Mengapa Hari Valentine Tidak Boleh Dirayakan Dalam Islam?
Setiap memasuki bulan Februari ornamen dan berbagai pernak-pernik berwarna pink mulai diperjualbelikan, baik itu di pertokoan ataupun sepanjang jalanan. Hal ini terkait antusias roda bisnis untuk memperingati sebuah perayaan bernama Valentine, mereka menganggap momen tersebut adalah sebuah peluang. Karena banyak sekali pembeli yang bersuka hati akan membeli cokelat, bunga, juga aksesori untuk diberikan pada orang yang dianggap istimewa.
Secara faktual padahal Valentine day atau hari valentine tidak pernah atau tidak ada dirayakan dalam Islam. Karena hal ini tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tidak ada dalil ataupun dasar pelaksana hari kasih sayang tersebut.Mengenal Hari Valentine
Hari valentine adalah hari kasih sayang dan dirayakan setiap tanggal 14 Februari. Hal ini telah menjadi rahasia umum, di mana pada hari itu, banyak sekali anak muda atau ABG, bahkan hingga orang dewasa terlihat berlebihan dalam menunjukkan rasa cinta dan kasih sayangnya, kepada teman-teman yang mereka anggap sebagai seseorang yang istimewa atau pacar.Hal ini tentu saja bertentangan dengan ajaran Islam. Karena Islam tidak pernah mengajarkan yang namanya pacaran. Apalagi merayakan hari kasih sayang atau Valentine Day.
Selanjutnya menjadi pertanyaan, hingga istimewanya hari valentine– bagi setiap muslim untuk bertanya tentang asal-usul dari Valentine Day. Apakah boleh seorang muslim merayakan hari Valentine?
Mengenal hari valentine sebagai seorang muslim, sebaiknya memiliki dasar atas syariat atau hukum yang dilakukan. Karena perkara tidak boleh ditinggalkan, kalau perkara itu sesuai dengan syariat Islam. Yaitu apakah boleh dilakukan atau tidak, namun jika bertentangan ketetapan hukumnya, bisa saja itu melanggar atau dinyatakan haram.
Asal Usul Perayaan Valentine
Valentine day berasal dari budaya barat, yaitu Eropa. Sehingga sebenarnya orang Indonesia tidak mengerti akan akar budaya tersebut. Di Indonesia sendiri, mengenal Valentine adalah karena teknologi yang semakin berkembang, juga orang Eropa maupun orang Indonesia yang hilir mudik ke kesana dan kesini.Namun setelah diteliti asal mula budaya Valentine, memang terlihat simpang siur. Karena ada beberapa sumber yang mengatakan itu berasal dari tradisi suatu agama tertentu. Namun sumber yang lain mengatakan budaya ini adalah tidak ada kaitannya dengan agama apapun.
Hari valentine dirayakan setiap 14 Februari tiap tahunnya. Hal ini sebenarnya, tidak ada dasarnya di dalam agama Islam. Namun masih banyak umat Islam yang turut ikut-ikutan merayakan hari kasih sayang tersebut.
Apakah mereka belum mengenal tentang sejarah Valentine? Padahal setiap manusia diciptakan memiliki akal, yaitu untuk memilih antara hal yang baik dan buruk. Guna melakukan sesuatu tindakan yang sesuai syariat dan meninggalkan sesuatu yang tidak ada dasarnya, atau memang dilarang dalam agama Islam.
Asal muasal Santo valentine itu dihukum pancung, yaitu karena telah berani menikahkan seorang prajurit muda yang merupakan peserta wajib militer kerajaan. Pemuda itu ingin menikah, tapi tentu tidak ada pendeta yang berani melawan raja.
Karena peraturan di zaman itu, adalah prajurit wajib militer di bangsa Romawi tidak boleh menikah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan Santo valentine itu, telah melanggar peraturan kerajaan Romawi.
Maka tentu saja Raja Claudius menjadi marah, karena niat untuk menghimpun pasukan militer adalah untuk menjadikan benteng pertahanan kerajaan, agar menjadi lebih kuat juga untuk menaklukkan kerajaan lain. Hingga tentu saja untuk melakukannya, membutuhkan banyak sekali pasukan militer.
