8 Cara Modifikasi Modul Ajar Yang Dapat Anda Lakukan
Setelah memahami apa itu CP dan cara memodifikasi ATP, sekarang kita pelajari modifikasi Modul Ajar. Misalkan, Bapak/Ibu sudah menemukan Modul Ajar referensi yang sesuai dari Platform Merdeka Mengajar atau website budi.kemdikbud.go.id.
Cara Modifikasi Modul Ajar
Lalu apa langkah berikutnya? Nah, kita akan membahas jenis-jenis modifikasi yang dapat dilakukan agar Modul Ajar bisa sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Pertama dan yang terpenting adalah kondisi siswa di kelas.
Artinya, periksa apakah materi dan aktivitas di Modul Ajar sudah sesuai dengan kondisi siswa Bapak/Ibu? Misalnya, apakah konsep ini hal baru atau kompleks untuk siswa? Kalau iya, ada beberapa hal yang mungkin dapat disesuaikan.
Contohnya, durasi waktu dapat diperpanjang dengan menambah jumlah pertemuan. Beberapa pertemuan awal dapat diisi dengan materi dan aktivitas pengenalan konsep. Alur kegiatan juga dapat disesuaikan agar mengikuti langkah yang berurutan dari mudah ke sulit, atau umum ke khusus.
Lalu konsep bisa disederhanakan dengan mengurangi tahapan atau metode yang kurang penting. Tapi, pastikan setelah disederhanakan, konsep tetap dapat tersampaikan secara utuh. Asesmen formatif dapat ditambahkan dalam bentuk LKS di setiap akhir tahapan untuk menguatkan pemahaman siswa.
Sebaliknya, jika materi dinilai terlalu mudah bagi siswa, Bapak/Ibu dapat menambah kedalaman materi atau memberi tugas dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
Bapak/Ibu juga dapat memeriksa kalau ada penggunaan bahasa Inggris atau istilah teknis yang sulit dalam Modul Ajar.
Jika sekiranya ini akan menyulitkan siswa di kelas, maka Bapak/Ibu dapat menerjemahkan kata-kata bahasa asing dan menambahkan penjelasan istilah baru atau sulit, misalnya dengan melengkapi glosarium.
Selanjutnya, apakah aktivitas pembelajaran sudah pas untuk jumlah siswa di kelas?
Contohnya, dalam Modul Ajar dicantumkan tugas presentasi dalam kelompok.
Namun, ternyata bahan presentasi ada banyak dan jumlah siswa per kelompok juga banyak. Di sini risikonya adalah tidak semua siswa mendapat giliran, atau siswa bosan karena menunggu terlalu lama.
Nah, jika demikian, Bapak/Ibu bisa menugaskan presentasi hanya 1 bagian saja bukan semuanya. Atau sebaliknya, jika siswa dalam kelompok terlalu sedikit, Bapak/Ibu bisa menambah materi presentasi atau mengurangi durasi aktivitas untuk tugas kelompok ini.
Kategori modifikasi kedua yaitu kesesuaian sarpras.
Adakah aktivitas pembelajaran di Modul Ajar yang tidak dapat dilaksanakan karena fasilitas di sekolah tidak mendukung? Contohnya, ada aktivitas menonton video, padahal tidak ada laptop dan proyektor di kelas.
Jika demikian, maka jenis aktivitas dan bahan yang disiapkan bisa disesuaikan. Misalnya, untuk mengganti menonton video, Bapak/Ibu bisa menggambar di kertas, papan tulis, atau menggunakan alat peraga.
Berikutnya, bisa juga Bapak/Ibu akan melaksanakan pembelajaran luring namun Modul Ajar ditujukan untuk aktivitas daring. Nah, di sini aktivitas belajar, tugas, dan format materi ajar bisa disesuaikan.
Kategori selanjutnya yaitu pembelajaran berdiferensiasi.
Jika Modul Ajar belum dioptimalkan untuk pembelajaran berdiferensiasi, maka Bapak/Ibu dapat menambahkan beberapa hal.
Alokasikan pertemuan pertama untuk pelaksanaan asesmen diagnostik. Dari hasil asesmen diagnostik, dapat dibentuk misalkan grup paham utuh, paham sebagian, dan tidak paham. Setelahnya, Bapak/Ibu dapat merencanakan tindak lanjut terhadap pengelompokan ini.
