Takut Jadi Lebih Baik Dalam Islam
Pengen hijrah tapi nunggu waktu yang tepat. Pengen taubat tapi masih butuh seneng-seneng. Terus kapan dong jadi baiknya kalau nunda-nunda terus? Masa takut jadi baik? Nggak ada yang tahu umur kita sampai usia berapa.
Orang yang meninggal itu nggak melulu karena udah tua. Banyak juga manusia yang meninggal saat usianya masih muda banget. Kalau kita nggak nyiapin bekal dari sekarang, kapan lagi? Mumpung Allah masih ngasih kita kesempatan buat jadi lebih baik lagi.Semenjak ponsel pintar jadi pegangan semua umur dari berbagai kalangan, budaya asing mudah banget menyebar dan pengaruhin kehidupan kita. Bahkan pergaulan remaja udah nggak mencerminkan syariat lagi. Banyak remaja yang tergiur buat melakukan hal sesukanya.
Sebagai remaja, kita perlu hati-hati dalam memilih teman. Salah pilih bakalan menjebak kita ke lubang dosa dan kesengsaraan. Mungkin mereka kelihatan bahagia dengan kehidupannya saat ini, tapi nggak ada yang tahu dampaknya di masa depan, terutama di akhirat.
Mau Berubah Baik Tapi Bingung?
Ada yang jalannya lurus aja dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga tua nanti. Tapi ada juga yang harus melalui berbagai hal, termasuk belok ke jalan yang salah. Beruntungnya kalau kamu pernah berbuat dosa dan sadar akan kesalahan itu. Apalagi dikasih kesadaran saat masih remaja.Kalau udah sadar sama kesalahan, maka sekarang adalah waktu yang tepat untuk berhenti dan bertaubat. Tinggalin hal-hal nggak seharusnya yang hanya bawa kita ke jalan penuh kerugian.
Baca juga: kita ini pendosa yang dicintai Allah
Sayangnya, nggak semua remaja berani berubah jadi lebih baik. Loh, kok gitu?
Padahal hal-hal kayak gitu nggak ada untungnya buat kita. Misalnya nih nongkrong berjam-jam di kafe hingga lupa sholat. Selain itu, belanja barang-barang yang nggak dibutuhin padahal Allah nggak suka sama orang-orang yang boros.
Oh ya, ada juga tren lain yang jauh banget dari syariat yaitu pacaran. Para remaja yang nggak tau bedanya cinta sama nafsu banyak yang terjebak ke lembah “pacaran”.
Pacar itu bukan segalanya, apalagi kamu masih muda. Masih banyak tempat dan hal-hal menarik di luar sana yang bisa kamu jadikan tempat belajar.
Banyak remaja yang pengen hijrah tapi eman kalau harus putus sama pacar. Itu sih namanya masih belum serius mencintai Allah.
Nggak heran bahwa para remaja muslim yang suka sholawat akan kumpul sama remaja muslim pecinta sholawat lainnya. Remaja pecinta buku bakalan ngumpul sama komunitas pecinta buku juga, begitupun remaja yang suka hidup hedon pastinya betah kumpul sama remaja yang juga hidup hedon.
Kalau menurutmu teman-temanmu saat ini adalah orang-orang yang ngasih pengaruh negatif, kenapa nggak mulai meninggalkannya? Itu semua juga demi kebaikan diri sendiri. Nggak perlu takut ditinggalin teman, karena kamu pasti bakalan punya teman baru yang perilakunya lebih positif.
Mendingan punya teman yang ngajak kita ke kebaikan daripada yang ngasih pengaruh nggak baik.
Mungkin ada beberapa teman yang akan bilang kamu udah nggak asyik lagi karena susah diajak main bareng. Ada juga teman yang mungkin akan bilang kalau hijrah itu sulit, butuh niat yang serius, sehingga nggak semua orang bisa.
Nggak usah galau sobat, semua itu hanya ada di bayanganmu aja. Kalau sudah niat serius dan sungguh-sungguh, kamu pasti bisa tetap istiqomah. Allah akan jaga dan ngasih perlindungan buatmu. Jadi tugasmu adalah segera memulainya.
Selain karena cinta kepada Allah, apa kamu nggak mau buat hati orang tua lebih tenang dengan menjadi remaja taat?
Ngomong-ngomong tentang hijrah, pernah ada sebuah kisah pemuda yang cukup mengharukan di masa Rasulullah. Pemuda itu namanya Mush'ab, ia nggak hanya tampan tapi juga penuh semangat. Bahkan para sejarawan menjulukinya sebagai warga Mekah dengan nama yang paling harum.
