7 Macam Sesat Pikir (Logical Fallacy) Yang Harus Kamu Tahu
Kadang kita keliru dalam menalar atau menganalisa sesuatu argument, sehingga hasil atau kesimpulan yang kita pikir itu melenceng atau tidak sesuai dengan kaidah (tidak sah). Jadi, ketika ada kesalahan dalam menalar, baik itu kita sengaja atau tidak memasukkan hal-hal yang membuat kesimpulannya melenceng.
Hal ini juga sering terjadi disekitar kita, entah itu berupa pembicaraan atau tulisan yang memiliki corak menyesatkan. Kalau kita berbicara logika dan sesat pikir. Logika itu menalar sesuatu yang mempunyai dasar pikiran, kemudian hasil dari penalaran itu ditarik sebuah kesimpulan yang sah dengan metode atau kaidah yang ada.Apa itu sesatpikir (logical fallacy)?
Yah, sesatpikir adalah suatu hal yang kita analisa atau penalaran yang kita lakukan, tetapi penalaran itu keliru ketika membuat kesimpulan dan metode atau langkahlangkahnya kurang. Alhasil, ini membuat kesesatan dalam menalar sesuatu.
Sesatpikir juga beragam, namun dalam skala besar. Sesatpikir dikelempokkan menjadi 2, yakni sesatpikir formal dan sesar fikir informal. Lalu, sesatfikir informal dibagi atas 2 macam kelompok, antara lain sesatpikir pertalian dan kemaknagandaan.
Namun, beberapa ahli logika pada umumnya membedakan ini menjadi 3 bagian atau jenis dari sesatpikir, antara lain sesatfikir formal, verbal dan material.
Komunikasi merupakan interaksi antara dua orang atau lebih dalam berbagai bentuk. Tujuan dari komunikasi sendiri cukup beraneka ragam. Yang jelas, semua jenis komunikasi harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar agar nyambung. Jadi, jangan sampai kita sesat pikir atau logical fallacy.
Jadi, bisa dibilang logical fallacy merupakan kesalahan seseorang dalam berpikir akibat penyampaian argumen yang terlalu bertele-tele atau kurang tepat. Tak heran jika logical fallacy kerap disebut sebagai sesat pikir.
Kesalahan ini dapat ditemukan dalam berbagai bidang, termasuk diskusi sehari-hari. Penyebab utama dari kesalahan berpikir ini adalah kurangnya pelatihan nalar untuk berpikir.
Baca juga: Mengenal Proposisi Kategoris Beserta Unsur, Jenis, dan Contohnya
Sesatpikir juga beragam, namun dalam skala besar. Sesatpikir dikelempokkan menjadi 2, yakni sesatpikir formal dan sesar fikir informal. Lalu, sesatfikir informal dibagi atas 2 macam kelompok, antara lain sesatpikir pertalian dan kemaknagandaan.
Namun, beberapa ahli logika pada umumnya membedakan ini menjadi 3 bagian atau jenis dari sesatpikir, antara lain sesatfikir formal, verbal dan material.
Komunikasi merupakan interaksi antara dua orang atau lebih dalam berbagai bentuk. Tujuan dari komunikasi sendiri cukup beraneka ragam. Yang jelas, semua jenis komunikasi harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar agar nyambung. Jadi, jangan sampai kita sesat pikir atau logical fallacy.
Pengertian Logical Fallacy
Untuk membangun komunikasi yang baik, kita harus menghindari logical fallacy. Istilah ini diambil dari bahasa Inggris dan Latin. Logical sendiri artinya logika. Sementara, fallacy bermakna tipu muslihat.Jadi, bisa dibilang logical fallacy merupakan kesalahan seseorang dalam berpikir akibat penyampaian argumen yang terlalu bertele-tele atau kurang tepat. Tak heran jika logical fallacy kerap disebut sebagai sesat pikir.
Kesalahan ini dapat ditemukan dalam berbagai bidang, termasuk diskusi sehari-hari. Penyebab utama dari kesalahan berpikir ini adalah kurangnya pelatihan nalar untuk berpikir.
