Cinta Itu Fitrah: Tinggal Pilih Menjadikannya Ibadah atau Musibah
Kalau cinta itu fitrah, berarti Allah benar-benar menganggap cinta sebagai naluri dan kebutuhan manusia 'kan ya? Setahuku, fitrah itu kondisi asli dan sifat bawaan yang tak bisa diubah. Alhamdulillah deh kalau cinta memang dianggap fitrah. Lanjut pedekate sama doi ah!
Astagfirullahaladzim... nggak gitu juga konsepnya! Baca judulnya sampai selesai dong! Cinta Itu Fitrah: Tinggal Pilih Menjadikannya Ibadah atau Musibah. Dari judulnya aja udah jelas dan terpampang nyata banget. Kalau cinta yang fitrah itu bisa menjadi ibadah atau malah musibah.
Pilih Ibadah atau Musibah?
Sebenarnya, sesuatu yang memiliki dua mata sisi berlainan ini ada di hampir semua hal. Nggak cuma urusan cinta aja. Sebut saja pisau dapur. Ketika pisau dapur dipake buat masak tentu sah-sah saja dan bahkan bisa bernilai ibadah. Misalnya, masak makanan buat anak yatim, dll.Tapi, itu pisau juga bisa berubah jadi sumber dosa kalo dipake hal-hal yang nggak bener. Buat melukai orang lain atau malah sampe membunuh. Na'udzubillah... bukan main nabung dosanya!
Nah, balik lagi ke cinta-cintaan tadi. Jadi, hukumnya 'cinta' akan sangat bergantung pada bagaimana kita memperlakukannya. Tentu saja mempunyai perasaan cinta, suka, dan sayang sama seseorang itu wajar banget. Makanya disebut fitrah.
Bahkan, dalam QS Ali Imron ayat 14, Allah berfirman kalau cinta adalah fitrah sekaligus anugerah Ilahi yang telah ada sejak manusia lahir.
TAPI, bukan berarti menghalalkan segala cara atas nama cinta! Ingat cerita tentang pisau tadi deh. Hanya biar pisau itu berguna, nggak dipake buat bunuh orang lain juga kan? Cinta juga gitu. Rasa sayang juga bisa menjadi sumber malapetaka ketika tidak disalurkan dengan cara yang tepat.
Sudah banyak contohnya yang berseliweran di sekitar kita.
• Atas nama cinta, diam-diam chatting sepanjang hari sama lawan jenis yang jelas-jelas bukan mahram-nya.
• Atas nama cinta, diam-diam berduaan berkedok kerja kelompok.
• Atas nama cinta, akhirnya menghalalkan pacaran dengan embel-embel ta'aruf.
• Atas nama cinta, sampai seorang perempuan rela menyerahkan mahkotanya kepada lelaki yang selalu bilang, jalani aja dulu tiap ditanya kepastian.
• Atas nama cinta, angka married by accident di Indonesia terus meningkat seolah nggak mau kalah sama Corona yang terus beranak pinak.
Bukankah fakta-fakta itu yang lebih mengsedih, Bestie? Niatnya menyalurkan cinta yang membara agar bahagia di dunia, tahu-tahu malah merusak diri sendiri dan bahkan nama baik keluarga. Jangan sampai cinta yang merupakan anugerah berubah jadi musibah hanya karena salah pergaulan.
Terus, Gimana Dong Kalau Jatuh Cinta?
Islam adalah agama fitrah. Islam juga tidak membelenggu perasaan manusia untuk merasakan cinta dalam dirinya. Namun, Allah lebih tahu apa yang menjadi kebutuhan kita. Karena itulah, ada syariatnya tersendiri dalam hal cinta-cintaan ini.Jangan sampai rasa cintamu sama doi mengalahkan ketaqwaan dan keimananmu pada Allah yang jelas-jelas Sang Maha Cinta. Sekarang, contoh kecil aja deh. Ceritanya, kamu lagi naksir berat sama doi yang suaranya merdu dan rajin ngaji. Sholeh dan idaman banget deh.
Kamu pun mengubah diri 180 derajat demi doi yang menjadi incaran. Mulai dari memutuskan untuk berhijab, ikut kajian, hingga aktif komunitas dakwah. Kelihatannya memang masya Allah sekali, ya? Rasa kagum sama seseorang bisa menjadikan seseorang lainnya berubah menjadi lebih taat.
