Dongeng Anak Bahasa Indonesia Tentang Lobak Raksasa
Lobak Raksasa
Di daerah Cipanas, hiduplah seorang pria paruh baya yang bernama Pak Muhlis. Pak Muhlis punya kebun lobak yang dikerjakannya dengan rajin.
Setelah bekerja keras selama bertahun-tahun, kebun Pak Muhlis menghasilkan lobak yang banyak. Ia pun menjadi orang yang sukses.
Namun, setelah sukses ternyata Pak Muhlis menjadi pongah. Ia menganggap kalau dirinyalah yang paling rajin dan mampu dibanding para petani lobak lainnya.
"Dengan kemampuanku, aku bisa melakukan apapun yang aku mau. Aku tidak butuh bantuan siapa pun!" ucap Pak Muhlis suatu hari.
Saat itu juga, seorang peri kebetulan lewat dan mendengar ucapan Pak Muhlis. "Sombong sekali manusia itu" pikir sang Peri. Terbersit di benaknya untuk memberi pelajaran pada Pak Muhlis.
Ketika mengedarkan pandangannya ke arah kebun Pak Muhlis, ia mendapatkan ide. ”Kita lihat apakah kau benar-benar tidak membutuhkan bantuan orang lain” ujar Peri seraya mengucapkan mantra di hadapan sebuah tanaman lobak di kebun.
Beberapa saat kemudian, Pak Muhlis berangkat ke kebun seperti biasa. “Saatnya memanen lobak!” seru Pak Muhlis. Pria itu mulai mencabut lobak satu per satu tanpa kesulitan.
Tibalah ia di hadapan lobak yang telah diberi mantra oleh Peri. “Huh? Kenapa lobak ini sulit sekali dicabut?” gumam Pak Muhlis.
Ia telah mengerahkan seluruh tenaganya untuk mencabut lobak itu. Namun, lobak itu tetap tidak bergeming dari tempatnya.
"Aku harus memanggil istriku. Fatimah! Sini! Cepat tolong aku mencabut lobak ini!" Bu Fatimah yang datang menghampiri suaminya diminta untuk memegang pinggang Pak Muhlis.
Setelah itu, mereka berdua pun mencoba untuk mencabut lobak itu. Namun, hasilnya tetap nihil. Pak Muhlis amat heran. Ia berhenti sejenak dan menyeka peluhnya.
Ketika ia hendak melanjutkan usahanya, ia melihat dua tetangganya, Pak Ilham dan Bu Marti. "Pak Ilham! Bu Marti! Tolong ke sini bantu aku! Aku kesulitan mencabut lobak!"
Pak Ilham dan Bu Marti segera mendekat. Mulanya, hanya Pak Ilham yang turun tangan menolong Pak Muhlis untuk mencabut lobak.
Ketika kedua pria dewasa itu tetap gagal mencabut lobak, Bu Marti dan Bu Fatimah pun datang membantu.
Dengan usaha keras dari keempat orang ini, perlahan-lahan lobak tercabut. Ternyata, lobak itu amatlah besar! Pantas, susah sekali mencabutnya.
Empat orang dewasa itu terduduk lunglai di tanah. Mereka kelelahan setelah mencabut lobak raksasa. Akan tetapi, mereka senang. Akhirnya, suatu masalah terselesaikan. Pak Muhlis dalam hati bersyukur masih ada orang-orang yang bisa membantunya.
"Apa jadinya kalau mereka tidak membantuku? Aku pasti tak akan mampu mencabut lobak ini. Ternyata, aku tetap membutuhkan bantuan orang lain,” pikir Pak Muhlis.
Pak Muhlis segera bangkit dan membagi lobak raksasa untuk diberikan kepada Pak Ilham serta Bu Marti.
"Ini bagian lobak untuk kalian. Terima kasih banyak ya, Pak, Bu. Kalian sangat membantuku."
"Sama-sama Pak Muhlis. Kami senang bisa menolong. Sebagai sesama manusia, sudah selayaknya kita tolong-menolong. Terima kasih atas lobaknya, ya." balas Pak Ilham.
Melihat empat orang dewasa bercakap-cakap di kebun lobak itu, Peri tersenyum dan terbang menjauh.
Baca juga: Dongeng Pendek: Kisah Ayam Yang Terabaikan
Sekarang kita coba jawab pertanyaannya berikut yuk!
1. Setelah bekerja keras selama bertahun-tahun...
A. Pak Muhlis mendai orang paling sukses didesanya
B. kebun Pak Muhlis menjadi makin subur dan beragam
C. Pak Muhlis tidak butuh lagi bantuan siapapun juga
D. kebun Pak Muhlis menghasilkan lobak yang banyak
2. Pelajaran yang diberikan Peri kepada Pak Muhlis bertujuan agar ....
A. lobak Pak Muhlis makin banyak dan subur
B. lobak di kebun Pak Muhlis menjadi sulit dicabut
C. Pak Muhlis tidak lengah dan terus bekerja keras
D. Pak Muhlis sadar kalau ia tetap butuh orang lain
3. Sebagai pelajar, tuliskan satu contoh perbuatan yang dapat kamu lakukan untuk menerapkan pesan moral dalam kisah Lobak Raksasa!
Oke, kalau kamu menyimak ceritanya dengan baik pasti bisa jawab ketiga pertanyaannya.
Post a Comment for "Dongeng Anak Bahasa Indonesia Tentang Lobak Raksasa"