Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kenapa Harga Emas Cenderung Naik? Perlukah Investasi Emas??

Kita tahu emas adalah salah satu logam yang paling berharga. Dulu memiliki emas dalam jumlah besar merupakan tanda kekayaan. Tapi seiring berjalannya waktu, menyimpan emas secara fisik semakin berisiko.

Risiko kehilangan, atau justru memerlukan biaya tambahan untuk menyimpan dengan aman. Contohnya, biaya tambahan untuk membeli lemari besi.

Namun saat ini, berinvestasi di emas tidak harus memiliki secara fisik, kita bisa investasi emas di pasar future, komoditas, di saham perusahaan tambang emas atau pasar valas, karena emas juga dinyatakan sebagai satuan mata uang dengan kode XAU yang hanya bisa ditukar dengan USD.

Penyebab Harga Emas Terus Meningkat

Harga Emas Dalam Satuan Troy Ounce

Nah, harga emas diperdagangkan dalam satuan troy ounce. 1 troy ounce emas setara dengan 31 gram atau sebesar koin ukuran besar. Kalau kita lihat dari lempengan emas ini, 5 gram. Artinya 1 troy ons = 6 kali dari besar lempengan emas ini.

Dan saat ini, harga emas terus naik mencetak rekor baru, bahkan harga emas sudah menyentuh 1901 usd/troy ons, atau senilai 27 juta rupiah, senilai 1 motor matic 150 cc.

Mahal ya? Nah kali ini kita akan bahas kenapa harga emas bisa semahal itu?

Dan apakah emas bisa jadi instrumen investasi yang baik untuk jangka Panjang? OK? Stay Tune!

Kenapa harga emas bisa mahal?

Ini sebenarnya karena hukum Supply and demand sederhana. Persediaan dan permintaan. Jika persediaan atau supply suatu barang lebih rendah dari permintaannya, maka harga otomatis akan cenderung naik.

Sedangkan, emas itu adalah barang langka, contohnya saja produksi besi per jam, itu masih lebih banyak dibandingkan emas sepanjang sejarah.

Bahkan, emas itu 10x lebih langka dibandingkan perak. Emas juga butuh waktu lama dan sulit untuk digali. Dalam 20 tahun terakhir saja, produksi emas ternyata hanya naik rata-rata sebanyak 1.6% saja, terutama sejak tahun 2016 dimana persediaan emas di permukaan bumi yang mudah diambil ini sudah semakin sedikit bahkan habis.

Artinya penambang saat ini harus menggali lebih dalam lagi untuk menemukan sumber emas. Sementara itu, demand atau permintaan akan emas masih sangat tinggi.

Sumber permintaan emas yang tinggi ini terbagi menjadi tiga :

1. Bank sentral.

Kalian tahu kalau bank sentral di seluruh dunia ini memiliki simpanan emas dalam cadangan devisanya. 

Hal ini untuk melindungi keuangan negara dari inflasi. Jika nilai suatu mata uang cenderung termakan inflasi, maka nilai emas justru sebaliknya.

AS adalah negara dengan cadangan emas terbesar di dunia, yaitu kurang lebih sebanyak 8134 ton (September 2019) sekitar 76% dari total cadangan devisanya, atau senilai 373 Miliar USD.

Bank Indonesia juga memiliki cadangan emas sekitar USD 4.32 Miliar, atau sekitar 3.37% dari total cadangan devisanya.

2. Industri perhiasan

Kalian tahu bahwa 50% dari total permintaan emas di dunia dipakai untuk membuat perhiasan. Tahun 2019 saja sekitar 4400 ton emas dipakai untuk perhiasan.

Emas sangat cocok digunakan sebagai bahan dasar perhiasan bukan saja karena warnanya yang kuning berkilauan, tetapi emas itu adalah unsur logam yang warnanya tidak pudar dan tidak reaktif terhadap unsur logam lain.

Ini juga yang membuat emas itu tahan lama sekali dan tidak termakan waktu.

3. Perusahaan-perusahaan teknologi

Selain bank sentral dan pembuat perhiasan, emas juga dicari oleh produsen teknologi. Ini karena emas adalah konduktor atau penghantar listrik yang baik.

Selain itu, sifat emas yang mudah dibentuk memudahkan emas dalam produksi sirkuit kecil. Dan jangan lupa bahwa emas itu tidak reaktif terhadap unsur kimia lain sehingga tidak terkorosi atau berkarat.

Lalu, kenapa emas harganya naik signifikan di tiap tahun?

