Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cerita Rakyat: Legenda Sang Penunggu Bulan (Jawa Barat)

 Dahulu kala di Kerajaan Pakuan, hidup dua gadis muda yang bersahabat karib meski berbeda status. Dua gadis itu adalah Endahwarni dan Anteh. 

Endahwarni adalah penerus takhta kerajaan, sedangkan Anteh adalah putri seorang dayang. Namun, Endahwarni telah menganggap Anteh adiknya sendiri. 

Cerita Rakyat Sang Penunggu Bulan

Suatu hari, Endahwarni dijodohkan dengan putra adipati dari Kadipaten Wetan, Pangeran Anantakusuma. Endahwarni merasa takut karena ia akan dinikahkan dengan pemuda yang belum pernah ia temui.

Anteh pun berusaha menenangkannya. Ia tak menyangka kalau nasib mereka bertiga akan terikat erat di masa depan.

Keesokan harinya, Anteh mengumpulkan bunga untuk sanggul Endahwarni. Melihat aneka bunga bermekaran dan kupu-kupu yang beterbangan, Anteh pun bersenandung dengan gembira.

Tanpa disadarinya, seseorang mengamati dari kejauhan. Orang itu adalah Anantakusuma, calon suami Endahwarni. Anantakusuma terpesona dengan suara merdu dan paras cantik Anteh. Anantakusuma menyangka kalau Anteh adalah Endahwarni yang akan dinikahinya.

Hari berganti dan waktu perjamuan nikah tiba. Adipati dan Anantakusuma datang ke Kerajaan Pakuan. Di sana, Anantakusuma kecewa karena Endahwarni bukanlah gadis yang ia lihat di taman.

Ternyata, gadis di taman itu adalah Anteh, pelayan istana. Mata Anantakusuma hanya melihat ke arah Anteh saja saat jamuan. Rupanya, hal itu tak luput dari perhatian Endahwarni.

Setelah perjamuan, Endahwarni memanggil Anteh ke kamarnya. Dengan rasa cemburu, Endahwarni menuduh Anteh menggoda Anantakusuma. Endahwarni kemudian mengusir Anteh.

Dengan pedih hati, Anteh pergi dari istana. Ia pulang menuju kampung halaman ibunya. Di sana, ia tinggal di rumah pamannya. Tak lama kemudian, ia menikah dengan seorang pemuda dan memiliki anak.

Suatu hari, kereta kuda datang di depan rumah paman Anteh. Putri Endahwarni turun dari kereta itu. Ketika Putri di hadapan Anteh, ia menangis.

"Aku sudah lama mencarimu, Anteh! Ke mana saja kau selama ini?

Maafkan aku Anteh. Saat itu aku kalap sehingga aku mengusirmu walaupun kau tak bersalah,” ucap Endahwarni.

Ternyata Anteh merasa bersalah dan ingin mengundang Anteh kembali ke istana dengan keluarganya. Setelah dibujuk Endahwarni, akhirnya Anteh bersedia. Ia dan keluarganya bertolak ke istana Pakuan bersama Putri. Di sana, mereka tinggal di tempat tinggal pemberian Putri. 

Namun, Anteh masih segan terhadap suami Endahwarni, yaitu Pangeran Anantakusuma. Walaupun lama tak berjumpa, Pangeran itu rupanya masih menyukai Anteh. Bibit-bibit cinta tumbuh kembali di hatinya.

Pada suatu malam, Anantakusuma melihat Anteh dan kucingnya Candramawat ketika berjalan-jalan di istana.

“Anteh!” panggilnya.

Anteh terkejut melihat Pangeran.

"Iya, Tuan. Ada apa gerangan Tuan memanggil saya?"

Tak kuat lagi menahan perasaannya, Anantakusuma berujar,

"Anteh, tahukah kau kalau aku sudah mencintaimu sejak pertama kali aku melihatmu? Sampai sekarang, aku juga masih mencintaimu."

Anteh terperangah.

"Pangeran, Anda tak boleh berkata seperti itu. Anda adalah suami Putri Endahwarni, kakakku.

Jika Anda menyakitinya, sama saja Anda menyakitiku." kata Anteh sembari memeluk Candramawat.

"Tapi, aku tak bisa melupakanmu. Kau harus menjadi milikku, Anteh. Kemarilah!" ujar Anantakusuma sembari mendekati Anteh.

Anteh yang takut segera berlari menjauhi Anantakusuma. Saat berlari dari kejaran pangeran itu, Anteh berdoa, 

”Tolonglah hamba agar dapat lolos darinya, Tuhan.”

Tiba-tiba muncul seberkas cahaya rembulan yang bersinar terang. Cahaya itu membawa tubuh Anteh dan Candramawat ke langit malam. Anantakusuma hanya dapat memandang Anteh menjauh semakin tinggi ke bulan.

Tinggal di bulan, Anteh dapat berlindung dari kejaran Anantakusuma. Namun sewaktu-waktu, ia merasa sangat rindu pada keluarganya.

Baca juga: Dongeng Lutung Kasarung dan Purbasari

Di saat seperti ini, ia menenun kain untuk dijadikan tangga ke bumi. Sayangnya, kain itu tak pernah selesai karena Candramawat selalu merusaknya. Lama kelamaan Anteh pun menjadi penghuni rembulan.

Aksa Asri
Aksa Asri Tempatku melamun akan berbagai hal :")

Post a Comment for "Cerita Rakyat: Legenda Sang Penunggu Bulan (Jawa Barat)"