Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Akibat Kecanduan Motivasi dan Self Improvement

Ada seorang pemalas yang akhirnya dia sadar bahwa hidupnya itu sudah berantakan dan kalau seperti itu terus hidupnya itu tidak bisa terselamatkan.

Suatu malam yang dingin, dia berkomitmen untuk berubah, saya harus berubah, saya tidak bisa seperti ini terus, saya harus sukses!!! 

Hingga akhirnya si pemalas itu mulai action mulai follow akun motivasi di Instagram, Facebook, dan mulai subscribe channel motivasi dan pengembangan diri. 

Dia mulai mengkonsumsi materi-materi self-improvement, mulai dari bagaimana hidup teratur, disiplin, dan materi-materi semangat menghadapi masalah hidup.

Obsesi menjadi orang yang lebih baik itu muncul dalam dirinya dan dia mulai mencoba semua yang dia tonton dan berharap hidupnya akan berubah menjadi lebih baik lagi.

Dia sangat semangat, karena sebentar lagi hidupnya akan menjadi indah, sempurna dan bahagia dalam waktu yang singkat. Ketika dia mendapatkan pencerahan, pemikiran baru, motivasi untuk menjalani kehidupan kehidupan yang lebih baik lagi.

Dia langsung berkata dalam hati "waktunya akan segera tiba.... Tunggu saja". Seketika hidupnya pun mulai dirubah, bangun pagi, olahraga, baca buku, media sosialnya dipenuhi dengan status-status  tentang semangat, quote motivasi dan lain-lain.

Supaya semua orang tahu bahwa "saya sudah berubah nih, saya pasti sukses!".

Bahaya kecanduan motivasi

Sehari dua hari masih semangat, seminggu dua minggu masih semangat, masih selalu ikut seminar motivasi dan self improvement. Setelah sebulan, kok utang makin numpuk ya? masalah hidup kok makin lama makin banyak ya?

Ekspektasi tidak sesuai dengan realita ternyata, semua yang diharapkan tidak berjalan dengan baik dan makin kesini dia merasa "saya ini kan sudah bangun pagi, saya sudah olahraga, sudah susun rencana, sudah disiplin selama sebulan ini, kok hidup saya belum berubah-berubah".

Nah, masalah mulai muncul. Dari yang awalnya dia punya sikap optimis dan positif terhadap diri sendiri, berubah menjadi perasaan negatif terhadap diri sendiri.

Disatu sisi, mulai merasa tertekan dengan lingkungannya sendiri. Status dan story-storynya tentang quote motivasi pun mulai jarang. 

Obsesi si pemalas tadi yang mau merubah hidupnya dalam waktu singkatpun menjadi tidak berguna. Dan akhirnya dia merasa motivasi dan apa yang dia pelajari hanyalah omong kosong. 

Apa yang terjadi? dia kembali menjadi pemalas seperti 2/3 bulan yang lalu. Banyak nggak yang seperti itu? Atau mungkin kita lagi merasakan hal yang sama. 

Berlindung Dibalik Motivasi

Pernah tidak, ketika selesai membaca buku self-improvement atau menonton motivasi tiba-tiba saja kita merasa ada yang berubah menjadi lebih baik pada hari itu? Kita merasa kagum dan mendapatkan pencerahan ketika mempelajari sesuatu yang baru? 

Kita merasa telah mencapai sesuatu yang luar biasa dan menyelesaikan hari-hari kita dengan produktif, serasa diri ini memiliki progres dan kemajuan dalam hidup.

 Padahal kita tidak melakukan apa-apa, hanya berdiam diri, membaca buku dan menonton video saja.  Mengkonsumsi materi self-improvement secara terus-menerus dan akhirnya itu yang membentuk ilusi seolah-olah kita itu sudah membuat langkah yang besar dalam hidup kita.

Padahal, gerak saja belum. Hal ini terjadi karena zat dopamin seeking behavior. Dimana individu yang sudah menyukai self-improvement akan ketagihan, ketergantungan, kecanduan, lalu mendapatkan reward berupa informasi atau kalimat-kalimat yang bisa membuka pikiran dia.