Sebagai salah satu instrumen safe haven, harga emas biasanya naik pada saat terjadi kondisi ekonomi yang tidak tentu misalnya seperti resesi, krisis finansial, perang dagang, dan peristiwa lain yang menyebabkan kondisi ekonomi itu dipertanyakan.

Contohnya saja saat terjadi krisis global di tahun 2008. Dari tahun 2008 hingga tahun 2011, harga emas itu terus naik karena kekhawatiran investor akan utang-utang AS yang menumpuk dan pemberian stimulus moneter oleh The Fed (Bank sentral AS) yang begitu banyak.

Ini membuat nilai USD pada saat itu melemah Sehingga permintaan dan harga emas terus naik saat itu. Hal yang sama terulang lagi di tahun 2020 ini, dimana risiko global meningkat signifikan akibat pandemi, pertumbuhan ekonomi dunia yang turun signifikan dan terjadi resesi dimana-mana.

Dan terlihat pada grafik, bahwa saat permintaan emas dari perusahaan teknologi menurun karena pandemi,permintaan emas untuk investasi justru naik signifikan tahun 2020 ini.

Baca juga: 3 Alasan Lebih Memilih Saham Dibanding Reksadana Saham

Apakah emas cocok untuk investasi ?

Harga emas biasa naik drastis pada masa-masa ekonomi sulit dan tidak tentu. Sementara pada saat ekonomi tumbuh, harga emas cenderung flat bahkan menurun jika dibandingkan saham.

Memang harga emas relatif naik lebih tinggi dibandingkan saham dalam 5 tahun terakhir, ini dikarenakan dalam beberapa tahun terakhir ada event-event yang membuat keadaan ekonomi tidak tentu seperti perang dagang dan pandemi.

Namun, kalau kita lihat secara jangka Panjang misalnya 10 hingga 25 tahun terakhir, indeks saham sebenarnya justru naik lebih tinggi dibandingkan harga emas.

Kita lihat saja IHSG, Indeks Harga Saham Gabungan. Dalam 10 tahun terakhir, IHSG naik 65% sedangkan emas 61%. Dalam 25 tahun terakhir lebih panjang lagi, IHSG naik 915% sedangkan emas hanya 397%.

Nah, selain mengharapkan kenaikan harga, investasi di emas sebenarnya tidak menawarkan keuntungan lain.

Contohnya, kalau kita melihat saham yang menawarkan dividen, investasi di bonds menawarkan kupon, dan investasi di properti yang kita bisa sewakan untuk mendapatkan aliran kas tambahan diluar dari kenaikan nilai intrinsiknya.

Dan jangan lupa, bahwa menyimpan logam mulia dalam jumlah besar justru merepotkan dan memerlukan biaya tambahan untuk membeli lemari besi atau sewa deposit box di bank.

Karena alasan inilah para ahli perencanaan keuangan menyarankan hanya kurang lebih sekitar 10%-15% dari total portofolio investasi kalian yang boleh ditempatkan di logam mulia. Sifatnya jadi hanya sebagai pelengkap portofolio, diversifikasi, atau instrumen lindung nilai. 

Jadi bagaimana dengan saat ini? Saat yang tepat untuk beli emas ?

Harga emas sudah naik lumayan banyak di tahun 2020-2021 ini. Jadi memang sudah agak terlambat untuk memulai investasi di emas kalau tujuannya untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek secara signifikan.

Tapi, kita tidak tahu sampai kapan kenaikan emas ini akan berlangsung. Kenaikan harga emas masih akan tergantung dari sampai kapan krisis kesehatan ini berlangsung dan kapan ekonomi benar-benar bisa pulih.

Para analis memprediksi bahwa harga emas bisa saja masih melanjutkan kenaikan hingga mencapai 2000, bahkan 3000 usd/troy ons.

Sampai akhirnya krisis ini berakhir dan likuiditas mendorong pasar saham untuk kembali bangkit.

Pada saat keadaan membaik, dan ekonomi kembali tumbuh, maka pasar saham dipercaya tetap akan tumbuh lebih cepat dibandingkan harga emas.

Jika saat itu tiba, kita hanya bisa berharap tidak terjadi bubble yang terlalu besar pada harga emas. Baik rekan-rekan investor, itu tadi pembahasan singkat saya mengenai emas.


Aksa Asri
Aksa Asri Tempatku melamun akan berbagai hal :")

Post a Comment for "Kenapa Harga Emas Cenderung Naik? Perlukah Investasi Emas??"