Diskusi 7 Pengantar Sosiologi UT Tentang Perilaku Sosial
Kemukakan analisismu terhadap kontrol di masyarakat terhadap kegiatan kesenian karena dianggap tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat. Berikan contoh dan penjelasan berkaitan definisi perilaku yang dikatakan menyimpang, juga kontrol sosial terhadap perilaku menyimpang itu.
Pendapat 1 Oleh: Lusiana Nurrisa
Seni adalah suatu kebebasan setiap manusia untuk mengekspresikan apa yang sedang ia rasakan, serta bersifat indah sehingga dapat menggerakan jiwa dan perasaan seseorang ketika melihat karya seni. Banyak masyarakat yang menganggap seni memang suatu kebebasan, walaupun mereka tahu terkadang ada karya seni yang bertentangan dengan norma yang ada di masyarakat.
Di samping itu, banyak juga masyarakat yang berpendapat bahwa hal tersebut tidak benar. Kebabasan dalam berekspresi didunia seni jangan dianggap sebebas kata bebas itu sendiri. Kebebasan akan selalu berhadapan dengan nilai-nilai sosial dan norma-norma yang ada di masyarakat.
Maka dari itu membatasi kebebasan berseni bukan berarti menghalangi seseorang untuk berekspresi. Tetapi, lebih pada usaha agar tidak bertentangan dengan nilai sosial dan norma yang ada di masyarakat.
Salah satu kesenian yang dianggap tidak sesuai dengan norma masyarakat yang ada, yaitu tarian striptease (tarian telanjang). Tentu tarian tersebut mengandung unsur pornografi. Dalam aksinya tersebut si penari membuka pakaiannya satu per satu hingga dalam keadaan tanpa busana melakukan gerakan-gerakan erotis.
Jika para pria yang melihatnya, akan mengundang syahwatnya untuk menyentuh tubuh penari tersebut. Perilaku menyimpang tersebut disebut pelecehan (penyimpangan seksual). Penyimpangan seksual yaitu perilaku yang mendorong seseorang untuk memenuhi nafsunya langsung kepada objek seksual ataupun tidak langsung dengan cara yang tidak wajar.
Kontrol sosial yang diperlukan terhadap perilaku penyimpangan seksual yaitu berupa hukuman atau sanksi yang berat bagi pelaku pelecehan. Lebih baik jika tarian striptease dihapus dari daftar pentas kesenian yang ada di masyarakat.
Pendapat ke-2 oleh: Andi Muh. Aksa Asri
Sebelumnya, kalau seni adalah sebuah ekspresi atau ungkapan seseorang untuk mengeluarkan kreatifitas yang terdapat dalam dirinya, itu boleh-boleh saja dan tak ada yang salah dengan hal tersebut. Seni itu indah dan bebas mengungkapkan nilai yang ada dalam diri kita.
Tapi, seni juga harus memiliki pengendalian diri. Yah, memang bebas? Bebas tapi dalam rana yang positif, tidak merugikan orang lain. Ada begitu banyak ekspresi seni terutama di Indonesia, ada yang baik dan buruk. Dari mana saya menilai baik atau buruknya? Kalau saya yang agama islam, tentu memakai aturan Allah dari segi kebaikan dan keburukannya.
Namun, sebenarnya kita sendiri dapat menilai secara langsung tanpa melibatkan agama disini. Kok gitu? Secara sederhana, apakah itu merugikan kita atau tidak.
Contoh: ada banyak nilai-nilai kebudayaan, terutama seni yang saya rasa hanya meningkatkan syahwat (nafsu) kita saja. Seperti, patung yang bentuknya telanjang, lalu memeluk wanita yang telanjang. Saya tidak melihat keindahan dari karya seni tersebut, melainkan hanya meningkatkan nafsu.
Apa ukirannya bagus? Bagus, tapi pesannya tak sampai. Alhasil, merusak mental remaja dan bisa mencari objek seks lainnya . Belum lagi budaya seni barat yang mencolok, membuat kita tak sadar kalau sebenarnya itu tak berguna. Melainkan hanya menjauhkan kita dari hal yang positif.
Kontrol sosial yang bisa kita lakukan adalah mengurangi, bahkan tak memberi dukungan terhadap karya yang sifatnya tak memberi manfaat. Lalu, hukuman yang tegas terhadap pelaku penyimpangan. Dan kita bisa memilah dan memilih hal-hal yang dapat kita nikmati.
Baca juga: Diskusi 5 Pengantar Sosiologi Tentang Stratifikasi Sosial
Pendapat ke-3 oleh: Devi Annisa Saraswati
Apa itu kesenian? Kesenian adalah sarana yang dapat dijadikan media dalam mengekspresikan rasa keindahan yang berasal dari jiwa manusia. Menurut saya kesenian tidak hanya sebatas tarian ataupun nyanyian daerah saja, melainkan semua karya yang mengekspresikan rasa keindahan, bisa disebut kesenian.