Sementara peraturan melarang pemuda untuk menikah dibuat, yaitu agar para pemuda militer fokus terhadap kerajaan dan kepentingan negara saja. Alih-alih membina asmara atau rumah tangga. Sayangnya karena peraturan tersebut pula, hanya sedikit saja pemuda yang melamar sebagai prajurit militer.
Raja Claudius berfikir, memang anak muda tidak boleh menikah. Yaitu agar fokus berbakti terhadap kerajaan yang dipimpinnya dan tidak terpaut dalam membina rumah tangga atau keluarga.
Namun tentu saja pihak gereja menganggap benar sikap Santo Valentine, pendeta itu dianggap berani dan menunjukkan ajaran agama yang sebenarnya. Yaitu karena telah melindungi orang yang menjalin cinta. Di mana ajaran gereja adalah cinta kasih, dan memang tujuan hidup adalah untuk menebarkan cinta kasih tersebut.
Karena tindakan Santo Valentine yang berani menikahkan seorang prajurit militer, yang tidak hanya satu, bahkan dirinya dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang. Selanjutnya tercatat dalam sejarah setiap tanggal 14 Februari, diperingati sebagai hari kasih sayang, yang sebenarnya adalah hari dimana Santo Valentine dihukum pancung oleh raja Claudius.
Sementara catatan versi yang kedua tentang sejarah Valentine adalah, di suatu masa terdapat anak muda yang bernama Valentine. Kemudian pemuda itu ditangkap petugas kerajaan, karena menolak menjadi prajurit. Padahal saat itu semua laki-laki kerajaan Romawi harus mengikuti wajib militer, atau menjadi prajurit kerajaan dalam waktu tertentu.
Valentin sebagai anak muda yang memiliki darah muda, tentu saja menolak, karena dia tidak mau menjadi prajurit. Sebab hatinya dipenuhi cinta dan kasih, dia tidak bisa mengingkari hatinya tersebut.
Terlebih tugas seorang prajurit di wajib militer adalah membunuh orang lain. Karena sikapnya itu, akhirnya pemuda bernama Valentine dipenjara dan terus disiksa selama berbulan-bulan, supaya tumbuh rasa benci dan hasrat membunuh di dalam hatinya.
Upaya penyiksaan terhadap pemuda berdamai Valentine, ternyata tidak merubah pendirian sang. Sampai akhirnya, pada tanggal 14 Februari, dirinya dihukum mati. Selanjutnya dikisahkan pada malam menjelang hukuman mati itu, pemuda bernama Valentine menulis surat panjang, yang dititipkan kepada petugas penjara. Surat itu adalah ditujukan kepada perempuan yang lumpuh dan buta, namun sangat dia kasihi.
Menurut catatan sejarah, inti dari surat yang dikirimkan Valentine itu adalah berisi permintaan maaf. Yaitu tentang dirinya, karena tidak bisa lagi mengurus sang perempuan lumpuh dan buta.
Dikisahkan siapapun yang membaca atau mendengar surat tulisan dari pemuda bernama Valentine itu, pasti dia akan menitikkan air mata dan terguncang semua saraf cinta kasihnya.
Anda akan menemui banyak versi ketika menjelajah tentang asal-usul budaya Valentine day. Namun disini akan dijabarkan mengenai dua sejarah, yaitu asal-usul hari Valentine.
Catatan yang pertama menyatakan bahwa budaya Valentine telah bermula pada abad ke 3 Masehi, yaitu saat Raja Romawi bernama Claudius menghukum pancung, seorang pendeta bernama Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 2069 Masehi.
Catatan yang kedua mengenai seorang pemuda bernama Valentine yang dihukum mati, karena tidak mau menjadi prajurit wajib militer kerajaan Romawi. Hal ini karena di hatinya hanya ada cinta. Dia tidak bisa membunuh orang.
