Berkebinekaan Global dalam Profil Pelajar Pancasila
Coba kamu bayangkan teman-teman di kelas dan sekitar rumahmu. Pasti ada ya yang suku atau agamanya berbeda? Indonesia terdiri dari berbagai suku dari Sabang sampai Merauke, dan mengakui lima agama.
Jadi nggak heran kalau di sekelilingmu ada teman dari suku Jawa, Sunda, Batak, Minangkabau, Papua, bahkan Tionghoa, Arab, dan India. Agamanya pun berbeda-beda, dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.
Lalu kalau kamu melihat temanmu yang berbeda, apakah kamu tetap berteman, atau malah tidak mau mendekati? Kalau kamu jawabnya tetap berteman, aku acungkan jempol ya! Artinya, kamu sudah bisa menghargai dan menghormati perbedaan.
Perbedaan yang Menyatukan
Sikap ini penting, supaya kita bisa hidup damai di Indonesia yang masyarakatnya beragam. Saking pentingnya, ada nih Profil Pelajar Pancasila yang namanya Berkebhinekaan Global.
Bhineka artinya keberagaman, global artinya bukan hanya negara sendiri, tapi negara-negara lainnya juga. Wah, jadi bukan hanya keberagaman di dalam Indonesia, tapi juga keberagaman yang berasal dari luar.
Tapi kenapa sih kita perlu peduli dengan nilai dan budaya luar? Ini karena kita hidup di zaman gen-Z, budaya luar sudah masuk ke Indonesia dan ada di mana-mana.
Ada yang masuk lewat film, lagu, berita, YouTube, TikTok, Instagram, dan memengaruhi banyak hal, dari tren pakaian, gaya hidup, hingga pertemanan. Kita nggak bisa lagi hidup seperti katak dalam tempurung, karena kita sudah jadi bagian dari masyarakat global.
Karena nggak bisa dihindari, jadi kita pun harus bijak menyerap nilai dan budaya yang baik, serta menyaring yang kurang sesuai.
So, sebagai pelajar Indonesia, kita mempertahankan budaya luhur dan jati diri bangsa kita sendiri, tapi pada saat yang bersamaan, kita juga berpikiran terbuka ketika mengenal budaya luar.
3 Elemen Kebhinekaan Global
Nah, ada 3 nih kecakapan yang perlu dipupuk dalam kebhinekaan global.
Pertama, mengenal dan menghargai budaya.
Kalau kamu nggak kenal dengan budaya lain, maka mungkin banget kamu punya prasangka yang ternyata salah. Misalnya, kamu berpikir, kok ada ya adat yang menyembah abu leluhur?
Ternyata setelah kamu tanyakan, kamu baru tahu kalau hal ini melambangkan rasa hormat pada orang tua yang sudah berjasa membesarkan kita.
Setelahnya, setiap kamu melihat adat seperti ini, yang kamu pikirkan adalah rasa hormat pada orang tua. Jadi ternyata ada nih nilai positif yang bisa kamu teladani.
Kedua, peka berinteraksi dengan budaya lain.
Bayangkan, kalau ada orang dari suku yang berbeda menyebut budayamu salah, pasti kamu tersinggung kan?
Nah, hal yang sama terjadi kalau kamu yang bersikap seakan-akan adat dan budayamu yang paling benar. Jadi, supaya kita bisa bercakap dengan damai, kamu harus menjaga perasaan lawan bicaramu ya.
Ketiga, refleksi terhadap pengalaman.
Refleksi artinya kamu merenungkan tindakan dan pengalamanmu. Kalau hasilnya positif, seperti persahabatan dan hubungan yang damai dengan teman yang berbeda, maka pasti kamu sudah melakukan hal yang benar.
Sebaliknya, kalau terjadi perpecahan dan rasa sakit hati, mungkin ada hal yang bisa kamu perbaiki ke depannya.
Menanamkan Sikap Kebhinekaan Global
Nah, sekarang ada nih lima hal yang bisa kamu lakukan untuk memupuk sikap kebhinekaan global.
1. Berteman dengan Siapa Saja
Jangan hanya maunya berteman dengan teman yang mirip dengan kita saja. Makin beragam teman kita, tentu makin luas wawasan kita.
2. Tidak Mengganggu Ibadah Orang Lain
Misalnya, ketika bulan puasa, hindari makan di depan temanmu yang sedang berpuasa. Atau ketika temanmu merayakan Nyepi, jangan buat keributan di dekatnya.
3. Belajar Budaya Daerah Lain
Misalnya, kamu bisa belajar gamelan dari temanmu orang Jawa. Atau kamu belajar masak brenebon dari temanmu orang Minahasa.
4. Belajar Bahasa Asing
Contohnya, bahasa Inggris. Dengan menguasai bahasa Inggris, kamu jadi bisa mengerti banyak tulisan, percakapan, video yang membawa banyak wawasan baru. Bangga juga kan kalau kamu bisa menjelaskan budaya lokal ke wisatawan asing dengan lancar!
5. Bijak Bermain Sosmed
Kamu bercakap dengan orang lain tidak hanya ketika tatap muka, tapi lewat sosmed juga. Malah lebih beragam orang yang bisa kamu temui lewat sosmed.
Sikap peka yang sama harus kamu terapkan baik itu tatap muka atau daring. Malu dong kalau orang Indonesia dianggap tertutup dan kurang berwawasan oleh orang luar negeri.
Nah, kamu sekarang sudah lebih mengerti ya tentang menghargai dan menghormati keberagaman. Keberagaman itu indah kok teman kece, jangan jadikan perbedaan ini sebagai penghalang pertemanan ya!
Post a Comment for "Berkebinekaan Global dalam Profil Pelajar Pancasila"