Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mencari Jalan Keimanan Menuju Ridho Allah


Terkadang kita terlalu banyak mencari jalan pintas untuk mencapai suatu tujuan, tapi bagaimana jika jalan pintas itu ditutup? Pasti akan bingung di tengah jalan dan menghabiskan waktu lama dalam perjalanan itu. 

Perjalanan keimanan kepada allah

Itulah perlunya analisis dalam mengambil keputusan. Jangan sampai salah jalan dan ujung-ujungnya menyesal. Arah hidup ini berliku liku, jadi kita perlu menentukan tujuannya. Mau kemana kita, mau apa kita dan akan kemana kita? Setidaknya itu pertanyaan mendasar yang bisa dijadikan patokan. 

Namun, itu hanyalah pertanyaan variatif yang tiap orang dengan jawabannya. Tinggal kita sebagai muslim mencari jawaban sesungguhnya. Jadikanlah perjalanan ini sebagai perjalanan yang terbaik, bukan sekedarnya. Sekedar hidup lalu mati. 

Ingat!! Kapan saja kita bisa berhenti dari perjalanan ini. Jangan mudah menyerah, karena bukan hanya ini perjalanan satu-satunya. Nanti akan ada perjalanan yang lebih menguras tenaga. Siapkan juga bahan bakarnya, bukan bensin, solar atau semacamnya. Tapi, keimanan yang berbentuk pahala yang telah kita kumpulkan di dunia. 

Ini adalah perjalanan akhirat. Prosesnya sangat panjang. Lengah dikit kita yang jadi bahan bakar, hmm. Perjalanan inilah yang akan menentukan tempat persinggahan terakhir. Jika dari awal perjalanan hingga akhir sudah salah arah, maka siap-siaplah berteriak. Sebaliknya, kalau perjalanan benar disertai bekal yang maksimal, maka bersyukurlah. 

Kembali lagi, akhir dari perjalanan ini tidak ada yang tau. Untuk itu, jangan merendahkan apalagi menghina perjalanan hidup seseorang. Bisa jadi perjalanannya berakhir dengan syukur. 

Walau Allah begitu baik, maha pengampun dan penerima taubat. Bukan berarti kita menjadikan itu sebagai dalil melakukan perbuatan dosa. Karena sejatinya itu hanya dalih yang kita buat-buat. Bisakah kita menjamin akhir hidup kita dilengkapi dengan ketaatan? Sadarlah kalau itu hanya tipu daya setan. 

Jangan berharap kalau di jalan akan mulus-mulus saja. Pasti ada saja jalan yang berlobang, berlika liku dan kendaraan lain yang menghambat laju kita. Selain bahan bakar, jangan lupa mempersiapkan kendaraan yang baik. Kendaraan yang cepat pasti kondisinya baik. Jika tidak? Hati-hati tabrakan. 

Perbaiki kendaraan itu dengan merawatnya. Rawat keimanan, perkokoh dengan tauhid yang benar. Lalu, senantiasa perkuat ketakwaan kepada pengendali semesta. Jika hal itu kita terapkan, yakin deh akan berjalan dengan apa yang kita harapkan. 

Fokus dengan perjalanan ini. Nggak usah terlalu mikirin doi yang nggak peduli keberadaanmu. Kalaupun peduli, apakah sudah saatnya? Coba untuk fokus tingkatkan kualitas diri, menjadi versi yang terbaik. Karena semua ada saatnya. 

Baca juga: cinta itu tanda taat pada Allah

Perjalanan hidup kita

Kita hidup didunia hanya sementara. Semua yang bernyawa, termasuk kamu akan meninggalkan dunia ini. Mau atau tidak, kita pasti akan merasakan kematian. Siapa sih orang didunia ini yang kekal? 

Orang terkaya sekalipun tidak bisa mengulur kematian. Orang yang paling mulia disisi Allah pun kembali menghadapnya. Sadarlah, kita akan mati cepat atau lambat, sehat atau sakit, muda atau tua. Kematian itu nggak kenal tempat dan waktu, hidup itu ringkas. Kemudian kita akan kembali dan menghadapi perjalanan yang lebih panjang dibanding perjalanan dunia. 

Satu hari atau 24 jam kita saat ini sama halnya dengan 1000 tahun kita disana. Jadi, kalau rata-rata umur umat rasulullah 60 tahun, kira-kira berapa jam disisi Allah. Hanya 1,5 jam. Dengan bermodal 1,5 jam belum lagi kita pakai tidur, melakukan hal yang tak bermanfaat lainnya. Apakah 1,5 jam itu tegah kita gadaikan. Akal kita dimana? 

Padahal sudah ada bimbingan yang diajarkan langsung oleh rasulullah ﷺ agar kita mati khusnul khotimah. Sayangnya, kita lebih memilih menghabiskan waktu dengan doi. Bagaimana kita mau sayang dengan rasulullah, jika kita tidak mengenalnya? 

Jagalah Allah. InsyaAllah Allah lah yang akan menjaga langkah kita. Jaga batasan yang Allah tetapkan, jika Allah bilang A bukan mencari pembenaran pilihan B. Aturan Allah sudah jelas dan tak bisa diganggu gugat, ikutilah perintah dan jauhi larangannya walau itu sulit. InsyaAllah kita akan mendapatkan rahmat dan ridhonya dan tergolong hamba yang Allah sayangi. 


Waktu kita hanya sebentar, maka manfaatkanlah dengan baik. Tidak hanya sibuk dengannya. Sudah terlalu lama rasanya kita pergi, menjauh darinya. Sudah lama kita tak menangis dihadapannya. Terlalu sibuk dengan dunia, lupa dengan pencipta dunia, lupa tujuan kita untuk apa dan akan kemana. 

Tidak masalah kamu mencintainya, tapi jangan sampai kecintaanmu padanya membuat kamu lupa penciptanya. Karena, yakin deh pada akhirnya kita akan selalu mencari tuhan ketika ditimpa masalah. Manusia bukanlah pelarian dari masalah kita, mereka hanya akan membuat kekecewaan. Berbeda, dengan ia yang dasarnya tau masalah kita walau belum curhat dengannya, tau solusi terbaik buat kita. 

Kita harus tau betapa pentingnya melibatkan Allah disetiap urusan. Jodoh, cinta, suka akan terasa hampa jika jalan begitu saja tanpa ada Allah di sekitarnya. Allah tau kamu mencintainya, tapi Allah lebih tau dia bukan orang yang tepat untukmu. 

Jika memang kita serius menata hidup, maka coba untuk fokus mencari jalan bukan mencari alasan. Jangan mempermainkan alasan, itu hanya menandakan kalau kamu orang yang lemah.

Post a Comment for "Mencari Jalan Keimanan Menuju Ridho Allah"