Maka sejarah Valentine ini, seharusnya menyadarkan kita semua. Yaitu memang tidak ada dasar sama sekali dalam ajaran Islam, di mana asal muasal peringatan Hari Valentine adalah tidak dalam agama Islam rukun saling terkait perintah agama. Karena tidak ada dasarnya, maka hukumnya pun menjadi dilarang atau haram.
Sementara perkara haram di dalam Islam adalah sesuatu perkara, yang tidak boleh dilakukan dan wajib dihindari oleh setiap muslim. Maka merayakan hari valentine dalam Islam adalah bertentangan dengan syariat dan tidak boleh sama sekali dilakukan, oleh seorang muslim yang taat terhadap perintah agama Islam.
Apakah mereka belum mengenal tentang sejarah Valentine? Padahal setiap manusia diciptakan memiliki akal, yaitu untuk memilih antara hal yang baik dan buruk. Guna melakukan sesuatu tindakan yang sesuai syariat dan meninggalkan sesuatu yang tidak ada dasarnya, atau memang dilarang dalam agama Islam.
Mengenal Sejarah Valentine
Sejarah Valentine memiliki 2 versi yang dikenal luas. Versi sejarah yang pertama menyatakan bahwa budaya Valentine telah bermula pada abad ke 3 Masehi, yaitu saat Raja Romawi bernama Claudius menghukum pancung, seorang pendeta bernama Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 2069 Masehi.Asal muasal Santo valentine itu dihukum pancung, yaitu karena telah berani menikahkan seorang prajurit muda yang merupakan peserta wajib militer kerajaan. Pemuda itu ingin menikah, tapi tentu tidak ada pendeta yang berani melawan raja.
Karena peraturan di zaman itu, adalah prajurit wajib militer di bangsa Romawi tidak boleh menikah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan Santo valentine itu, telah melanggar peraturan kerajaan Romawi.
Maka tentu saja Raja Claudius menjadi marah, karena niat untuk menghimpun pasukan militer adalah untuk menjadikan benteng pertahanan kerajaan, agar menjadi lebih kuat juga untuk menaklukkan kerajaan lain. Hingga tentu saja untuk melakukannya, membutuhkan banyak sekali pasukan militer.
Sementara peraturan melarang pemuda untuk menikah dibuat, yaitu agar para pemuda militer fokus terhadap kerajaan dan kepentingan negara saja. Alih-alih membina asmara atau rumah tangga. Sayangnya karena peraturan tersebut pula, hanya sedikit saja pemuda yang melamar sebagai prajurit militer.
Raja Claudius berfikir, memang anak muda tidak boleh menikah. Yaitu agar fokus berbakti terhadap kerajaan yang dipimpinnya dan tidak terpaut dalam membina rumah tangga atau keluarga.
Namun tentu saja pihak gereja menganggap benar sikap Santo Valentine, pendeta itu dianggap berani dan menunjukkan ajaran agama yang sebenarnya. Yaitu karena telah melindungi orang yang menjalin cinta. Di mana ajaran gereja adalah cinta kasih, dan memang tujuan hidup adalah untuk menebarkan cinta kasih tersebut.
Karena tindakan Santo Valentine yang berani menikahkan seorang prajurit militer, yang tidak hanya satu, bahkan dirinya dinobatkan sebagai pahlawan kasih sayang. Selanjutnya tercatat dalam sejarah setiap tanggal 14 Februari, diperingati sebagai hari kasih sayang, yang sebenarnya adalah hari dimana Santo Valentine dihukum pancung oleh raja Claudius.
Sementara catatan versi yang kedua tentang sejarah Valentine adalah, di suatu masa terdapat anak muda yang bernama Valentine. Kemudian pemuda itu ditangkap petugas kerajaan, karena menolak menjadi prajurit. Padahal saat itu semua laki-laki kerajaan Romawi harus mengikuti wajib militer, atau menjadi prajurit kerajaan dalam waktu tertentu.
Valentin sebagai anak muda yang memiliki darah muda, tentu saja menolak, karena dia tidak mau menjadi prajurit. Sebab hatinya dipenuhi cinta dan kasih, dia tidak bisa mengingkari hatinya tersebut.