Contohnya, berikan peran narasumber pada siswa yang paham utuh agar siswa tersebut dapat membantu teman-temannya yang belum paham utuh.
Selain itu, siswa yang tidak paham dapat diberikan pendampingan khusus atau dititipkan ke kelas bawah. Bisa juga diberikan variasi tugas dengan tingkat kesulitan yang berbeda.
Berikutnya, bagaimana caranya agar pembelajaran jadi lebih menarik dan bermakna?
Salah satu cara mudah adalah dengan menambahkan pertanyaan pemantik dan pemahaman bermakna. Cara lainnya yaitu dengan menambahkan penggunaan teknologi seperti kuis online, atau variasi media pembelajaran.
Kategori kelima yaitu model pembelajaran yang inovatif.
Seperti Project-Based Learning, Problem-Based Learning, Discovery Learning dan lainnya.
Di sini perubahan pada Modul Ajar cukup banyak, mulai dari pengenalan konsep, aktivitas pembelajaran, hasil akhir, asesmen, dan rubrik penilaian.
Tentunya Bapak/Ibu perlu melakukan riset yang cukup mendalam dan menyeluruh untuk melaksanakan penyesuaian ini.
Namun timbal baliknya adalah proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa-siswa Bapak/Ibu, dan peningkatan kemampuan serta kapasitas Bapak/Ibu sebagai guru inovatif.
Bapak/Ibu dapat menambah cakupan seperti aktivitas literasi dan numerasi pada pembelajaran, serta menambahkan muatan lokal.
Aktivitas literasi dapat ditambahkan dengan memberikan teks bacaan beserta pertanyaan-pertanyaan pemahaman, atau tugas untuk menulis opini.
Aktivitas numerasi dapat diberikan misalnya dengan menyajikan informasi dalam bentuk data, grafik, tabel yang perlu diinterpretasikan dan disimpulkan. Adapun muatan lokal dapat diintegrasikan dalam materi atau aktivitas pembelajaran.
Kategori ketujuh yaitu kejelasan penulisan.
Dalam hal ini, periksa keseluruhan dokumen untuk mengidentifikasi bagian yang belum dipahami. Jika perlu, tulis ulang bagian ini, atau tambahkan penjelasan.
Yang penting juga adalah memastikan kesesuaian kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, terutama setelah modifikasi terjadi di beberapa bagian Modul Ajar.
Selain itu, Bapak/Ibu juga dapat menilai apakah arahan yang diberikan baik untuk guru dan siswa dalam Modul Ajar sudah cukup jelas?
Modul Ajar sebaiknya disusun dengan pemikiran akan dibaca dan digunakan oleh rekan guru lainnya. Bapak/Ibu memang diharapkan agar dapat berbagi Modul Ajar yang sudah disusun dengan rekan guru lainnya agar kita semua dapat maju bersama.
Baca juga: Apa itu profil pancasila dan bagaimana contoh penerapannya
Terakhir, kesesuaian dan kelengkapan asesmen.
Sudahkah asesmen menggambarkan ketercapaian belajar seluruh siswa? Jika belum, Bapak/Ibu dapat mengganti misalnya dari tes tertulis menjadi observasi performa atau unjuk keterampilan.
Selain itu, Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan aktivitas dan lembar refleksi siswa, serta melengkapi rubrik penilaian. Nah, itu dia jenis-jenis modifikasi yang dapat dipertimbangkan untuk menyesuaikan Modul Ajar.
Jika memang terlalu banyak modifikasi yang perlu dilakukan, Bapak/Ibu boleh mencari referensi lainnya yang lebih sesuai kebutuhan.
Baik itu untuk menyusun, memodifikasi, ataupun menggunakan Modul Ajar, Bapak/Ibu tentunya perlu belajar dan melakukan riset di awal.
Mungkin memang terasa lebih repot dibanding sebelumnya, tapi Modul Ajar yang tersusun dengan lengkap dan sesuai kebutuhan akan memudahkan Bapak/Ibu ketika melaksanakan pembelajaran nantinya.
Seluruh aktivitas pembelajaran dapat dipastikan terarah menuju tujuan akhir, yaitu ketercapaian tujuan pembelajaran.
Post a Comment for "8 Cara Modifikasi Modul Ajar Yang Dapat Anda Lakukan"