Dan hal itu menciptakan ilusi bahwa dia telah menyelesaikan sesuatu yang besar dan serasa dirinya telah melakukan progress. Tetapi, itu hanyalah sebuah ilusi. 

Contohnya, kita terjebak dalam masalah bisnis dan ingin mengawali bisnis, lalu membaca buku motivasi kiat-kiat sukses dalam berbisnis. 

Setelah selesai membaca buku tersebut Kita mendapatkan reward berupa informasi yang membuat pikiran kita tercerahkan dan otak membuat ilusi bahwa kita telah berhasil membuat progres dalam bisnis Kita.

Perasaan bahwa kita telah berhasil melakukan sesuatu yang besar dalam bisnis, bisa kita dapatkan dengan hanya membaca buku bisnis menarik dan menambah wawasan baru, tanpa perlu memeras keringat untuk berjualan dan mempromosikannya.

Terjebak dalam motivasi

Mereka yang kecanduan buku motivasi, self-improvement dan nonfiksi yang lain terjebak dalam teori excessive reading. Sampai-sampai mereka lupa bahwa ada satu hal yang belum mereka lakukan, yaitu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tentunya dengan baik dan benar, serta menghargai proses yang panjang. Rasa senang mendapatkan motivasi dan pemikiran baru serta kepuasan saat mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dialami dalam kehidupan sehari-hari.

Konten-konten self-improvement memberikan hal-hal tersebut dan wajar saja jika ada sebagian orang yang memiliki kecanduan terhadap apa yang berkaitan dengan self-improvement.

Tetapi ada yang menjadi masalah, menurut M.J De Marco dalam bukunya yang berjudul "Unscripted". Seseorang bisa melakukan "action faking" dimana orang tersebut berpikir kalau dia sudah melakukan sebuah progress tetapi sebenarnya tidak sama sekali.

Sesederhana ia lari dari realita kehidupan atau masalah yang sebenarnya dengan menggunakan atau melakukan hal yang lain.

Dalam hal ini para pecandu self-improvement bisa saja mereka mengkonsumsi konten-konten self-help atau motivasi untuk mendapatkan pikiran dan perasaan tersebut yang sebenarnya hanya untuk meredakan stres kehidupan. Juga sebagai pelarian dari sebuah kenyataan.

Jika kita renungkan dengan baik, hidup mereka tidak akan pernah berubah. Mereka juga tidak mau mengubahnya, mereka hanya lari dari permasalahan mereka yang sebenarnya.

Dan mungkin konten self-improvement dan motivasi digunakan sebagai perlindungan diri dari sebuah kenyataan hidup yang menyedihkan.

Motivasi dan action itu penting!

 Jadi apa yang harus kita lakukan? Milikilah alasan untuk merubah hidup yang kuat. Hidup manusia tidak seperti kisah-kisah sinetron yang tiba-tiba bisa berubah dalam waktu singkat, butuh proses dan perjuangan dan butuh waktu yang lama.

Dan itu membutuhkan alasan yang kuat untuk bertahan, melakukan kebiasaan-kebiasaan untuk menjadi sukses bukan hanya sebulan atau dua bulan.

Kalau alasannya dangkal, kita gampang sekali terpengaruh untuk kembali ke habitat awal Kita. Alasan kita untuk sukses harus lebih besar daripada masalah-masalah Kita.

Jadi ketika punya masalah, alasan kita untuk sukses itu akan mengalahkan masalah kita. Jalan menuju sukses itu terjal dan memang betul sekali pintu masuk awalnya Kita harus termotivasi dulu.

 Tapi itu masih langka awal, masih banyak langkah yang harus kita lalui untuk mendapatkan apa yang Kita impikan.

Motivasi itu penting! Tapi, action jauh lebih penting. Karena seribu teori akan kalah dengan satu tindakannya.

Aksa Asri
Aksa Asri Tempatku melamun akan berbagai hal :")

Post a Comment for "Akibat Kecanduan Motivasi dan Self Improvement"