Baca juga: Mengenal Proposisi Kategoris Beserta Unsur, Jenis, dan Contohnya
Jenis Logical Fallacy
Logical fallacy ternyata bisa terjadi pada salah satu atau semua pihak yang berbicara. Ada banyak kesalahan berpikir yang dikelompokkan berdasarkan ciri-cirinya. Berikut 7 jenis logical fallacy yang harus kita ketahui.1. Ad Hominem
Pertama, ada jenis logical fallacy ad hominem. Biasanya, kesalahan ini timbul saat sedang beradu argumen. Bila sudah kehabisan kata-kata, salah satu pihak akan menyerang pihak lain dengan melontarkan kalimat yang tidak sesuai dengan pembahasan.Umumnya, mereka akan menyinggung keadaan hidup, agama, bentuk badan, dan lain sebagainya. Jika dibiarkan, logical fallacy ini bisa memicu body shaming yang membuat orang lain sakit hati.
2. Hasty Generalization
Jenis yang kedua ini bisa terjadi bila ada pihak yang tidak mempunyai cukup data ketika berdebat. Mereka akan memberi argumen sesuai data yang dimiliki, sehingga cenderung keluar dari topik utamanya. Contoh paling sederhana dari logical fallacy ini adalah kita bertemu dengan orang Arab yang hidungnya mancung, sehingga kita berpikir bahwa semua orang Arab hidungnya mancung.3. Post Hoc
Logical fallacy ini bisa terjadi bila kita terlalu meyakini suatu hal yang berdekatan. Akibatnya, kita bisa melebih-lebihkan kejadian tersebut. Sesat pikir ini sangat umum terjadi di masyarakat dan bisa timbul tanpa perlu berdebat terlebih dahulu.Salah satu contoh post hoc yang beredar di masyarakat adalah mitos kejatuhan cicak. Konon katanya, kejatuhan cicak bisa menjadi pertanda hal buruk akan terjadi. Kemudian, keesokan harinya Anda mengalami kecelakaan dan langsung mengaitkan hal tersebut dengan cicak.
4. Burden of Proof Reversal
Berikutnya, ada logical fallacy burden of proof reversal. Pada jenis ini, seseorang akan menyampaikan argumen dengan sangat berani. Namun, ketika ditanya alasannya, ia akan meminta orang lain memberikan penjelasan. Hal ini kerap terjadi karena argumennya tidak berdasarkan data dan minim pengetahuan.5. Non Sequitur
Jenis berikutnya adalah non sequitur. Kesalahan ini bisa terjadi bila seseorang sudah menyampaikan pendapat dengan benar, namun menyajikan kesimpulan yang salah. Selain itu, bisa juga diakibatkan oleh argumen dan kesimpulannya benar, tapi keduanya tidak saling berhubungan.6. Begging the Question
Keenam, ada logical fallacy Begging the Question. Kesalahan ini terjadi saat seseorang menggunakan pola pikir melingkar dalam argumennya. Hal ini bisa membuat orang lain bingung apakah argumennya pro atau kontra. Jenis yang satu ini banyak ditemukan dalam lingkup sekolah, masyarakat, maupun keluarga.7. Straw Man
Terakhir, ada straw man. Seorang straw man akan memberikan tanggapan yang keluar dari konteks. Meskipun tidak menyerang pihak lain, kesesatan dalam berpikir ini akan mengalihkan topik pembahasan agar tidak terjebak dalam situasi yang membuat mereka terpojok.
Demikian pembahasan mengenai logical fallacy atau kesesatan dalam berpikir. Agar tidak mengalami sesat pikir, penting bagi kita untuk fokus selama percakapan berlangsung dan mendengarkan sampai selesai.
Referensi:
• Modul Logika
• Akseleran.co.id dan ruangguru.com
Demikian pembahasan mengenai logical fallacy atau kesesatan dalam berpikir. Agar tidak mengalami sesat pikir, penting bagi kita untuk fokus selama percakapan berlangsung dan mendengarkan sampai selesai.
Referensi:
• Modul Logika
• Akseleran.co.id dan ruangguru.com
Post a Comment for "7 Macam Sesat Pikir (Logical Fallacy) Yang Harus Kamu Tahu"