Pertanyaan dan Jawaban Seputar Adab dan Akhlak Dalam Islam
Banyak dari kita mengatakan bahwa adab dan akhlak selalu berkaitan dengan sikap dan perilaku seseorang. Ternyata anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Masih banyak orang salah mengartikan pengertian adab dan akhlak dalam pandangan Islam.
Yang mana seharusnya sebagai seorang Muslim kita sudah memiliki adab dan akhlak yang baik. Namun bagaimana cara kita beradab dan akhlak yang baik bila tidak memahami definisi sekaligus perbedaan keduanya?
Bagaimana kedudukan adab dan akhlak di dalam Islam?
Kategori manusia beradab dan berakhlak dalam perspektif Islam memiliki tafsiran yang berbeda. Seperti dilansir dari akun Youtube resmi Ustadz Adi Hidayat, Adi Hidayat Official, ia menjelaskan dua kata tersebut masih sangat sering disalahartikan kebanyakan orang.Adab dimaknai sebagai nilai kemuliaan yang didapatkan lewat proses pendidikan, belajar, kemudian membentuk peradaban. Maka dapat dikatakan bahwa syarat untuk mendapatkan adab atau peradaban bukanlah iman, tetapi proses belajar.
Inilah mengapa sejak dulu kala, manusia memiliki peradaban yang silih berganti. Seperti peradaban Mesir, Mesopotamia, ataupun Yunani. Meskipun perlu diketahui bahwa orang-orang dalam peradaban tersebut bukanlah orang beriman.
Tak hanya itu, Ustadz Adi menambahkan bahwa saat ini kita mengenal peradaban di luar negeri seperti Jepang yang terkenal dengan budaya disiplin dan taat aturan. Saat mengunjungi negara tersebut, ia mengungkapkannya rasa kagumnya pada budaya disiplin yang tertanam pada tiap individu di Jepang.
Dalam kunjungannya, ia mengisahkan pengalamannya ketika melihat sebuah anting emas tergeletak di tempat penyeberangan jalan. Ia menyadari betapa menakjubkannya sikap dan perilaku orang-orang Jepang di sana.
Tidak ada satu orang pun yang berniat mengambil anting tersebut, justru mereka tergerak untuk memindahkan barang jatuh itu agar lebih aman dan mudah ditemukan oleh pemiliknya yang kehilangan.
Menurutnya, itulah yang dapat dikatakan adab. Jika ingin mendapatkan adab, maka ukurannya bukan tingkat keimanan. Tentunya, manusia beradab bukan hanya dari negara muslim saja karena negara non-muslim juga bisa memiliki adab.
Namun berbeda dengan akhlak, akhlak adalah nilai kemuliaan yang dihasilkan dari proses ibadah kepada Allah SWT. Makanya ada orang beradab tapi belum tentu berakhlak. Nilai ini adalah fitrah kehidupan karena diperoleh dari hasil beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Terkait dengan itu, proses penciptaan manusia disebut ‘khalaq’ sementara penciptanya disebut dengan ‘khaliq’. Sehingga Allah SWT disebut sebagai Sang Khaliq sedangkan makhluk-Nya seperti manusia, jin, dan hewan merupakan khalaq.
Hal ini sebagaimana tertulis dalam Q.S Al-Hijr ayat 28 yang mengatakan bahwa Allah berfirman kepada malaikat tentang penciptaan manusia dari seonggok tanah liat kering dan lumpur hitam yang diberi bentuk.
Maka dari itu, manusia bisa memperoleh akhlak yang tinggi melalui ibadah kepada Allah. Seperti contohnya akhlak yang dimiliki Baginda Nabi Muhammad SAW yang didasari oleh ibadah sepanjang hayat beliau.
Ibadah-ibadah yang dijalankan dengan benar secara tidak langsung akan membentuk akhlak yang mulia. Hal ini yang otomatis akan menghindari orang beriman dari perbuatan munkar seperti meminum khamr dan mendekati zina.
Lebih lanjut lagi, dengan beribadah salah satunya shalat, akhlak mulia dalam diri seseorang akan terbentuk. Umat muslim yang mendirikan shalat akan menjauhkan diri dari perbuatan munkar yang bersumber dari nafsu dan syahwat.
Ini tertulis dalam firman Allah Ta’ala dalam Surah Al-Ankabut ayat 45 yang mana Allah memerintahkan manusia untuk membaca Al-Qur’an yang telah diwahyukan kepada Rasulullah dan dirikanlah shalat. Karena sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Maka suatu kekeliruan bila menganggap orang-orang Jepang sebagai manusia berakhlak. Menurut Ustadz Adi Hidayat, hal ini menjadi tanda kurangnya pengetahuan kita dalam memaknai adab dan akhlak itu sendiri.
Sebab, sekalipun di sana memiliki budaya disiplin yang erat, namun aktivitas mungkar seperti mabuk dan zina sudah menjadi hal lumrah. Itu semua, tutur Ustadz Adi, bukanlah akhlak, melainkan adab.
Baca juga: contoh perbedaan adab dan akhlak dalam islam
Bagaimana Cara Membentuk Akhlakul Karimah?