Kita hidup di Indonesia, yang dimana terdiri dari berbagai macam suku, tentu banyak sekali kesenian unik yang berasal dari setiap suku di Indonesia. Setiap suku di Indonesia memiliki keunikannya masing-masing. Hidup di Indonesia yang merupakan bangsa dengan menjunjung tinggi adat istiadat, tentunya tidak dapat lepas dari norma masyarakat dan tidak jarang banyak sekali sikap atau perilaku yang menyimpang dari norma tersebut.
Bahkan suatu kesenian pun bisa dianggap melanggar norma. Penyimpangan dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, artinya penyimpangan tersebut terjadi jika seseorang tidak mematuhi patokan norma yang sudah ada.
Seperti yang kita ketahui, begitu banyak kesenian yang berasal dari Indonesia. Salah satunya adalah kesenian tato yang berasal dari Suku Dayak. Suku yang ada di daerah Kalimantan memiliki kebiasaan mentato tubuhnya, seperti Suku Dayak Iban, Suku Dayak Tunjung, Suku Dayak Daratan, Suku Dayak Kenyah, dan Suku Dayak Kayan. Menurut tradisi orang-orang Dayak, kalau pembuatan tato tersebut berkaitan dengan peribadatan, kesenian, dan penanda status sosial di dalam kelompok.
Mereka percaya bahwa tato yang ada di tubuh dapat menyelamatkan diri dan menangkal pengaruh jahat. Untuk beberapa orang / daerah / suku, menganggap kesenian ini menyimpang, berarti menunjukan bahwa terdapat pendefinisian perilaku menyimpang berdasarkan tempat.
Contoh nyatanya ketika ada beberapa perusahaan besar di Jakarta bahkan di Indonesia yang tidak menerima karyawan yang bertato, padahal menurut masyarakat Suku Dayak bertato merupakan tradisi kesenian yang turun menurun. Ada juga yang beranggapan bahwa seseorang yang menggunakan tato memiliki stereotype yang jelek, tak jarang orang bertato ideal dengan preman atau penjahat.
Tentunya, dari kesenian tato tersebut memicu kontrol sosial. Seperti perusahaan yang melarang karyawannya bertato, menurut saya itu merupakan salah satu kontrol sosial.
Selanjutnya yang bisa dilakukan adalah kontrol internal terhadap perilaku menyimpang, yakni orang yang meyakini bahwa tato adalah karya seni dan orang yang menggunakan tato, harus bisa bertanggung jawab, kontrol diri dan menerima bahwa tidak semua lapisan atau kelompok masyarakat bisa menerima dirinya. Tetapi, menurut saya, tidak semua orang yang bertato merupakan orang dengan kepribadian yang buruk.
Baca juga: Diskusi 6 Pengantar Sosiologi UT Tentang Kelompok Sosial
Pendapat ke-4 Oleh: Ananda Putri Susanto
Definisi perilaku menyimpang:
di dalam kehidupan bermasyarakat berbagai perilaku dipandang berdasarkan norma-norma sosial yang ada. Namun adakalanya perilaku tersebut terkadang berlawanan dari pandangan norma tersebut. Maka dari itu perilaku yang berlawanan dengan norma disebut dengan perilaku menyimpang.
Contoh kesenian yang termasuk kedalam penyimpangan:
Seni rajah tubuh atau tato yang merupakan bentuk seni menggambar di tubuh dengan penggunaan benda tajam sehingga yang memakainya akan kesakitan. Tato dianggap sebagai tren dari seni gambar. Menurut stigma di masyarakat orang yang bertato dipandang sebagai orang ga bener karena memang pada awalnya tato sangat identik dengan para narapidana. Namun sekarang tato menjadi tren di kalangan anak muda sampai orang tua. Di Indonesia sendiri seseorang yang bertato apalagi orang tersebut beragama islam . akan dipandang negatif oleh masyarakat. Hal ini memperkuat citra tato sebagai bentuk penyimpangan. Namun berbeda jika tato di lihat di negara seperti Amerika Serikat yang tidak menganggap bahwa tato merupakan perilaku menyimpang.
Kontrol sosial:
Kontrol sosial umumnya berupaya untuk mengendalikan perilaku yang tidak sesuai dengan norma, terkait pencegahannya. Terdapat beberapa cara yang dilakukan salah satunya bentuk preventif (sebelum terjadi), contohnya , secara formal terdapat di dalam peraturan perusahaan, instansi, maupun organisasi yang tidak memperbolehkan pegawainya bertato, selanjutnya ada yang bersifat represif (setelah terjadi) dijauhi, dihujat, diomongin.
Post a Comment for "Diskusi 7 Pengantar Sosiologi UT Tentang Perilaku Sosial"