Terlebih tugas seorang prajurit di wajib militer adalah membunuh orang lain. Karena sikapnya itu, akhirnya pemuda bernama Valentine dipenjara dan terus disiksa selama berbulan-bulan, supaya tumbuh rasa benci dan hasrat membunuh di dalam hatinya.
Upaya penyiksaan terhadap pemuda berdamai Valentine, ternyata tidak merubah pendirian sang. Sampai akhirnya, pada tanggal 14 Februari, dirinya dihukum mati. Selanjutnya dikisahkan pada malam menjelang hukuman mati itu, pemuda bernama Valentine menulis surat panjang, yang dititipkan kepada petugas penjara. Surat itu adalah ditujukan kepada perempuan yang lumpuh dan buta, namun sangat dia kasihi.
Menurut catatan sejarah, inti dari surat yang dikirimkan Valentine itu adalah berisi permintaan maaf. Yaitu tentang dirinya, karena tidak bisa lagi mengurus sang perempuan lumpuh dan buta.
Dikisahkan siapapun yang membaca atau mendengar surat tulisan dari pemuda bernama Valentine itu, pasti dia akan menitikkan air mata dan terguncang semua saraf cinta kasihnya.
Anda akan menemui banyak versi ketika menjelajah tentang asal-usul budaya Valentine day. Namun disini akan dijabarkan mengenai dua sejarah, yaitu asal-usul hari Valentine.
Catatan yang pertama menyatakan bahwa budaya Valentine telah bermula pada abad ke 3 Masehi, yaitu saat Raja Romawi bernama Claudius menghukum pancung, seorang pendeta bernama Santo Valentine pada tanggal 14 Februari 2069 Masehi.
Catatan yang kedua mengenai seorang pemuda bernama Valentine yang dihukum mati, karena tidak mau menjadi prajurit wajib militer kerajaan Romawi. Hal ini karena di hatinya hanya ada cinta. Dia tidak bisa membunuh orang.
Maka sejarah Valentine ini, seharusnya menyadarkan kita semua. Yaitu memang tidak ada dasar sama sekali dalam ajaran Islam, di mana asal muasal peringatan Hari Valentine adalah tidak dalam agama Islam rukun saling terkait perintah agama. Karena tidak ada dasarnya, maka hukumnya pun menjadi dilarang atau haram.
Sementara perkara haram di dalam Islam adalah sesuatu perkara, yang tidak boleh dilakukan dan wajib dihindari oleh setiap muslim. Maka merayakan hari valentine dalam Islam adalah bertentangan dengan syariat dan tidak boleh sama sekali dilakukan, oleh seorang muslim yang taat terhadap perintah agama Islam.
Nah dua versi dari penjelasan mengenai sejarah Valentine ini, seharusnya menyadarkan. Yaitu memang tidak ada dasar sama sekali dalam ajaran Islam, di mana asal muasal peringatan Hari Valentine adalah tidak dalam agama Islam. Karena tidak ada dasarnya, maka hukumnya pun menjadi dilarang atau haram.
Selanjutnya merayakan hari valentine memang tidak ada di dalam Islam. Karena Islam tidak mengistimewakan suatu hari, untuk memberikan kasih sayangnya terhadap sesama.
Baca juga: Problem Remaja Dalam Menentukan Tujuan Hidup
Di dalam Islam tidak ada anjuran untuk mengistimewakan suatu hari tertentu– untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang yang dicintai– Islam tidak pernah mengajarkan hal tersebut. Karena Islam tidak pernah mengkhususkan suatu hari dan tanggal tertentu, untuk menunjukkan kasih sayang, yang kita miliki terhadap sesama atau orang yang kita cintai.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam agama Islam, cara merayakan kasih sayang berbeda dengan cara kaum jahiliyah dalam merayakan cinta kasih mereka. Dikarenakan Islam mendidik umatnya untuk selalu berkasih sayang, terlebih kepada orang tua yang wajib untuk menghormati, memperlakukan mereka dengan lemah lembut, dengan baik. Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam AlQuran, surat Luqman.
