Mengikhlaskan Seseorang yang Kita Cintai Dalam Islam
Selama hidup di dunia, kita pastinya memiliki seseorang yang sangat kita sayangi, cintai, pokoknya sangat kita inginkan deh. Hmm, gimana yaa... emang perasaan ini sulit ditebak. Untuk itu kita harus mengontrol hal ini.
Bukannya gak boleh, tapi terlalu menginginkan seseorang ujung-ujungnya nanti gak baik juga. Pastinya kita gak mau dirugikan gara-gara menginginkan seseorang secara berlebihan bukan? Apalagi kalau sudah menyangkut perihal agama, ih serem.
Kita gak mau kan ditegur Allah SWT gara-gara terlalu menyukai seseorang sampai-sampai nyepelein agama. Jangan sampai kita salah mengambil tindakan hanya karena mengikuti seseorang yang kita kagumi. Bisa jadi bumerang buat diri-sendiri.
Kita bahkan tidak tahu apa cara kita menyukai seseorang itu disukai Allah SWT juga atau tidak. Kalau tidak, bisa-bisa Allah SWT marah dan menegur kita. Teguran Allah SWT tidak ada yang tahu, bisa saja lebih berat dari yang kita mampu, kan jadi takut.
Rasulullah SAW Pernah Ditegur Allah SWT
Boro-boro kita yang manusia biasa, Rasulullah SAW manusia spesial juga ternyata pernah mendapat teguran dari Allah SWT, loh. Ternyata, teguran-teguran tersebut bermula dari Rasulullah SAW yang dianggap terlalu memihak beberapa orang dibanding agama atau pihak lainnya.
Beberapa dari kita pasti bingung kapan dan kenapa Rasulullah bisa ditegur oleh Allah SWT. Jadi, berikut dua ayat yang diturunkan Allah SWT untuk menegur Rasulullah SAW:
Surat Abasa Ayat 1 - 11
Teguran pertama dari Allah SWT untuk Rasulullah turun ketika Rasulullah SAW nyuekin seorang sahabat yang meminta untuk diajarkan agama. Kok bisa? Iya, Rasulullah SAW pernah mengabaikan permintaan Abdullah saat sahabatnya itu mendatangi dirinya.
Percaya gak kalau Rasulullah SAW nyuekin Abdullah karena ada alasannya? Nah, Rasulullah SAW ternyata mengabaikan sahabatnya karena dirinya sedang sibuk memberikan ceramah kepada kaum-kaum Quraisy.
Rasulullah SAW merasa kalau dirinya masih memiliki banyak waktu untuk mengajarkan agama pada Abdullah. Alasannya ya karena Abdullah merupakan sahabatnya sendiri yang bahkan sering menghabiskan waktu bersama.
Kita pasti setuju bahwa alasan Rasulullah SAW saat ini sangat logis. Namun, tetap saja Allah tidak menyukai hal tersebut. Jadilah setelah itu, turun sebuah teguran untuk Rasulullah SAW berupa surat Abasa.
Kalau kita perhatikan, terjemahan dari surat tersebut emang kayak sindiran ya. Iya, surat itu isinya sindiran dari Allah SWT untuk Muhammad SAW sang Rasul terakhir.
Kira-kira, terjemahan dari Abasa itu gini, jadi ada seseorang bermuka masam dan memalingkan wajahnya dari seorang laki-laki buta. Waduh, Allah SWT bahkan menyebut Rasulullah SAW saat itu bermuka masam bahkan memalingkan wajah dari sahabatnya yang buta.
Allah SWT kala itu menegur Rasulullah SAW karena mementingkan orang-orang kaya yaitu kaum Quraisy dibanding dengan memberikan ilmu pada sahabatnya yang bisa aja membawa kebaikan kepada sahabatnya itu. Gak heran deh kalau Allah SWT itu maha adil.
Lalu, gimana reaksi Rasulullah SAW saat itu? Kita pasti mikirnya Rasulullah SAW akan kesel, malu, dan gak mau ketemu lagi sama Abdullah.
Tapi bukan Rasulullah SAW namanya jika perbuatannya tidak dapat menjadi teladan kita semua. Saat itu, Rasulullah SAW langsung mengejar Abdullah lalu mengumpulkan sahabat-sahabatnya yang lain. Rasulullah SAW bilang sama sahabat-sahabatnya kalau dirinya mau menyampaikan ayat.
Sahabat-sahabat yang sangat mencintai Rasul itu semangat banget buat dengerin ayat yang baru saja turun itu. Ternyata, surat baru tersebut adalah surat yang berisi teguran buat Rasulullah SAW dari Allah SWT.
Bayangin, Rasulullah SAW yang kala itu adalah seorang pemimpin, tidak malu ngasih tahu sahabatnya kalau dirinya baru saja mendapat teguran dari Allah SWT. Sungguh Nabi Muhammad SAW adalah Uswatun Hasanah dan tidak ada yang bisa mengimbanginya.
Lebih dari itu, suatu hari waktu Abdullah kembali mengunjungi dirinya bersama sahabat lain, Rasulullah SAW ngebentangin sorban yang lagi ia pakai sambil ngomong, “selamat datang kepada orang yang karenanya saya ditegur oleh Allah SWT”.