Mush'ab adalah pemuda berkecukupan yang dimanja oleh keluarganya. Suatu hari ia memutuskan untuk hijrah setelah mendengar Rasulullah melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Keluarga, terutama ibunya menentang tapi hal itu tak membuatnya gencar. Hingga akhirnya ia menjadi pemuda yang sangat disegani dan dicintai oleh Rasulullah.
Dengan rintangan seberat itu saja, Mush’ab bisa istiqomah dalam berhijrah. Masa kita enggak?
Sekarang ini kan banyak organisasi Islami di sekolah maupun yang bisa kita ikuti untuk memperdalam keimanan dan menambah teman sefrekuensi.
Coba tanya pada diri sendiri, apa kita yang sebenarnya cuma malas saja, atau mungkin takut ditinggal teman? Sudah banyak hal-hal negatif yang dilakukan oleh para remaja, sehingga tingkat kenakalan remaja semakin tinggi.
Nih ada beberapa contoh kenakalan remaja yang semakin menjadi-jadi di Indonesia:
• Pergaulan bebas sampai menyebabkan hamil di luar nikah.
• Minum-minuman keras.
• Enggan beribadah, lebih suka kumpul sama teman.
• Tawuran antar pelajar.
• Mencuri demi gaya hidup.
• Pergi dari rumah nggak pamit orang tua.
• Melakukan penipuan.
• Ada juga yang sampai memperkosa dan membunuh.
Bukan sekedar ketakutan, banyak berita tentang kenakalan remaja yang selama ini berseliweran di media atau televisi. Isinya ngeri semua, ada yang bunuh pacar, hamil di luar nikah, buang bayi, aborsi, narkoba, mencuri, dan lain-lain. Semua itu benar-benar nggak patut kita contoh.
Bukan hanya akan berakhir di bui, tapi tindakan kriminal seperti itu juga bakalan merugikan diri kita. Bisa jadi kita bakalan dikucilkan masyarakat, dijauhi teman, bahkan mendapat dosa besar.
Mau tunggu sampai kapan untuk berubah? Mumpung kesempatannya masih terbuka lebar saat ini. Lagian hal-hal positif di atas hanya bikin kehidupan semakin nggak tenang. Selain itu, hanya akan menimbulkan penyesalan mendalam di masa mendatang. Kamu nggak mau kan seperti itu?
Jadi, nggak perlu takut jadi baik. Selama pilihan yang kita buat itu tepat dan sesuai dengan syariat Allah, kenapa nggak diperjuangkan? Dengan begitu, kita bisa jadi remaja beriman yang punya kehidupan baik, teman-teman soleh/soleha, dan terhindar dari perbuatan dosa yang merugikan.
Sayangnya, nggak semua remaja berani berubah jadi lebih baik. Loh, kok gitu?
• Pertama, takut nggak bisa ikut tren.
Biasa sih muda-mudi emang suka sama hal-hal yang menyangkut tren. Termasuk tren dalam mengidolakan seseorang, misalnya artis. Selain itu, tren remaja lainnya sekarang ini juga pamer foto nongkrong di media sosial, belanja, kulineran, dan masih banyak lagi.Padahal hal-hal kayak gitu nggak ada untungnya buat kita. Misalnya nih nongkrong berjam-jam di kafe hingga lupa sholat. Selain itu, belanja barang-barang yang nggak dibutuhin padahal Allah nggak suka sama orang-orang yang boros.
Oh ya, ada juga tren lain yang jauh banget dari syariat yaitu pacaran. Para remaja yang nggak tau bedanya cinta sama nafsu banyak yang terjebak ke lembah “pacaran”.
• Kedua, nggak mau putus sama pacar.
Tau kan kalau Allah nggak suka sama perbuatan yang menjerumus ke zina. Hal itu sesuai firman-Nya dalam QS Al-Isra' ayat 32. Kalau udah tau Allah nggak suka, kenapa masih dilanjutin? Lebih baik ditinggalin sama pacar atau nggak mendapat ridho Allah?Pacar itu bukan segalanya, apalagi kamu masih muda. Masih banyak tempat dan hal-hal menarik di luar sana yang bisa kamu jadikan tempat belajar.
Banyak remaja yang pengen hijrah tapi eman kalau harus putus sama pacar. Itu sih namanya masih belum serius mencintai Allah.
• Ketiga, takut ditinggal teman
Hubungan antara manusia itu bisa dipelajari loh. Menurut teori resiprositas, manusia akan memilih buat kumpul sama orang-orang yang dianggap punya minat dan pemikiran sama.Nggak heran bahwa para remaja muslim yang suka sholawat akan kumpul sama remaja muslim pecinta sholawat lainnya. Remaja pecinta buku bakalan ngumpul sama komunitas pecinta buku juga, begitupun remaja yang suka hidup hedon pastinya betah kumpul sama remaja yang juga hidup hedon.