Sementara cara menunjukkan kasih sayang kita terhadap mereka yang lebih muda, adalah dengan membimbing mereka supaya teguh dijalan Allah. Yaitu dengan menghargai pendapat mereka, seperti yang diteladankan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Karena sejatinya dalam Islam, berkasih sayang itu tidak dengan cara pacaran atau seperti anak muda yang kasmaran. Sebab anak muda, mudah sekali dihasut, sehingga kedekatan para anak muda terlebih berlawanan jenis adalah mendekati sesuatu perkara yang dinamakan zina. Sementara di dalam AlQuran jelas dikatakan, sebagai seorang muslim dilarang mendekati zina.
Karena biasanya, momen yang dinamakan hari valentine kerap disalahgunakan oleh para pemuda. Hal ini harus menjadi perhatian sebagai umat muslim, untuk saling mengingatkan, agar sesama muslim kita bisa saling sayang-menyayangi dan kasih-mengasihi, untuk tidak tergelincir ke dalam dosa.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 32, yaitu tentang larangan mendekati zina. terlebih dengan menggunakan momentum hari Valentine.
Sebagai seorang muslim, jangan pernah berpikiran bahwa pacaran itu boleh. Terlebih berlindung dengan tameng pacaran yang sehat. Tidak ada, pacaran tidak lebih daripada ajang mendekati zina. Ini adalah sebuah cara sembunyi-sembunyi untuk mendekati zina, karena sebenarnya pacaran itu memang tidak ada dan tidak diajarkan di dalam Islam.
Alih-alih pacaran sehat, sebenarnya pemuda dan pemudi itu sedang berdusta, untuk menutupi kebatilannya, ketika dia sedang melakukan pacaran. Terlebih merayakan hari valentine.
Sangat mengejutkan dan membuat miris hati, yaitu mengenai sebuah data, bahwa Valentine Day mengagungkan kasih sayang. Hingga penjualan kondom di apotek maupun di supermarket, melonjak drastis pada momen tersebut.
Hal ini juga terjadi di negara kita tercinta, yaitu Indonesia. Selain pembelian kond*m, hari valentine juga dijadikan sebagai kampanye seks aman. Selanjutnya terdapat acara bagi-bagi alat kontrasepsi, untuk merayakan hari kasih sayang atau Valentine kepada anak muda. Di mana anak muda, yang sedang bergejolak dan sangat penasaran dengan yang namanya ritual seks.
Selanjutnya merayakan hari valentine memang tidak ada di dalam Islam. Karena Islam tidak mengistimewakan suatu hari, untuk memberikan kasih sayangnya terhadap sesama.
Baca juga: Problem Remaja Dalam Menentukan Tujuan Hidup
Apa Akibat Merayakan Valentine?
Merayakan hari valentine, sama halnya merayakan sesuatu hari yang tidak ada dasarnya di dalam Islam. Padahal seorang muslim dilarang melakukan perayaan yang meniru budaya jahiliyah atau non muslim, seperti merayakan hari Valentine. Lalu kenapa masih banyak muslim, yang ikut merayakan Valentine?Di dalam Islam tidak ada anjuran untuk mengistimewakan suatu hari tertentu– untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang yang dicintai– Islam tidak pernah mengajarkan hal tersebut. Karena Islam tidak pernah mengkhususkan suatu hari dan tanggal tertentu, untuk menunjukkan kasih sayang, yang kita miliki terhadap sesama atau orang yang kita cintai.
Indahnya Kasih Sayang Islam
Sebaliknya karena di dalam Islam, mewajibkan umatnya untuk merayakan hari cinta kasih itu setiap hari dan setiap saat. Sebab Islam adalah rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam. Perbuatan baik sebaiknya disegerakan atau dilakukan setiap hari, demi terciptanya sebuah kedamaian.Maka dapat disimpulkan bahwa dalam agama Islam, cara merayakan kasih sayang berbeda dengan cara kaum jahiliyah dalam merayakan cinta kasih mereka. Dikarenakan Islam mendidik umatnya untuk selalu berkasih sayang, terlebih kepada orang tua yang wajib untuk menghormati, memperlakukan mereka dengan lemah lembut, dengan baik. Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam AlQuran, surat Luqman.