Eits, tunggu dulu. Kita lihat niat yang bercokol dalam diri muslimah yang sedang dimabuk asmara itu tadi. Tiba-tiba mengubah diri karena Allah atau caper semata? Yang ditakutkan, semua ibadah yang dilakukan tak lagi karena Allah. Tapi sebatas ingin mengoleksi perhatian dari kang mas di sana.
Nah, loh, kalau sudah kayak gitu gimana dong? Ibadah kok karena manusia lain? Nanti kalau cinta ke masnya luntur, masa ibadahnya juga ikutan luntur?
Di sinilah yang biasanya bikin "cinta" terasa menjadi beban. Kalau tahu cinta bisa se-merusak itu, mending nggak usah jatuh cinta aja kali ya? Pacaran nggak boleh, cari perhatian doi nggak boleh. Terus harus gimana dong, Bestie?
Baca juga: Hajat vs Naluri, Penting Mana?
• Ingat, Cinta Adalah Ujian Keimanan
Allah sudah jelas-jelas menyebut cinta sebagai anugerah. Jadi, jangan pernah menganggapnya sebagai beban. Tapi ingat, hampir sama dengan jenis kenikmatan yang lain, bahwa "yang nikmat-nikmat emang selalu menguji keimanan".Di sinilah keimananmu sedang diuji. Kalau sampai goyah sedikit saja, bisa-bisa merusak piramida keimanan yang telah kamu bangun selama ini. Jadi, tetap sabar dalam penantian dan berada dalam jalan yang diridhoi Allah.
Ingat, bahwa semua akan indah pada waktunya, termasuk rasa cinta yang sayup-sayup memenuhi jiwa kita sekarang. Percayalah bahwa ia akan menjadi indah ketika kita menyalurkannya pada waktu yang tepat.
• Dekatkan Diri pada Allah
Jadikan rasa cintamu itu sebagai momen untuk mendekatkan diri sepenuhnya pada Allah. Ingat, someone yang sedang kamu kagumi itu adalah manusia biasa yang termasuk makhluk ciptaan Allah. Jangan sampai kekagumanmu pada sesama manusia lebih besar daripada cintamu pada Allah.Jadi, ingatlah siapa penciptanya. Ingat juga bahwa atas kuasa-Nya semata kamu bisa merasakan kekaguman tersebut. Dengan begitu, kita akan lebih fokus mendekatkan diri dan memperbaiki diri di hadapan Allah. Perbanyak ibadah dan berdoa pada Allah untuk mendapatkan ridho-Nya.
Lha wong semua yang ada di dunia berada dalam kuasa Allah kok. Jadi, gantungkan harapan hanya kepada Allah. Mohon petunjuk pada Allah agar tetap dalam iman dan lindungan-Nya, terutama saat virus-virus cinta menyerang pikiranmu dari pagi hingga malam.
• Sibuklah dalam Prestasi yang Baik
Selain memperbanyak ibadah kepada Allah, sibuklah juga dalam aktivitas yang bisa meningkatkan kualitas dirimu sebagai manusia utuh dan berdaya. Rajin belajar, membaca, memperbanyak ilmu dan pertajam keterampilan supaya kelak bisa hidup mandiri dan bermanfaat bagi orang lain.Apalagi, di usia muda kayak gini. Banyak-banyakin prestasi, biar pas tua nanti nggak merugi dan menyesali hari ini. Tapi ingat, banyak-banyakan prestasi dalam kebaikan. Bukan malah banyak-banyakan mantan. Emang jumlah mantan bisa dipake portofolio kerja? Nggak kan?
Yang ada malah menyisakan patah hati yang menghambat produktivitasmu. Jadi, nggak perlu galau kalau sampai hari ini nggak punya ayang atau daftar mantan. Karena itu sama sekali nggak penting di mata Allah yang Tersayang, eaa~
Cinta itu fitrah, tinggal pilih mau menjadikannya ibadah atau musibah. Pingin disayang Allah yang cinta-Nya paripurna, atau menghalalkan segala cara hanya untuk ayang yang cintanya sekadar bualan. Semua pilihan berada di tanganmu.
Post a Comment for "Cinta Itu Fitrah: Tinggal Pilih Menjadikannya Ibadah atau Musibah"