Kalau menurutmu teman-temanmu saat ini adalah orang-orang yang ngasih pengaruh negatif, kenapa nggak mulai meninggalkannya? Itu semua juga demi kebaikan diri sendiri. Nggak perlu takut ditinggalin teman, karena kamu pasti bakalan punya teman baru yang perilakunya lebih positif.
Mendingan punya teman yang ngajak kita ke kebaikan daripada yang ngasih pengaruh nggak baik.
• Keempat, khawatir nggak istiqomah
Ada lagi ketakutan remaja sekarang yang hendak hijrah, yaitu galau kalau nanti nggak bisa istiqomah. Padahal itu cuma asumsi belaka yang belum tentu kebenarannya.Mungkin ada beberapa teman yang akan bilang kamu udah nggak asyik lagi karena susah diajak main bareng. Ada juga teman yang mungkin akan bilang kalau hijrah itu sulit, butuh niat yang serius, sehingga nggak semua orang bisa.
Nggak usah galau sobat, semua itu hanya ada di bayanganmu aja. Kalau sudah niat serius dan sungguh-sungguh, kamu pasti bisa tetap istiqomah. Allah akan jaga dan ngasih perlindungan buatmu. Jadi tugasmu adalah segera memulainya.
Hijrah, Why Not?
Jadi pribadi muslim yang lebih baik lagi? Kenapa tidak? Selama ini kita selalu diwanti-wanti oleh orang tua buat jadi remaja yang baik, berbudi pekerti, dan pastinya agamis. Dari kecil, orang tua selalu berharap supaya kita jadi anak yang soleh/soleha.Selain karena cinta kepada Allah, apa kamu nggak mau buat hati orang tua lebih tenang dengan menjadi remaja taat?
Ngomong-ngomong tentang hijrah, pernah ada sebuah kisah pemuda yang cukup mengharukan di masa Rasulullah. Pemuda itu namanya Mush'ab, ia nggak hanya tampan tapi juga penuh semangat. Bahkan para sejarawan menjulukinya sebagai warga Mekah dengan nama yang paling harum.
Mush'ab adalah pemuda berkecukupan yang dimanja oleh keluarganya. Suatu hari ia memutuskan untuk hijrah setelah mendengar Rasulullah melantunkan ayat suci Al-Qur'an. Keluarga, terutama ibunya menentang tapi hal itu tak membuatnya gencar. Hingga akhirnya ia menjadi pemuda yang sangat disegani dan dicintai oleh Rasulullah.
Dengan rintangan seberat itu saja, Mush’ab bisa istiqomah dalam berhijrah. Masa kita enggak?
Sekarang ini kan banyak organisasi Islami di sekolah maupun yang bisa kita ikuti untuk memperdalam keimanan dan menambah teman sefrekuensi.
Coba tanya pada diri sendiri, apa kita yang sebenarnya cuma malas saja, atau mungkin takut ditinggal teman? Sudah banyak hal-hal negatif yang dilakukan oleh para remaja, sehingga tingkat kenakalan remaja semakin tinggi.
Nih ada beberapa contoh kenakalan remaja yang semakin menjadi-jadi di Indonesia:
• Pergaulan bebas sampai menyebabkan hamil di luar nikah.
• Minum-minuman keras.
• Enggan beribadah, lebih suka kumpul sama teman.
• Tawuran antar pelajar.
• Mencuri demi gaya hidup.
• Pergi dari rumah nggak pamit orang tua.
• Melakukan penipuan.
• Ada juga yang sampai memperkosa dan membunuh.
Bukan sekedar ketakutan, banyak berita tentang kenakalan remaja yang selama ini berseliweran di media atau televisi. Isinya ngeri semua, ada yang bunuh pacar, hamil di luar nikah, buang bayi, aborsi, narkoba, mencuri, dan lain-lain. Semua itu benar-benar nggak patut kita contoh.
Bukan hanya akan berakhir di bui, tapi tindakan kriminal seperti itu juga bakalan merugikan diri kita. Bisa jadi kita bakalan dikucilkan masyarakat, dijauhi teman, bahkan mendapat dosa besar.
Mau tunggu sampai kapan untuk berubah? Mumpung kesempatannya masih terbuka lebar saat ini. Lagian hal-hal positif di atas hanya bikin kehidupan semakin nggak tenang. Selain itu, hanya akan menimbulkan penyesalan mendalam di masa mendatang. Kamu nggak mau kan seperti itu?
Jadi, nggak perlu takut jadi baik. Selama pilihan yang kita buat itu tepat dan sesuai dengan syariat Allah, kenapa nggak diperjuangkan? Dengan begitu, kita bisa jadi remaja beriman yang punya kehidupan baik, teman-teman soleh/soleha, dan terhindar dari perbuatan dosa yang merugikan.
Post a Comment for "Takut Jadi Lebih Baik Dalam Islam"