Sementara cara menunjukkan kasih sayang kita terhadap mereka yang lebih muda, adalah dengan membimbing mereka supaya teguh dijalan Allah. Yaitu dengan menghargai pendapat mereka, seperti yang diteladankan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Karena sejatinya dalam Islam, berkasih sayang itu tidak dengan cara pacaran atau seperti anak muda yang kasmaran. Sebab anak muda, mudah sekali dihasut, sehingga kedekatan para anak muda terlebih berlawanan jenis adalah mendekati sesuatu perkara yang dinamakan zina. Sementara di dalam AlQuran jelas dikatakan, sebagai seorang muslim dilarang mendekati zina.
Karena biasanya, momen yang dinamakan hari valentine kerap disalahgunakan oleh para pemuda. Hal ini harus menjadi perhatian sebagai umat muslim, untuk saling mengingatkan, agar sesama muslim kita bisa saling sayang-menyayangi dan kasih-mengasihi, untuk tidak tergelincir ke dalam dosa.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Isra ayat 32, yaitu tentang larangan mendekati zina. terlebih dengan menggunakan momentum hari Valentine.
"Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS Al-isra:32)Setelah mengkaji ayat ini, maka terang benderanglah keharaman perbuatan yang sering terjadi pada pemuda-pemudi sekarang ini. Apalagi jika ditambah dengan acara khusus dan suatu hari untuk melakukannya, seperti hari Valentine.
Sebagai seorang muslim, jangan pernah berpikiran bahwa pacaran itu boleh. Terlebih berlindung dengan tameng pacaran yang sehat. Tidak ada, pacaran tidak lebih daripada ajang mendekati zina. Ini adalah sebuah cara sembunyi-sembunyi untuk mendekati zina, karena sebenarnya pacaran itu memang tidak ada dan tidak diajarkan di dalam Islam.
Alih-alih pacaran sehat, sebenarnya pemuda dan pemudi itu sedang berdusta, untuk menutupi kebatilannya, ketika dia sedang melakukan pacaran. Terlebih merayakan hari valentine.
Sangat mengejutkan dan membuat miris hati, yaitu mengenai sebuah data, bahwa Valentine Day mengagungkan kasih sayang. Hingga penjualan kondom di apotek maupun di supermarket, melonjak drastis pada momen tersebut.
Hal ini juga terjadi di negara kita tercinta, yaitu Indonesia. Selain pembelian kond*m, hari valentine juga dijadikan sebagai kampanye seks aman. Selanjutnya terdapat acara bagi-bagi alat kontrasepsi, untuk merayakan hari kasih sayang atau Valentine kepada anak muda. Di mana anak muda, yang sedang bergejolak dan sangat penasaran dengan yang namanya ritual seks.
Setelah hal tersebut terjadi, timbullah masalah yang merugikan dirinya dan lingkungan sekitar. Seperti, hamil diluar nikah, aborsi meningkat, bunuh diri dan mendapat murka Allah.
Hal ini Seharusnya menjadi sebuah pembahasan penting sebagai umat Islam, untuk membatasi pemuda-pemudinya atau membatasi sesama muslim– saling mengingatkan agar tidak merayakan hari valentine. Karena hari kasih sayang tersebut, sangat dekat dengan zina. Sementara Islam melarang keras berzina atau bahkan mendekati zina.
Hal ini Seharusnya menjadi sebuah pembahasan penting sebagai umat Islam, untuk membatasi pemuda-pemudinya atau membatasi sesama muslim– saling mengingatkan agar tidak merayakan hari valentine. Karena hari kasih sayang tersebut, sangat dekat dengan zina. Sementara Islam melarang keras berzina atau bahkan mendekati zina.
Akibat merayakan adalah melanggar syariat dan juga mengikuti budaya barat. Di mana melegalkan freesex, yang notabene adalah zina. Wallahu A'lam...
Post a Comment for "Mengapa Hari Valentine Tidak Boleh Dirayakan Dalam Islam? "