Gimana? Keren banget kan Nabi Muhammad SAW? Meski dirinya seorang Nabi dan pemimpin yang hebat, ia tidak malu untuk meminta maaf dan mengakui kesalahan. Makanya, penting untuk kita selalu belajar dari Rasulullah SAW.
Baca juga: menjaga hati karena Allah
Surat At-Tahrim Ayat 1
Selain dalam surat Abasa, ternyata Rasulullah SAW pernah ditegur lagi oleh Allah SWT gara-gara terlalu mentingin perasaan orang yang dia sayang, loh. Kok bisa? Iya, Rasulullah SAW pernah mendapat teguran karena terlalu berusaha menjaga perasaan istrinya yaitu Aisyah.
Kita semua pasti udah tahu kan kalau Rasulullah SAW merupakan cowok romantis dan sayang banget sama keluarga? Nah, seperti cewek lainnya, Aisyah kadang ngerasa cemburu nih sama istri lain Rasulullah SAW terutama Sofia yang berparas cantik.
Suatu hari, Aisyah kepo sama kegiatan Sofia di rumahnya. Aisyah lalu diam-diam datang ke rumah Sofia. Ia nyamar, menutupi wajahnya dengan memakai cadar cuma gara-gara penasaran Sofia ini cewek kayak apa kok Rasulullah SAW sampai betah kalau lagi sama Sofia.
Ternyata, Sofia adalah seorang wanita Yahudi yang sangat asik, humble, dan friendly kepada semua orang. Aisyah juga mendapatkan informasi lainnya bahwa Sofia adalah kolektor madu-madu terbaik dan seluruh dunia.
Tanpa ia sadari, ternyata gerak-geriknya udah diliatin nih sama Rasulullah SAW. Sehingga waktu Aisyah memutuskan untuk pulang, Rasulullah SAW mengejarnya dan mengajak Aisyah untuk jalan bareng.
Waktu jalan berdua bareng Rasulullah SAW, Aisyah bertanya “Kalau Nabi lagi menggembala terus liat ada dua padang rumput, yang satu pernah disinggahi penggembala lain dan yang satu belum pernah, Nabi mau pilih yang mana?”
Rasulullah SAW yang merupakan cowok paling peka tahu maksud Aisyah apa. Aisyah mengibaratkan istri-istri Nabi SAW dengan padang rumput, di mana padang rumput yang pernah disinggahi oleh penggembala lain berarti istri Rasulullah SAW yang merupakan janda.
Aisyah merupakan satu-satunya istri Rasulullah SAW yang bukan merupakan seorang janda. Sontak, kala itu Rasulullah SAW menjawab bahwa dirinya pasti akan singgah di padang rumput yang belum pernah disinggahi gembala lain.
Rasulullah SAW jawab begitu pastinya untuk menjaga perasaan dan neyengin Aisyah. Empati dan rasa peduli Rasulullah SAW ini emang luar biasa banget.
Di hari yang lainnya, Rasulullah SAW pulang agak telat padahal udah ditungguin sama Aisyah. Terus Aisyah tanya sama istri Rasulullah SAW yang lain, eh ternyata kabarnya Rasulullah lagi di rumah Sofia dan nyobain madu-madu milik Sofia.
Gak lama Rasulullah SAW datang dan bilang kalau dirinya habis minum madu di rumahnya Sofia, makanya ia telat pulang. Aisyah yang cemburu bilang, “oh pantesan, mulut Nabi sekarang baunya gak enak. Udah, gak usah minum madu-madu lagi,” katanya.
Rasulullah SAW yang sangat perhatian mengiyakan Aisyah dan berjanji buat gak minum madu lagi di rumah Sofia sehingga Aisyah senang banget. Siapa sangka, setelahnya Rasulullah SAW langsung ditegur oleh Allah SWT melalui surat At-Tahrim.
Allah SWT menegur Rasulullah SAW karena telah mengharamkan sesuatu hal yang jelas-jelas halal menurut Allah SWT yaitu madu hanya demi nyenengin istrinya. Ternyata, teguran itu sampai ke telinga Aisyah sehingga Aisyah marah karena Rasulullah SAW gak jadi ngeharamin madu.
Tidak berselang lama, Aisyah dan istri-istri Rasulullah SAW lainnya yang mendapat teguran dari Allah SWT. Allah bahkan mengancam akan menceraikan mereka dengan Nabi jika tidak bertaubat dan minta maaf sama Nabi karena udah nyakitin Nabi.
Allah SWT ngancam istri-istri Nabi saat itu akan digantikan dengan cewek-cewek yang lebih cantik dan sholehah dari mereka.
Nah, jadi Rasulullah SAW juga pernah ditegur Allah SWT hanya gara-gara terlalu menyayangi seseorang hingga mengambil langkah yang salah menurut agama.
Jadi, udah seharunya bagi kita juga buat berhenti menginginkan seseorang secara berlebihan. Tujuannya buat ngehindarin kita dari salah langkah dan biar gak ditegur oleh Allah SWT. Jadikan kisah-kisah Rasulullah SAW sebagai contoh yang baik dan benar.
Post a Comment for "Mengikhlaskan Seseorang yang Kita Cintai Dalam Islam"