Penetapan Harga Pada Komoditi Karet Terhadap Kesejahteraan Petani Karet
Oleh: Nur Hikmah
Di Desa Kemalo Abung, petani menjelaskan jenis karet kelas terbaik memiliki harga yang berkisar Rp 7.000-8000/kg nya dan jenis karet kelas sedang memiliki harga yang berkisar hanya antara 7000-6200/kg nya sesuai dengan kadar air dari karet nya.
Biasanya para petani karet memanen karetnya 2-3x pemungutan dalam seminggu, hal itu kembali pada kebutuhan petani itu sendiri. Mereka biasanya menjual karetnya kepada para tengkulak/pengepul yang berada di Desa Kemalo Abung, umumnya pengepul langsung membeli karet kepada petani karet dengan kisaran harga Rp 6200 –Rp 7000/kg nya tergantung jenis dan kadar air karetnya.
Kemudian tengkulak menjual karet yang dibelinya dari petani karet ke pabrik dengan harga berkisar Rp 9000 – Rp 10.000/kg untuk karet yang sudah dikeringkan dengan kadar air yang sangat rendah. Biasa nya pabrik mengambil karet tersebut langsung mendatangi tengkulak.
Pendapatan petani di Desa Kemalo tersebut rata-rata sebesar Rp84.000 dalam setiap pemungutan dalam seminggu. Sehingga dalam sebulan petani karet memperoleh pendapatan sebesar Rp 336.000 jika petani tersebut melakukan pemungutan seminggu sekali. Jika dalam seminggu melakukan 2x pemungutan maka pendapatan petani tersebut adalah sebesar Rp 672.000.
Penetapan Harga karet yang dilakukan oleh pengepul tersebut tidak sesuai dengan harga karet dunia, karena pengepul hanya ingin memperoleh keuntungan dari hasil karet tersebut tanpa memperhitungkan lagi pendapatan untuk petani.
Metode penetapan harga tersebut adalah penetapan harga tanpa adanya tawar menawar antara pengepul dan petani karet. Karena itu, para petani karet hanya bisa pasrah dengan harga yang telah ditetapkan.
Biasanya pengepul menentukan harga paling dasar sebesar Rp 6200/kgnya. Metode yang digunakan dalam penetapan harga ini berbasis laba, karena menetapkan target laba dan menetapkan tingkat harga tertentu terhadap volume penjualan.
Baca juga: Kualitas Tenaga Kerja Di Indonesia Yang Masih Rendah
Review Artikel Diatas:
Tujuan penetapan harga ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tjiptono ( 2012:1152) yakni:
1. Tujuan berorientasi pada laba
Penetapan harga komoditi karet pada desa tersebut berada pada metode yang sangat berorientasi pada laba. Karena sebagian pengepul atau tengkulak memberikan harga tanpa adanya penawaran yang dilakukan bersama petani karet. Ia memberikan harga dengan memaksimalkan laba tanpa memperhitungkan pendapatan petani karet.
2. Tujuan berorientasi pada volume
Selain tujuan penetapan harganya berorientasi pada laba, harga penjualan karet ini juga ditetapkan dengan memperhitungkan volume karet. Jika karet tersebut memiliki kadar air yang tinggi, maka pengepul membelinya dengan harga yang relatif murah kepada petani karet (Rp 6200-7000).
Kemudian pengepul tersebut mengeringkan karet yang telah dibelinya dari petani karet. Lalu setelah kering, ia menjualnya kepada pabrik dengan harga yang berkisar (Rp 9000-10.000). Alhasil harga yang ditetapkan tentu dipengaruhi oleh kadar volume air yang dikandung oleh karet itu sendiri.
3. Tujuan berorientasi pada citra
Penetapan harga karet yang dilakukan antara petani karet dan pengepul juga bergantung pada citra pengepul itu sendiri. Image pengepul akan dinilai baik oleh para petani karet jika ia memberikan harga dengan nilai standar yang beredar di masyarakat tanpa pengurangan apapun.
Kemudian, pengepul akan dinilai buruk jika ia melakukan pengurangan timbangan yang relatif besar terhadap karet yang mengandung kadar air terlalu tinggi.
Jadi, di Desa Kemalo ini pengepulnya lebih dominan memiliki citra yang buruk sebab mereka sering melakukan pengurangan timbangan yang biasanya berkisar 3kg-5kg. Untuk itu, petani karet pada Desa Kemalo tersebut selalu berhati-hati ketika ia ingin menjual karetnya pada pengepul.
4.Tujuan stabilisasi harga
Sebagian besar para petani karet yang ada di Desa Kemalo ini juga selalu mempertimbangkan
standar stabilitas harga yang ada. Terkecuali pada para petani yang berekonomi rendah, pengepul memanfaatkan status petani tersebut untuk menetapkan harga sesuai yang diinginkan tanpa adanya penawaran kesepakatan harga.
5. Tujuan - tujuan lainnya
Sama halnya dengan tujuan stabilisasi, sebagian pengepul memberikan harga yang sesuai dengan standarisasi, dengan maksud lain agar petani merasa nyaman sehingga ia tidak menjualnya ke pengepul atau tengkulak yang lainnya.
Daftar pustaka:
- HendriKurniawan,METODE.PENETAPAN.HARGA.PADA.KOMODITI.KARET.TERHADAP.KEJAHTERAAN.PETANI.KARET.DALAM.PERSPEKTIF.EKONOMI.ISLAM (Lampung,2019))
- https://repository.radenintan.ac.id/8044/1/SKRIPSI_FULL.pdf
Post a Comment for "Penetapan Harga Pada Komoditi Karet Terhadap Kesejahteraan Petani Karet "