisa kita lihat bahwa setiap elemen memiliki fungsinya masing-masing. 

Seperti pemerintah yang membuat kebijakan (PPKM, PSBB, 3M) dan masyarakat yang menjalankan kebijakan/peraturan tersebut. Jika pemerintah atau masyarakat tidak melakukan fungsinya maka penularan covid-19 akan lebih mudah menyebar.

Sementara itu, Perspektif konflik yaitu, dimana seseorang atau suatu elemen tidak saling percaya terhadap keharmonisan, karena setiap elemen memiliki kepentingan masing-masing, mereka akan mementingkan kepentingan individu atau kelompoknya, dari situ dapat dibuktikan bahwa tidak selamanya suatu masyarakat dapat harmonis, bisa saja ada konflik kepentingan ataupun konflik kelas. 

Perspektif konflik dalam pandemi covid-19 yaitu, orang-orang kelompok menengah keatas khususnya, kelompok atas memiliki privilege lebih banyak dalam fasilitas kesehatan dibanding kelompok bawah. Selain itu harga test PCR yang mahal, membuat kalangan bawah tidak dapat melakukan tes PCR jika tiba-tiba diperlukan, mereka hanya bisa menunggu jadwal dari kelurahan tempatnya tinggal, dan jika telat mengetahui hasil covid tersebut, maka akan berbahaya untuk lingkungan sekitarnya.


Aksa Asri
Aksa Asri Tempatku melamun akan berbagai hal :")

Post a Comment for "Diskusi 2 Pengantar Sosiologi Tentang Perspektif Struktural Fungsional dan Perspektif Konflik"