Kiai Haji Abdullah Gymnastiar atau lebih akrab disapa AA Gym mengatakan, persoalan akhlak selalu mewarnai kehidupan manusia dari masa ke masa. Dia menerangkan, berbicara mengenai pembentukan akhlakul karimah, setidaknya ada tiga hal yang harus dimiliki setiap Muslim:1. Menjaga Diri Aman untuk Orang Lain
Hal pertama yang ia tekankan adalah memastikan diri sendiri aman untuk orang lain."Pastikan ucapan dan perbuatan kita tidak membuat orang lain terganggu dalam bentuk apapun," tutur Aa Gym, dikutip dari tausiyah di kanal YouTube "Daily Blog Aa Gym".
2. Menyenangkan untuk Orang Lain
Hal kedua yang ia sampaikan adalah menjadi pribadi yang menyenangkan untuk orang lain. Maksudnya, dimanapun berada, usahakan untuk memberikan sikap yang baik pada orang lain. Usahakan untuk membuat orang lain senang, minimal dengan senyum, sapa, dan sopan.3. Bermanfaat Bagi Orang Lain
Hal ketiga, jadilah orang yang bermanfaat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya.
Kita harus terus belajar agar hidup ini tambah manfaat. Puncaknya akhlak yang kita bangun tidak merugikan siapapun, selain itu juga menyenangkan dan penuh manfaat.
Manakah yang lebih penting? Adab atau akhlak?
Di dalam Islam, adab lahir karena akhlak, dan akhlak terbentuk karena kita melaksanakan syariat Allah. Merujuk pada pernyataan Ustadz Adi Hidayat, bahwa akhlak adalah kemuliaan sikap, perilaku, dan perangai yang lahir karena ibadah yang benar kepada Allah.Dengan begitu, ibadah yang benar akan melahirkan akhlak yang baik. Dan setiap manusia yang bagus akhlaknya, maka akan terjaga adab dalam setiap perbuatannya. Sehingga dalam Islam itu sendiri, adab yang baik lahir dari Akhlakul Karimah yang terbentuk dari ibadah kepada Allah.
Bagaimana mengaplikasikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari?
Akhlak bersifat amat fundamental dalam Islam, karena misi utama Rasulullah diutus oleh Allah pun adalah untuk menyempurnakan Akhlak.Penerapan akhlak yang mulia sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, mengingat kemuliaan seseorang ditentukan oleh kemuliaan akhlaknya. Begitu pun dengan sebuah sistem akan berjalan dengan baik bila diisi oleh orang-orang yang memiliki akhlak baik.
Cara menerapkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari bisa dengan mulai memperhatikan etika sosial saat berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu hindari egoisme atau kecenderungan memuaskan diri sendiri atau golongan hingga lupa dan meremehkan kepentingan orang lain.
Baca juga: 12 tanya dan jawab tentang adab dan akhlak.
Apa penyebab menurunnya kualitas adab dan akhlak seorang muslim?
Namun sayangnya, penerapan adab dan akhlak saat ini seperti tergerus zaman dan menjadi sangat langka. Seakan-akan sudah hampir hilang dalam diri manusia. Seperti kasus seorang anak yang melawan orang tuanya atau pelajar yang menentang gurunya.Kasus ini tidak hanya disebabkan oleh tidak adanya adab dan akhlak yang baik, tetapi karena kurangnya kesadaran manusia dalam beribadah kepada Allah. Padahal akhlak yang baik akan membantu membawa kebahagiaan seseorang hidup di dunia dan akhirat.
Tidaklah kebaikan datang kepada kita di dunia dan akhirat kecuali dengan berakhlak dan beradab yang baik. Disinilah peran semua pihak untuk bersinergi membangun kebiasaan-kebiasaan baik dalam hidup berumah tangga maupun dalam masyarakat.
Diperlukan kerja sama semua elemen masyarakat dalam menciptakan lingkungan serta mendidik anak-anak kita untuk memiliki akhlakul karimah dan beradab yang baik.
Seperti apa yang disampaikan Ustadz Adi Hidayat dalam saluran Youtube miliknya, serta bagaimana contoh pentingnya kedudukan adab dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai kita salah menempatkan akhlak dan adab serta jangan jadikan keduanya untuk berbuat zalim kepada diri sendiri dan orang lain.
Tidak hanya dalam bersosial, adab dan akhlak juga perlu menjadi bekal dalam menuntut ilmu. Sesuai penjabaran yang dikatakan Ustadz Adi Hidayat, jangan sampai kita menjadi manusia yang berilmu namun tidak beradab.
Lebih lanjut lagi, dengan pemahaman dan terbentuknya adab yang baik, kita bisa gunakan itu untuk terus meningkatkan keimanan dengan memperbaiki ibadah kita kepada Allah serta membentuk akhlak yang baik.
Sejatinya, adab dan akhlak tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan adab yang baik dan akhlak mulia, kita bisa menjadi umat Muslim yang bernilai dan bermanfaat satu sama lain. Oleh karena itu, muli perbaiki adab kita dan tingkatkan keimanan untuk membentuk akhlakul karimah.
Post a Comment for "Pertanyaan dan Jawaban Seputar Adab dan Akhlak Dalam Islam"