Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pemikiran Stoikisme: Filosofi Hidup Tenang dan Bahagia

 Yunani, abad 3 sebelum masehi. 2300 tahun yang lalu. Seorang pedagang yang bernama Zeno melakukan perdagangan dari pelabuhan satu ke pelabuhan lain untuk menjual barang yang sangat mahal kala itu.

Dan barang tersebut akan membuatnya kaya-raya setelah menjual semuanya, tapi sialnya kapal zeno yang mengangkut barang-barang mahal mengalami karam dan mengakibatkan barang bawaanya tenggelam bersama kapalnya.

Untungnya zeno selamat dari musibah itu. Meski selamat, hidupnya sekarang berubah menjadi orang miskin karena harta yang dibawanya tenggelam.

Dalam perjuangan di kondisi kemiskinan, zeno juga sering mengunjungi penjual buku di Athena. Kemudian dia menemukan buku yang mengenalkannya dengan pemikiran seorang filsuf bernama socrates.

Mengenal Filosofi Stoikisme

Pemikiran Socrates: hidup bahagia secara rasional

Pemikiran socrates tentang hakikat kehidupan manusia dengan pendekatan rasionalisme dan kajiannya tentang kebahagiaan dan kebajikan membuatnya jatuh cinta dalam pemikiran tersebut.

Dengan semangat diapun menanyakan ke penjual buku, siapa kira-kira yang memiliki pemikiran sama seperti buku yang ia baca.

Si penjual buku memberitahu Zeno untuk menemui Crates dari Thebes. Zeno pun mencari Crates dan menjadi muridnya. 

Bertahun-tahun belajar ilmu filsafat dengan crates, zeno mengajar sendiri tentang filsafat dan ajaran filsafat tersebut dikenal sebagai stoikisme.

Mengenal Filosofi Stoikisme

Filosofi yang sudah dilakukan oleh banyak orang sejak 2300 tahun yang lalu, meskipun sudah ribuan tahun yang lalu, namun filosofi ini masih releven dijaman modern ini dan bisa dipraktekan dengan mudah untuk kita.

Para filsuf stoic memandang kebahagiaan itu bukan untuk dikejar. Mereka lebih berfokus bagaimana kita bisa mengurangi emosi-emosi negatif seperti; marah, stress, sedih, dan galau.

Baginya, emosi negatif tersebut bisa diobati dengan filosofi. Dalam menghadapi suatu masalah, kamu harus melihat masalah itu, secara rasional dan dengan pikiran jernih.

Contoh nih, ketika kamu baru ditinggalkan orang yang kamu sayangi, pasti ada pikiran-pikiran seperti; gimana hidupku setelah ini, apa yang harus kulakukan, tanpanya hidupku hanya kehampaan diruang kosong tak berujung.

Kan alay, dan ujung-ujungnya gila. Coba dengna pikiran logis, seperti oke... meski ditinggalkan dia, aku masih bisa bernafas, masih bisa makan enak, malah biasanya makan sepiring berdua sekarang bisa kenyang makan sendiri.

Memang dia doang yang cocok buat aku?? malah kalau dicocok-cocokin bakal gak sehat.

Diajaran stoik, apapun dan siapapun yang meninggalkan kita, selama tidak berdampak di kehidupan kita, kita masih bisa bernafas, kita masih sehat, kita masih hidup, relakan semua dengan lapang dada. Sedih kehilangan itu wajar, tapi jika sampai berlarut-larut itu yang tidak wajar.

Baca juga: Self Awareness: Seni untuk memahami diri 

Dikotomi Kendali

Suatu masalah dibedakan menjadi 2, ada hal yang dalam kendali kamu, dan ada hal yang diluar kendali kamu. Hal tersebut bernama, dikotomi kendali.

Beberapa masalah yang diluar kendali kamu adalah perasaan orang kepada kamu, kejadian dimasa depan yang bisa mencelakaimu di jalan, jalang macet, dosen killer dan lain sebagainya.

Hal tersebut tidak bisa kamu kendalikan, dan gak perlu dipikirin, hal yang memang diluar kendali kamu. Fokus hanya kepada hal yang memang bisa kamu kendalikan.

Contohnya, jika ingin perasaan orang senang kepada kamu; banyak senyum, baik hati dan tidak sombong. Kalau masih gak disukain juga, ya tonjok orangnya. Ehmmm.. maksudnya, biarin aja karena itu sudah diluar kendali kamu.

Jika dosenmu marah-marah nggak jelas sama kamu, marahin balik. Eh, maksudnya biarin aja, karena itu sudah diluar kendali kamu. 

Hal lain yang sering kita abaikan yang ada didalam kendali adalah perasaan kita, timbal balik kita terhadap suatu masalah, dan pikiran kita terhadap masalah tersebut.

Melihat masalah dalam sudut pandang yang lebih luas

Jika kamu kehilangan uang Rp.100.000 hari ini, coba lihat berapa banyak tabungan saldo di ATM kamu. Bisa saja uang Rp.100.000 mu tidak sebanding dengan jumlah tabungan kamu.

Kalau saldo di ATM kosong, kamu bisa bersyukur diberi anugrah dengan mata yang sehat saldo kamu yang kosong itu, berapa banyak orang yang tidak diberi kelebihan mata yang sehat seperti kamu, dan hal lainnya yang bisa kamu syukuri.

Lihat berapa banyak hal yang kamu dapat hari ini dan masih kamu miliki daripada melihat hal yang sudah hilang atau tidak kamu miliki.

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Konsentrasi dan Fokus

Masalah adalah skenario alam semesta

Percayalah, masalah adalah suatu skenario untuk membuat kamu lebih baik lagi. Tanpa adanya masalah, manusia tidak mungkin mau berkembang.

Dalam ajaran stoik, kita harus selaras dengan alam dan masalah adalah hal lumrah yang terjadi dan memang skenario supaya hidup kamu bisa bertumbuh. Dibalik masalah akan ada pengalaman baru, kesempatan baru dan peluang baru. 

Intinya, filosfi stoik adalah filosofi tentang bagaimana kita bisa selaras dengan alam dan masalah di kehidupan adalah bagian dari alam. Tidak mungkin kita bisa menghindarinya, yang bisa kita lakukan adalah bersikap rasional dengan masalah-maalah tersebut.

Tidak mengedepankan emosi yang malah akan menghancurkan hidup kita. Menjadi tenang karena tahu hal yang memang bisa dikendalikan atau tidak.

Tidak terlalu overthinking dalam setiap hal, untuk itulah manusia telah diberikan nalar dan pikiran supaya kita bisa menjadi penyeimbang di alam semesta dan tidak berbuat kerusakan.

Stoikisme bukanlah agama, tapi sudut pandang berbeda dalam menjalani kehidupan.

Aksa Asri
Aksa Asri Tempatku melamun akan berbagai hal :")

Post a Comment for "Pemikiran Stoikisme: Filosofi Hidup Tenang dan Bahagia"